Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Amerika Beri Sanksi Ekonomi, Ini Siasat Iran

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Iran Hassan Rouhan bersantap siang dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di sebuah hotel di Paris, Prancis, pada Januari 2016, dalam rangkaian tur ke sejumlah negara di Eropa. pri.org
Presiden Iran Hassan Rouhan bersantap siang dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di sebuah hotel di Paris, Prancis, pada Januari 2016, dalam rangkaian tur ke sejumlah negara di Eropa. pri.org
Iklan

TEMPO.CO, Teheran – Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan Iran mengecam sanksi ekonomi baru yang dikenakan pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kepada negaranya. Sanksi itu dinilai lebih banyak menyasar warga biasa dan perusahaan swasta.

Baca:

Amerika Beri Sanksi ke Iran, 5 Negara dan Uni Eropa Menolak

 

Sanksi AS ini tidak hanya mengenai sektor minyak, tapi juga industri transportasi kapal dan industri keuangan. “Musuh menarget ekonomi kita. Target utama dari sanksi ini adalah rakyat kita. Ini merupakan perang ekonomi terhadap Iran,” kata Rouhani pada Senin, 5 November 2018 waktu setempat.

Menurut Rouhani, Iran bakal tetap mampu menjual minyak meskipun ada tekanan dari Amerika agar negara-negara pengimpor minyak menghentikan pembelian dari Iran. “Kita akan terus menjual minyak kita untuk mematahkan sanksi-sanksi ini,” kata dia.

Baca:

Menlu Iran Sebut Amerika Terisolasi, Sanksi Menyasar Warga Biasa

Meskipun ingin mengenakan tekanan besar kepada Iran untuk mengurangi pendapatan negara dari hasil penjualan minyak bumi, Trump tetap memberikan pengecualian kepada delapan negara plus Irak untuk tetap bisa mengimpor minyak mentah dari Iran hingga mereka bisa menemukan sumber impor baru.

Ini membuat tekanan terhadap Iran berkurang dari tekanan maksimum yang direncanakan sebelumnya. Artinya, pemerintah Iran tetap bisa menjual minyak mentah kepada 9 negara yaitu Cina, India, Korea Selatan, Yunani, Italia, Taiwan, Jepang, Turki, dan Irak.

Irak dan Turki, yang juga merupakan negara di kawasan Timur Tengah seperti Iran, mendapat pengecualian dari AS sehingga bisa terus membeli minyak dan gas dari Iran. Ini dilakukan agar ekonomi kedua negara tidak terganggu pertumbuhannya. Dan pengecualian ini memberikan kesempatan bagi pemerintah Iran untuk mengisi kantong penerimaan negara.

Baca:

Amerika Kenakan Sanksi Baru kepada Iran, Menyasar Minyak

Menteri Luar Negeri Pompeo mengatakan pengecualian ini diberikan kepada negara yang telah mengurangi pembelian minyak mentah dari Iran. Dan pengecualian ini berlaku hingga 180 hari. “Ini untuk memastikan suplai minyak di pasar,” kata Pompeo.

Selain dari menjual minyak kepada 9 negara yang mendapat pengecualian ini, Iran juga memiliki kesepakatan dengan Rusia. Kesepakatan penjualan minyak ini dibuat pada 2014. Meskipun Rusia juga memproduksi minyak, negara ini ‘membeli’ minyak dari Iran untuk kembali dijual ke negara ketiga.

Hasil penjualan ini digunakan oleh Iran untuk membayar berbagai impor barang dan jasa dari Rusia.

Baca:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rusia sendiri telah terkena berbagai sanksi dari Amerika terkait sejumlah isu seperti aneksasi wilayah Ukraina yaitu Crimea, penyerangan agen ganda Sergei Skripal di Salisbury Inggris, dan tudingan berupaya mengintervensi pemilu AS pada 2016 untuk memenangkan Donald Trump. Kecuali isu Crimea, Moskow berulang kali membantah terlibat.

“Kami telah hidup dalam kondisi terkena sanksi. Kami tidak mengakui sanksi sepihak tanpa dukungan PBB. Kami menganggap metode itu sebagai ilegal,” kata Alexander Novak, menteri Energi Rusia, seperti  dilansir Aljazeera, soal dukungan negaranya kepada Iran.

Pada saat yang sama, Uni Eropa menyatakan tetap mendukung berlakunya kesepakatan nuklir Iran atau Joint Comprehensive Plan of Action, yang diteken pada 2014. Dukunga UE ini sangat berarti bagi Iran karena negara-negara di kawasan ini haus akan minyak dan gas untuk menyalakan mesin industrinya.

Baca:

 

Dalam pernyataan menanggapi sanksi AS ini pada pakhir pekan lalu, Uni Eropa menyesalkan keputusan itu dan akan berupaya memastikan perdagangan resmi dengan Iran terus berlanjut.

“Keteguhan kolektif kami untuk menyelesaikan ini tidak tergoyahkan,” begitu bunyi pernyataan bersama Uni Eropa, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Uni Eropa dikabarkan sedang menyiapkan sistem pembayaran perbankan alternatif untuk memudahkan transaksi jual beli antara perusahaan dari Eropa dengan mitra dari Iran.

Ini karena AS mengancam SWIFT, yang memproses transaksi keuangan perbankan antarnegara, untuk tidak memproses transaksi keuangan dari perbankan Iran. Jika melanggar, SWIFT yang berbasis di Belgia, bakal terkena sanksi juga.

Baca:

Media New York Times melansir ada usulan lain untuk memudahkan transaksi ekonomi antara perusahaan Uni Eropa dan Iran yaitu membentuk perusahaan sebagai kendaraan khusus atau disebut special purpose vehicle.

SPV ini berfungsi sebagai pusat penyelesaian transaksi. “Hasil dari penjualan minyak dan gas Iran akan digunakan untuk membayar berbagai pembelian barang dan jasa oleh Teheran dari Eropa,” begitu dilansir New York Times.

Kepala Urusan Eksternal Uni Eropa, Federica Mogherini, mengatakan SPV ini didesain untuk memfasilitasi pembayaran terkait ekspor dan impor Iran termasuk minyak dan gas.

Dengan syarat, perusahaan yang terlibat melakukan bisnis resmi sesuai undang-undang di Uni Eropa. Uniknya, layanan yang disediakan SPV ini bukan hanya untuk perusahaan Uni Eropa dan Iran tapi juga perusahaan dari negara lain yang ingin berbisnis dengan Iran sehingga tidak terkena batasan layanan perbankan oleh AS.

Menanggapi pembentukan SPV oleh Uni Eropa untuk bertransaksi dengan Iran ini, Trump dan Menlu AS, Mike Pompeo, mengaku terganggung dan sangat menyesalkan. “Ini salah satu langkah paling kontraproduktif yang bisa terbayangkan untuk perdamaian dan keamanan regional dan global,” kata Pomepo.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

4 jam lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Saat Iran Serang Israel, Begini Pertempuran yang Terjadi di Udara dan Antariksa

Jet tempur AS, Prancis, Inggris,dan Yordania ikut turun laga pada malam Iran menyerang Israel secara langsung dan keras.


BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

5 jam lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

16 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

17 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

18 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

19 jam lalu

Peta serangan langsung Iran ke Israel pada 13 April 2024. X.com/@Iej
Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

1 hari lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 hari lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

1 hari lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

1 hari lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024