Juru bicara FPI, Munarman, mengatakan draf tuntutan politik yang dibeberkan oleh Yusril Izha itu merupakan rancangan lama yang batal dipakai. "Itu bukan draf yang kami bahas. Draf itu enggak jadi dipakai," kata Munarman saat dihubungi Tempo pada Jumat, 9 November 2018.
Baca: Yusril Ihza Mahendra: Rizieq Shihab Pun Tak Bisa Telepon Prabowo
Draf lama itu diduga kurang komprehensif. Maka, ia mengatakan tim penyusun yang mayoritas adalah ulama Ijtima mengubah isi poin-poin tersebut. Munarman enggan memaparkan poin-poin yang diubah. Ia hanya menyebut, draf baru itu lebih detail dan merujuk pada hal-hal bersifat operasional
Munarman mengatakan tugasnya hanya mengkomunikasikan hasil draf baru itu kepada Rizieq. Ia mengaku tak tahu-menahu ke mana draf itu nanti akan berlabuh. Apakah langsung disampaikan kepada Prabowo atau tidak. “Ada teman lain yang akan mengkomunikasikannya dengan Prabowo Subianto,” katanya. Munarman memastikan tugasnya tak sampai memasuki wilayah interaksi dengan Prabowo.
Simak: Yusril Sebut Alumni 212 Ikut Susun Tuntutan Politik untuk Prabowo
Draf baru ini juga masih menyertakan PBB, partai besutan Yusril Ihza, sebagai koalisi pendukung Prabowo - Sandiaga. Kini, draf telah sampai di tangan Rizieq Shihab. "Rabu pekan lalu saya sampaikan ke Habib Rizieq di Arab Saudi. Habib bilang bagus," kata Munarman.