Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyebutkan pertemuan IMF memberi manfaat ekonomi yang sangat besar untuk Bali dan Indonesia. Bambang mengatakan pemerintah sudah menyiapkan dana khusus bencana, termasuk membangun infrastruktur dasar hingga merekontruksi rumah penduduk.
Perputaran uang untuk menyiapkan acara tahunan tersebut mencapai triliunan rupiah. Di antaranya Rp 4,9 triliun digunakan untuk penyediaan infrastruktur penunjang pertemuan di Bali. Seperti pembangunan underpass Ngurah Rai, Patung Garuda Wisnu Kencana hingga tempat pembuangan akhir sampah Suwung. Pemerintah juga menghitung peluang devisa yang didapat dari para delegasi rapat IMF dan Bank Dunia, yakni mencapai Rp 1,1 triliun.
Diperkirakan jumlah peserta mencapai lebih dari 39 ribu orang. Sebanyak 189 negara akan mengirimkan 19.800 utusannya. Sekitar 5.050 anggota delegasi bakal datang dari mancanegara maupun domestik. Peserta non delegasi, seperti dari investor, media, akademisi, hingga lembaga swadaya masyarakat tercatat mencapai 14.750 orang.
“Perkiraan pertumbuhan perekonomian Bali apabila mengikuti baseline atau seolah-olah tidak ada IMF, pertumbuhannya hanya 5,9 persen. Namun, setelah IMF diperkirakan akan naik 0,64 persen menjadi 6,54 persen,” ujar Bambang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan manfaat positif dari pertemuan IMF - World Bank adalah image baik untuk dunia internasional, seperti reputasi maupun kehormatan. Selain itu ada juga manfaat yang bersifat tangible atau dapat dirasakan seperti peningkatan kegiatan perekonomian dan peluang investasi.
Kementerian BUMN, misalnya, menawarkan peluang investasi 42,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 650 triliun kepada pihak swasta untuk 78 proyek yang mencakup infrastruktur di berbagai sektor. Seluruh proyek tersebut melibatkan 21 BUMN dan diharapkan dapat mengundang partisipasi dari sektor swasta melalui beragam skema pembiayaan.