Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan politik identitas di Indonesia dimulai dari pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta. Ahok menggantikan Joko Widodo yang maju dalam pemilihan presiden 2014.
Baca: Gerindra: Ahok Kader Salah Asuhan
Ferry menjelaskan, Gerindra merupakan partai pendukung Jokowi di pilkada DKI 2012. Bahkan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto lah yang mengusulkan nama Ahok sebagai calon wakil gubernur. Saat itu, kata Ferry, Gerindra ingin melakukan eksperimen politik. Dalam perkembangan politik selanjutnya, Jokowi mengikut pilpres 2014 dan terpilih.
"Pak Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI. Pada saat jadi pelaksana tugas Gubernur DKI itu lah menurut saya asal muasalnya ada politik identitas," kata Ferry di Gedung Pakarti Centre, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018.
Terlepas dari sejumlah prestasi Ahok, Ferry mengungkapkan ada sejumlah masalah tentang penggusuran masyarakat dan direspons dengan unjuk rasa. Bersamaan dengan itu, juga ada masalah reklamasi yang dianggap mengabaikan regulasi. Masyarakat juga khawatir pembangunan di reklamasi hanya diperuntukkan bagi golongan kelompok sosial tertentu.
Puncaknya, kata Ferry, Ahok sebagai kepala daerah memasuki ranah agama orang lain. "Dengan lepas pro kontra tapi penggunaan surat Al Maidah, masuk ranah agama orang lain. Di situ isu primordial muncul dan menimbulkan gelombang protes baik 411, 212, dan secara keseluruhan," ujarnya.
Dalam perkembangannya, Ferry menuturkan bahwa sejumlah kasus yang dialami Ahok akhirnya membentuk kesadaran pemilih pada pilkada DKI 2017, dengan memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Simak juga: Lawan Ahok di Pilkada, Gerindra: Bagian dari Pertobatan
Adapun di pilpres 2019, Ferry mengatakan bahwa Gerindra dan koalisi sepakat untuk tidak terjebak dalam kesempitan cara berpikir politik identitas. Buktinya, kata dia, meski hasil ijtima GNPF Ulama yang merekomendasikan nama Ustad Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Prabowo Subianto akhirnya memilih Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
Kubu Prabowo juga menuding justru Jokowi yang mengkotak-kotakan masyarakat. Baca kelanjutannya...