Hal senada diungkapkan Direktur Program Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Ario Bimo. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini mengatakan, tak adanya perdebatan substansif di kampanye pilpres lantaran memang belum ada wadah yang memungkinkan terjadinya hal tersebut.
Baca: Ma'ruf Amin Tegaskan Budek dan Buta untuk Orang Ingkari Kenyataan
Menurut Ario, perdebatan substantif soal program itu akan muncul jika Komisi Pemilihan Umum mulai menggelar debat resmi. Dia pun meminta pernyataan kandidat capres-cawapres belakangan ini tak dipersoalkan. "Kalau ada statement-statement dari kandidat, itu bukan suatu hal yang harus disalahkan," kata Ario kepada Tempo.
Ario mengatakan, pernyataan Jokowi dan Ma'ruf adalah upaya pasangan nomor urut 01 itu agar masyarakat tidak "sontoloyo" dan buta-tuli terhadap capaian pemerintah. "Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf hanya mengajak agar berpolitik jangan seperti itu."
Kendati begitu, Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Sunanto mengatakan pernyataan-pernyataan semacam itu sebaiknya dihindari lantaran tak mencerdaskan. Sunanto berujar, kedua pasang kandidat seharusnya mulai berfokus menyampaikan kapasitas dan apa yang mereka tawarkan.
Sunanto mengatakan, diksi-diksi dalam pernyataan para kandidat ini bisa saja tidak melanggar ketentuan Pemilu. Namun, kata dia, para calon pemimpin itu harus menimbang etika sebelum melontarkan ucapan-ucapan. "Secara pelanggaran tidak bisa langsung ditetapkan, tapi soal bagaimana etika dan menjaga moral pemilih," kata Sunanto.
DEWI NURITA