Rancangan yang beredar ini berisi lima poin tuntutan koalisi keumatan untuk Prabowo. Point pertama menyatakan partai politik di kubu Prabowo akan saling membantu mengamankan suara minimal 4 persen sesuai dengan ambang batas parlemen.
Simak: Yusril Soal Prabowo: Dukung Terus Tapi Enggak Ada Dukungan Balik
Kemudian, poin kedua menyebut, partai koalisi perlu memetakan potensi perolehan suara partai politik di tiap daerah pemilihan secara lebih mikro. Selanjutnya, dalam poin ketiga, anggota partai koalisi perlu mendidik kadernya agar bersikap militan, cerdas, dan mengunggulkan argumen ketika berdebat.
Poin keempat, aliansi memandang perlunya relawan saksi di masing-masing tempat pemungutan suara. Relawan itu akan bekerja di 801.839 TPS. Sedangkan pada poin kelima, partai koalisi bersepakat mencegah terjadinya kecurangan dalam Pemilu 2019. Aliansi memandang perlunya pengembangan sistem data penghitungan suara berbasis keamanan di masing-masing TPS.
Menurut Yusril, rancangan ini termasuk dari bagian bagaimana dia dan koalisi keumatan ingin mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. "Saya dari 2014 dukung Pak Prabowo," kata Yusril, Jumat, 9 November 2018.
Simak: Sandiaga Siap Menjembatani Komunikasi Yusril dan Prabowo
Yusril bersama PBB loyal menyatakan dukungan itu sampai awal masa pemilihan presiden atau Pilpres. Namun, ia mengaku tak pernah diundang dalam rapat koalisi. "Kalau kami dukung terus, tapi enggak ada dukungan balik, ya bagaimana?" kata dia.
Baca kelanjutannya: Bagaimana reaksi kubu Prabowo terhadap bola liar Yusril