Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Myanmar-Bangladesh Mulai Repatriasi, Rohingya Melarikan Diri

image-gnews
Seorang perempuan Rohingya bersama dengan pengungsi lain membawa kertas yang isinya menuntut keadilan, saat aksi damai di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu, 25 Agustus 2018. Tahun lalu, sekitar 700 ribu orang Rohingya mengungsi ketika militer Myanmar melaksanakan operasi di Negara Bagian Rakhine. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Seorang perempuan Rohingya bersama dengan pengungsi lain membawa kertas yang isinya menuntut keadilan, saat aksi damai di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu, 25 Agustus 2018. Tahun lalu, sekitar 700 ribu orang Rohingya mengungsi ketika militer Myanmar melaksanakan operasi di Negara Bagian Rakhine. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Repatriasi atau pemulangan kembali ratusan ribu pengungsi etnis Rohingya dari kamp di Bangladesh ke Myanmar yang dimulai pekan ini disambut oleh puluhan pengungsi dengan melarikan diri dari Kamp. Mereka menghindar dideteksi dan dipaksa pulang.

Para pengungsi Rohingya beralasan khawatir keselamatan jiwa raga mereka jika harus kembali ke Myanmar. Yang mereka tuntut adalah pengakuan atas hak asasi mereka dan pemberian status warga negara Myanmar.

Baca: Kisah Kejamnya Tentara Myanmar Membantai Etnis Rohingya

"Sebagian besar orang yang ada dalam daftar telah melarikan diri untuk menghindar dipulangkan," kata Abdus Salam, pemimpin pengungsi Rohingya di Jamtoli, sekitar 40 kilometer arah tenggara Cox's Bazar di Bangladesh kepada Reuter, 13 November 2018.

Sesuai jadwal yang disepakati pemerintah Bangladesh dan Myanmar, pemulangan kembali pengungsi Rohingya dimulai secara resmi pada 15 November untuk 2.000 pengungsi.

Myanmar mengatakan siap untuk menerima kembali pengungsi Rohingya yang melarikan diri tahun lalu akibat operasi militer di Rakhine, tempat tinggal mereka.

"Itu tergantung pada negara lain (Bangladesh), apakah ini benar-benar akan terjadi atau tidak. Tapi pihak kita harus siap. Kami telah melakukan itu.” kata Win Myat Aye Menteri Kesejahteraan Sosial dan Pemukiman Sosial Myanmar mengatakan saat konferensi pers.

Anak-anak pengungsi Rohingya menikmati sebuah wahana kapal ferris yang belum sempurna saat merayakan Hari Raya Idul Adha di kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh, Rabu, 22 Agustus 2018. Para pengungsi Rohingya ini meninggalkan tempat tinggalnya di Myanmar untuk menghindari kekerasan dan penumpasan besar-besaran. (AP Photo/Altaf Qadri)

Baca: PBB Minta Repatriasi Pengungsi Rohingya ke Myanmar Dibatalkan

Bangladesh menjelaskan, pihaknya tidak akan memaksa siapapun untuk pulang ke Myanmar. Bahkan Bangladesh telah meminta Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, UNHCR, memverifikasi apakah Rohingya yang terdaftar untuk ikut repratriasi memang bersedia untuk pulang.

Firas Al-Khateeb sebagai perwakilan UNHCR di Bangladesh mengatakan, upaya yang dimintakan pemerintang Bangladesh belum dimulai. Kondisi di Rakhine belum aman bagi para pengungsi Rohingya untuk kembali. Sebagian warga Budha Myanmar juga telah memprotes kembalinya Rohingya.

"Orang-orang sangat takut diidentifikasi, mereka menghindari salat Jumat di masjdi," kata seorang pengungsi Rohingya yang melarikan diri bersama keluarganya dari Jamtoli ke kamp besar Kutupalong karena menolak dipulangkan.

Menurut UNHCR, pengungsi Rohingya sebaiknya diizinkan untuk pergi dan melihat langsung kondisi di Myanmar sebelum mereka memutuskan akan kembali.

Baca: ICC Periksa Jenderal Myanmar, Biksu Wirathu Janji Angkat Senjata

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Myanmar harus mengizinkan para pengungsi ini untuk melakukan kunjungan tinjauan kembali tanpa prasangka terhadap hak mereka untuk kembali di kemudian hari," kata UNHCR dalam sebuah pernyataan.

Komisaris bantuan repratriasi Bangladesh, Abu Kalam berharap proses repatriaasi yang berlangsung mulai 15 November dilakukan secara sukarela.

"Pemulangan akan bersifat sukarela. Tidak ada yang akan dipaksa untuk kembali," ujarnya.

Menurut Menteri Myanmar Win Myat Aye, persiapan telah dilakukan untuk 2.251 orang yang akan diangkut ke dua pusat transit dengan perahu. Kelompok berikutnya sebanyak 2.095 orang dapat menyusul kemudian melalui jalan darat.

Aktivis Kaum Profesional bagi Kemanusiaan Rohingya membentangkan poster bergambar Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi saat beraksi di depan Kedutaan Besar Myanmar, Jakarta, 2 September 2017. Mereka meminta pemerintah mengusir Dubes Myanmar dari Indonesia dan menarik Dubes Indonesia untuk Myanmar menyusul tragedi kemanusiaan muslim Rohingya di negeri peraih Nobel Perdamaian tersebut. ANTARA FOTO

Baca: Hasil Temuan AS, PBB, Uni Eropa di Myanmar: Genosida Rohingya

Setelah diproses, mereka akan dikirim ke pusat lain di mana mereka akan ditampung, diberi makan, dan diminta untuk membangun rumah melalui skema bekerja dan dibayar.

Etnis Rohingya yang kembali hanya diizinkan untuk melakukan perjalanan dalam kotapraja Maungdaw, salah satu dari tiga wilayah yang mereka hindari.

Lebih dari 700.000 Rohingya melarikan diri dari penumpasan tentara di Myanmar tahun lalu. Mereka mengatakan tentara dan warga Budha setempat membantai keluarga, membakar ratusan desa, dan melakukan pemerkosaan.

Penyidik yang diberi mandat PBB menyelidiki situasi di Rohingya menuding tentara Myanmar berniat melakukan genosida dan pembersihan etnis Rohingya.

Namun Myanmar menyangkal hampir semua tuduhan dan mengatakan pasukan keamanan memerangi teroris, yakni gerilyawan Rohingya yang menyebut diri mereka Arakan Rohingya Salvation Army mendahului penindasan itu.

REUTERS | NPR | MIS FRANSISKA DEWI 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

12 jam lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

1 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

6 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

7 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

9 hari lalu

Pengungsi etnis Rohingya membawa bantuan paket Lebaran dari Human Appeal Australia di tempat penampungan bekas kantor Imigrasi di Desa Blang Mee, Blang Mangat, Lhokseumawe, Aceh, Selasa, 9 April 2024. Paket Lebaran yang berisi bahan pokok makanan harian itu diberikan kepada 252 jiwa pengungsi etnis Rohingya untuk menyambut Idul Fitri 1445 H di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya


Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

12 hari lalu

Julie Bishop. Reuters
Mantan Menlu Australia Julie Bishop Ditunjuk Sebagai Utusan Khusus PBB untuk Myanmar

Mantan menlu Australia Julie Bishop ditunjuk sebagai utusan pribadi Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk Myanmar.


Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting


5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

15 hari lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
5 WNI Terjerat Online Scam di Myanmar

Kementerian Luar Negeri sedang bekerja sama dengan KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menangani kasus lima WNI terjerat online scam.


Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

21 hari lalu

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia, Jose Tavares. ANTARA/HO-KBRI Moskow.
Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia


Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

23 hari lalu

Fadli Zon Dorong Perdamaian Myanmar

Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, memimpin pertemuan bilateral yang penting dengan Delegasi Parlemen Myanmar dalam Pengasingan di Sidang Parlemen Dunia (IPU) di Jenewa, Swiss.