TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru saja menyelesaikan kunjungannya ke Korea Selatan dan Vietnam. Jokowi bertolak dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada hari Minggu, 9 September 2018 dan kembali lagi Rabu, 12 September 2018.
Baca juga: 2020, Jokowi Ingin Nilai Perdagangan RI - Vietnam Capai USD 10 M
Kunjungan singkat di tengah situasi global yang tidak menentu ini berbuah sejumlah kesepakatan. Perusahaan dan institusi pemerintah Indonesia - Korea Selatan menandatangani 15 nota kesepahaman investasi. Kerja sama ini meliputi sektor energi, properti, mesin, teknologi, dan kosmetika. Total komitmen investasi yang bersifat business to business (B-to-B) dari hasil MoU tersebut mencapai US$ 5,76 miliar.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Rosan Roeslani mengatakan banyak potensi perdagangan dan investasi antara RI-Korsel yang perlu digali. "Kami sangat terbuka akan investasi yang masuk ke Indonesia," ujar Rosan dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 11 September 2018.
Kesepakatan yang terjadi di sektor industri terjalin salah satunya antara Hyundai Engineering yang bermitra dengan PT Sulfindo Adiusaha untuk pengembangan pabrik kimia yang akan menghasilkan produk vinyl chloride monomer (VCM) dan poly vinyl chloride (PVC) di Merak, Banten dengan nilai investasi sebesar US$ 200 juta. Kemudian, pengembangan pabrik mesin diesel senilai US$ 185 juta yang dilakukan oleh Doosan Infracore dengan PT Boma Bisma Indra (Persero) dan PT Equiti Manajemen Teknologi.
Selanjutnya, SD Biotechnologies menjalin kerja sama dengan PT Orion Pratama Sentosa untuk membangun industri kosmetika di Karawang, Jawa Barat senilai US$ 20 juta, serta terjalin pula kemitraan strategis di bidang pengembangan pusat teknologi alat-alat permesinan di Bandung, Jawa Barat yang merupakan kolaborasi Korea Institute for Advancement of Technology dan Kementerian Perindustrian.
Selain nota kesepahaman, beberapa perusahaan Korea Selatan menyatakan berminat untuk segera merealisasikan investasi senilai US$446 juta di Indonesia. Terdapat enam perusahaan Negeri Ginseng yang telah menyatakan niat berinvestasi, yakni LS Cable & System yang bermitra dengan PT Artha Metal Sinergi untuk pengembangan sektor industri kabel listrik senilai US$50 juta di Karawang, Jawa Barat.
Selain itu, Parkland menggelontorkan dana sebesar US$ 75 juta untuk membangun industri alas kaki di Pati, Jawa Tengah dan Sae-A Trading menanamkan modalnya hingga US$ 36 juta untuk sektor tekstil dan garmen di Tegal, Jawa Tengah.
Taekwang Industrial akan membangun industri alas kaki senilai US$100 juta di Subang dan Bandung, Jawa Barat, sedangkan World Power Tech dengan mitra lokalnya PT NW Industries berinvestasi sebesar US$85 juta untuk pengembangan industri manufaktur turbin dan boiler di Bekasi, Jawa Barat. Sementara itu, InterVest dengan Kejora Ventures menamamkan modalnya US$100 juta untuk jasa pembiayaan startup (modal ventura) di DKI Jakarta.