TEMPO.CO, Jakarta – Begal dan penjambretan di jalanan marak terjadi di Jakarta dalam sebulan terakhir. Dalam sepekan terakhir, Polda Metro Jaya mendapat sedikitnya empat laporan kejahatan jalanan di Jakarta Pusat dan dua laporan di Jakarta Barat.
Polda Metro Jaya mengidentifikasi setidaknya 54 titik rawan kejahatan jalanan di Ibu Kota. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan kawasan berbahaya itu terdapat di seluruh wilayah Jakarta.
Di Jakarta Pusat, misalnya, titik rawan ada di perempatan Coca Cola, Stasiun Senen, Jalan Sudirman, hingga Jalan Tosari. Di Jakarta Barat, titik rawan terletak di Taman Sari, Tambora, dan kolong Jembatan Grogol.
Baca: Begal Sadis di Tangerang, Korban Baru 3 Bulan Beli Sepeda Motor
Daerah Cawang, Pulogadung, Pasar Rebo, dan Kampung Rambutan merupakan titik rawan di Jakarta Timur. Sedangkan Tanjung Priok dan Penjaringan dianggap sebagai titik paling rawan di Jakarta Utara.
“Jakarta Selatan, kemarin di Pondok Indah, Palmerah, Rempoa, dan Kemang,” kata Argo, Rabu lalu.
Para begal dan penjambret juga tak segan melukai korbannya hingga tewas. Seperti yang dialami Saripah, ibu dua anak yang tewas ditembak dan ditusuk begal sepeda motor di Cipondoh, Tangerang. Penjambretan yang dialami Warsilah, penumpang ojek daring di Cempaka Putih, juga menyebabkan korban tewas ketika mempertahankan barang miliknya.
Baca: Staf Presiden Dibegal, KSP Bantah Dokumen Negara Melayang
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Rakyat Syarief Burhanudin juga terluka akibat penjambretan di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.
"Menanggapi hal itu, Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk melakukan operasi kewilayahan mandiri," ujar Argo.
Operasi ini digelar menjelang Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games. Operasi yang dinamai Operasi Cipta Kondusif guna pemberantasan premanisme, pencurian dengan pemberatan (curat), pencurian dengan kekerasan (curas), dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) ini akan digelar selama sebulan mulai 3 Juli hingga 4 Agustus 2018.
Seribu personel dari tingkat polda dan polres diturunkan untuk memberantas tindak kejahatan jalanan ini. "Fokusnya mencegah dan memberantas penjambretan, begal, curas, dan curat," katanya.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis mengatakan tim operasi ini akan dibagi dalam 16 tim, yang terdiri atas 13 tim dari polres dan tiga tim Polda Metro Jaya.
Idham menuturkan tempat-tempat yang menjadi sasaran utama operasi tersebut antara lain jalan raya, stasiun, terminal, dan pusat-pusat perbelanjaan.
Idham memerintahkan anggotanya menembak di tempat pelaku jika dinilai membahayakan masyarakat. "Tidak usah ragu untuk menindak tegas terukur," ucapnya.
Selama tiga hari pada 3-5 Juli 2018 pelaksanaan Operasi Cipta Kondusif pemberantasan premanisme, curat, curas, dan curanmor, jajaran Polda Metro Jaya berhasil mengamankan 387 orang dan menetapkan 73 orang di antaranya sebagai tersangka.
Argo mengatakan tercatat ada 18 komplotan penjambret yang ditangkap. Delapan di antaranya ditangkap di kawasan Tangerang Selatan, enam di Jakarta Selatan, dan empat di Jakarta Barat.
Argo enggan merinci tersangka penjambret dan begal yang tertangkap dalam operasi ini berasal dari kelompok mana saja.
Baca: Begal Staf Ahli Presiden Masih Bebas, Ini Kata Polisi
Namun Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengky Haryadi menyebut sindikat Tenda Orange di Teluk Gong, Jakarta Utara, sebagai kelompok penjambret dan begal yang beroperasi di Jabodetabek saat ini.
Dua penjambret Dirjen PUPR Syarief Burhanudin juga anggota sindikat tersebut. Satu dari dua penjambret itu ditembak mati ketika berusaha melawan saat diminta menunjukkan markasnya.
Pada 2015, Polda Metro Jaya mencatat ada enam kelompok begal di Jakarta dan sekitarnya. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan enam kelompok itu lebih ke hubungan kerabat dan asal daerah.
Enam kelompok itu berasal dari Lampung, Pandeglang, Depok, Bekasi, Karawang, dan Bogor. Meski bermain di Jakarta, kelompok tersebut lebih banyak di daerah penyangga, semisal Kelompok SMA dan Kelompok Lampung yang bergerak di Depok. Ada pula Kelompok Depok, Kelompok Bekasi, dan Kelompok Tangerang.
Selain menggelar Operasi Cipta Kondusif, polisi mengimbau masyarakat untuk turut mencegah aksi penjambretan dengan selalu bersikap waspada dan menjaga barang-barang pribadi saat di keramaian. "Jangan beri kesempatan penjambret untuk lancarkan aksinya," tutur Argo.
Termasuk saat berkendara, kata Argo, lebih baik tidak mengeluarkan telepon genggam atau sambil memainkannya saat dibonceng di sepeda motor. Pasalnya, prilaku seperti itu kerap menjadi sasaran para penjambret dan begal.