Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemilu Kamboja Disebut Tidak Demokratis, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Partai Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Partai Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Iklan

TEMPO.CO, Phnom Penh Uni Eropa menuduh pelaksanaan pemilihan umum atau pemilu Kamboja tidak memiliki kredibilitas dan tidak menggambarkan keinginan rakyat. Kritik senada juga dilontarkan pemerintah Amerika Serikat dan Australia.

Baca:
Perdana Menteri Hun Sen Memenangkan Pemilu Kamboja 2018
Pemilu Kamboja, Jumlah Suara Tidak Sah Belum Bisa Dipublikasi

Penolakan Uni Eropa terhadap hasil pemilu Kamboja, yang dari indikasi awal dimenangi Partai Rakyat Kamboja atau CCP pimpinan Perdana Menteri Hun Sen, diumumkan Komisi Luar Negeri Uni Eropa pada Senin, 30 Juli 2018.

"Tidak adanya persaingan pemilihan yang adil dan proses politik yang tepat, maka pemilihan 29 Juli 2018 tidak mewakili tuntutan demokrasi pemilih Kamboja. Sehingga hasilnya tidak memiliki kredibilitas," demikian pernyataan kantor urusan eksternal Uni Eropa, seperti dilansir Channel News Asia pada 30 Juli 2018.

Pemerintah Australia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap pelaksanaan pemilu Kamboja ini.

“Australia merupakan teman lama Kamboja. Selain itu, terus mendesak pemerintah Kamboja untuk mengambil langkah mengizinkan proses debat politik yang terbuka dan bebas tanpa kekerasan dan intimidasi,” demikian pernyataan Bishop, seperti dilansir media ABC pada Senin.

Sedangkan pemerintah Amerika menyebut pemilu Kamboja ini sebagai kemunduran demokrasi. Sebab, pemilu tidak melibatkan partai oposisi terbesar CNRP, pembatasan terhadap para aktivis demokrasi, dan ancaman terhadap para pemilih.

Amerika bakal memperluas pembatasan visa bagi para pejabat Kamboja, yang telah diumumkan pada Desember 2017. “Ini pemilu yang cacat karena tidak mengikutsertakan partai oposisi utama negara itu, mewakili kemunduran yang paling signifikan terhadap sistem demokrasi yang diamanatkan konstitusi Kamboja,” kata Sarah Sanders, juru bicara Gedung Putih, seperti dilansir Reuters.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen memberikan hak suaranya dalam Pemilu Kamboja 2018, Minggu, 29 Juli. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Sebanyak 8,7 juta orang mendaftar sebagai pemilih dalam pemilihan umum keenam Kamboja sejak diadakan pada 1993 setelah terjadi konflik selama satu dekade. Komisi pemilu Kamboja atau NEC mengatakan 82,17 persen warga menggunakan hak pilihnya. Jumlah ini naik dibanding lima tahun lalu, yang tercatat hanya 62 persen warga mencoblos.

Namun pemungutan suara pada Ahad lalu itu tidak diikuti partai oposisi terbesar, Partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CNRP. Pemerintahan Hun Sen dan mahkamah agung setempat bersepakat membubarkan partai itu dengan tudingan telah melakukan pengkhianatan karena bekerja sama dengan negara lain untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Uni Eropa juga menolak bertindak sebagai pengamat dalam pemilu ini dan menghentikan bantuan keuangan kepada pemerintah Kamboja. Uni Eropa juga telah menganulir kemudahan visa bagi para pejabat Kamboja, yang sebelumnya diberikan.

Soal ini, Uni Eropa meminta pemerintah Kamboja memulihkan demokrasi, memulai dialog dengan oposisi, dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk perdebatan politik bebas.

Baca:
Wartawan Kamboja Benarkan Ada Suap di Pemilu Kamboja
Ada Bantuan Dana Asing Miliaran Rupiah di Pemilu Kamboja

Berdasarkan hasil hitung cepat, seperti diperkirakan banyak pihak, Partai CPP memenangi pemilu Kamboja 2018. Jika tidak ada halangan, hasil penghitungan secara resmi akan diumumkan tiga hari sejak penyelenggaraan pemilu atau pada Rabu, 1 Agustus 2018. CPP adalah partai milik Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, yang sudah berkuasa di Kamboja selama 33 tahun.

Belakangan, ada klaim dari petinggi CPP atau Partai Rakyat Kamboja pimpinan Hun Sen bahwa mereka memenangi semua kursi di parlemen yang berjumlah 125 kursi.

Kondisi TPS saat perhitungan suara, Minggu, 29 Juli 2018. Partai Rakyat Kamboja atau CPP menang telak dalam pemilu 29 Juli 2018. Pemilu ini dihujani kritik setelah pemerintahan Perdana Menteri Hun Sen membubarkan partai oposisi, CNRP. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

“CPP memenangi 77,5 persen suara dan memenangi semua kursi di parlemen,” ujar juru bicara CPP, Sok Eysan. Pada Ahad, seperti dilansir Reuters, dia mengklaim CPP "hanya" memenangi 100 kursi di parlemen dalam pemilu ini.

Menanggapi pemilu ini, Sam Rainsy, mantan Ketua Umum CNRP, mengatakan pembubaran partainya membuat setengah dari pemilik suara Kamboja merasa tertekan. “Saya kira konsekuensinya akan sangat buruk jika kami mendukung pemilu palsu dengan ikut serta di dalamnya. Itu artinya Anda melegitimasi pemilu itu,” ucap Rainsy dari pengasingannya di Paris, Prancis.

Secara terpisah, pimpinan CNRP menuntut pemerintah menggelar ulang pemilu Kamboja. "Kami perlu mengadakan pemilu ulang. Kami tidak menerima pemilihan yang partai oposisi utama tidak ikut serta dalam pemilu," kata Deputi Direktur untuk Urusan Luar Negeri CNRP, Monovithya Kem, kepada Tempo setelah berbicara dalam konferensi pers bertajuk "Cambodia: Election Without Democracy" di Jakarta, Senin, 30 Juli 2018.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Dugaan Transfer Rudal Balistik ke Rusia

1 hari lalu

Petugas memuat sisa-sisa rudal balistik setelah dievakuasi dari lokasi ditemukannya di gurun ke dalam truk, usai serangan rudal dan drone besar-besaran oleh Iran terhadap Israel, dekat kota selatan Israel. Arad, Israel 26 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Ukraina Panggil Diplomat Iran Soal Dugaan Transfer Rudal Balistik ke Rusia

Ukraina memanggil diplomat Iran di Kyiv pada Senin terkait "kekhawatiran" negara itu terhadap kemungkinan transfer rudal balistik Iran ke Rusia.


Macron Tunjuk Mantan Negosiator Brexit sebagai PM Prancis Baru

5 hari lalu

Mantan negosiator Brexit Uni Eropa dan kandidat utama presiden partai kanan tengah Prancis Les Republicains (LR), Michel Barnier. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Macron Tunjuk Mantan Negosiator Brexit sebagai PM Prancis Baru

Macron berharap Michel Barnier akan mengakhiri kebuntuan selama berminggu-minggu sejak pemilu sela Prancis.


Uni Eropa Kecewa Mongolia Tak Patuhi ICC dengan Menahan Vladimir Putin

6 hari lalu

Anggota delegasi Rusia, yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin, menghadiri pertemuan dengan Presiden Mongolia Ukhnaagiin Khurelsukh di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Astana, Kazakhstan, 3 Juli 2024. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS
Uni Eropa Kecewa Mongolia Tak Patuhi ICC dengan Menahan Vladimir Putin

Vladimir Putin bisa melenggang bebas kunjungan kerja ke Mongolia, tanpa ditahan oleh Ulaanbaatar.


Turki Secara Resmi Ajukan Keanggotaan BRICS

8 hari lalu

Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan mengibarkan bendera di luar markas Partai AK, di Ankara, Turki 15 Mei 2023. REUTERS/Umit Bektas
Turki Secara Resmi Ajukan Keanggotaan BRICS

Turki secara resmi telah meminta untuk bergabung dengan kelompok negara-negara emerging market BRICS


Diplomat Utama Uni Eropa Desak Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

12 hari lalu

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Diplomat Utama Uni Eropa Desak Sanksi terhadap Menteri Ekstremis Israel

Diplomat utama Uni Eropa Josep Borrell mendesak 27 negara anggota untuk menjatihkan sanksi terhadap menteri ekstremis Israel


Josep Borrell Buka Peluang Jatuhkan Sanksi ke Menteri di Israel yang Buat Ujaran Kebencian

12 hari lalu

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell saat diwawancara usai pertemuan G20 Bali, 8 Juli 2022. Sumber Daniel Ahmad/Tempo
Josep Borrell Buka Peluang Jatuhkan Sanksi ke Menteri di Israel yang Buat Ujaran Kebencian

Josep Borrell bertanya pada negara anggota Uni Eropa apakah mungkin menjatuhkan sanksi ke sejumlah menteri di Israel yang melakukan ujaran kebencian


UEA Desak Prancis Berikan Bantuan Konsuler bagi Pendiri Telegram Pavel Durov

15 hari lalu

Seorang peserta aksi unjuk rasa tunggal memperagakan plakat untuk menarik perhatian terhadap penangkapan Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram, di dekat kedutaan Prancis di Moskow, Rusia, 25 Agustus 2024. Slogan pada plakat tersebut berbunyi:
UEA Desak Prancis Berikan Bantuan Konsuler bagi Pendiri Telegram Pavel Durov

Uni Emirat Arab secara resmi meminta agar Pemerintah Prancis memastikan pendiri Telegram Pavel Durov menerima semua layanan konsuler


Wilayah di Spanyol Ini Bayar Ratusan Juta agar Digital Nomad Mau Tinggal

15 hari lalu

Salah satu reruntuhan di Caceres, Extremadura, Spanyol, yang menjadi situs warisan dunia UNESCO. (Pixabay)
Wilayah di Spanyol Ini Bayar Ratusan Juta agar Digital Nomad Mau Tinggal

Extremadura merupakan salah satu wilayah yang jarang dikunjungi di Spanyol, tetapi menarik didatangi karena punya cagar alam dan reruntuhan Romawi


Houthi Serang Kapal Tanker Eropa, Tiga Hari Masih Terbakar, Jadi Ancaman Lingkungan

15 hari lalu

MV Sounion, kapal tanker berbendera Yunani yang diserang kelompok Houthi di Laut Merah pada 23 Agustus 2024, masih terbakar hingga Senin, 26 Agustus 2024. Angkatan Laut Uni Eropa memperingatkan dampak lingkungannya. Eunavfor Photo
Houthi Serang Kapal Tanker Eropa, Tiga Hari Masih Terbakar, Jadi Ancaman Lingkungan

Houthi menyerang kapal tanker MV Sounion karena melanggar blokade terhadap Israel. Diselamatkan Angkatan Laut Uni Eropa.


Mulai November, Kawasan Schengen Uni Eropa Tak Lagi Beri Stempel di Paspor Pelancong

19 hari lalu

Ilustrasi visa (Pixabay)
Mulai November, Kawasan Schengen Uni Eropa Tak Lagi Beri Stempel di Paspor Pelancong

Sistem cap paspor manual untuk pendaftaran pelancong ke Schengen di Uni Eropa dianggap makan waktu, akan digantikan dengan sistem otomatis.