Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Dagang Amerika dan Cina Berlanjut, Dampak ke Indonesia?

Editor

Budi Riza

image-gnews
Presiden Donald Trump bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter
Presiden Donald Trump bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter
Iklan

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 10 persen untuk impor barang dari Cina senilai US$ 200 miliar atau sekitar Rp 2.800 triliun.

Pernyataan Trump pada Senin, 18 Juni 2018, ini meningkatkan ketegangan terhadap terjadinya perang dagang berskala besar dengan Beijing.

Baca:
Cina Minta AS Tidak Naikkan Tarif Impor atau...
Perang Dagang Amerika-Cina, Begini Strategi agar Ekspor Meningkat

Trump mengatakan ini merupakan balasan atas keputusan Cina, yang mengenakan kenaikan tarif impor senilai US$ 50 miliar atau sekitar Rp 705 triliun. Sebelumnya, pemerintah Cina mengatakan ikut menaikkan tarif impor barang dari Amerika sebagai balasan atas keputusan Trump menaikkan tarif impor dari negara ekonomi terbesar kedua itu dengan nilai US$ 50 miliar atau sekitar Rp 705 triliun atau dengan nilai sama.

“Setelah semua proses legal selesai, tarif ini akan berlaku jika Cina menolak mengubah praktik dagangnya, juga jika Cina berkukuh melanjutkan tarif baru impor yang baru saja diumumkannya,” kata Trump, seperti dilansir Reuters, Senin.

Baca:
Perang Dagang Dimulai, Cina Balas Tarif Impor Amerika
Perang Dagang Amerika - Cina, Defisit Dagang Rp 5,200 Triliun

Amerika mengalami defisit perdagangan dengan Cina senilai US$ 375 miliar atau sekitar Rp 5.300 triliun pada 2017. Trump ingin mencukur defisit ini U$ 200 miliar hingga 2020.

Mengenai perang dagang antara Amerika dan Cina itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan ini bisa menjadi peluang bagi ekonomi Indonesia untuk meraup keuntungan.

"Perang dagang tidak selalu berita jelek. Kalau kita bisa menghasilkan produk yang dibikin Cina dan bea masuk kita lebih murah, pasti akan untung," ujarnya di Kompleks Widya Chandra, Sabtu, 16 Juni 2018.

Namun Darmin melihat kedua negara itu pasti tidak akan tinggal diam bila ekspornya terganggu. Mereka pasti akan mencari pasar baru untuk menjual komoditasnya, yang terhambat penjualannya karena kenaikan tarif impor oleh Amerika dan Cina.

Soal ini, ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Bhima Yudhistira, mengatakan perang dagang itu bisa berdampak pada defisit neraca perdagangan di Tanah Air.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kondisi ini bisa berakibat pada defisit neraca perdagangan terganggu hingga akhir semester kedua 2018,” ucapnya kepada Tempo, Senin.

Bhima mengatakan beberapa dampak yang sudah mulai terasa antara lain lesunya ekspor produk kelapa sawit, yang merupakan produk unggulan. Pada kuartal pertama, ekspor sawit turun 17 persen dibanding periode sama pada 2017.

Ini terjadi karena beberapa negara pembeli sawit memilih kebijakan yang lebih proteksionis untuk kepentingan domestiknya. Amerika, misalnya, menaikkan bea masuk produk biodiesel. Ini juga terjadi di Eropa dengan beberapa retailer melarang penjualan minyak kelapa sawit.

"Lalu India juga ikut-ikutan meningkatkan bea masuk antidumping-nya untuk produk kelapa sawit gitu," tutur Bhima.

Produk lain yang terganggu akibat perang dagang itu adalah produk di sektor otomotif. Menurut Bhima, ekspor Indonesia ke beberapa negara, seperti Vietnam, juga secara tidak langsung ikut terganggu. Lalu ekspor besi baja dan aluminium ke Amerika juga bisa terganggu akibat perang dagang itu.

Selain lesunya sektor ekspor, Bhima mengatakan perang dagang juga berdampak meningkatnya impor Indonesia. Sebab, kata dia, Indonesia dianggap sebagai pasar untuk pelampiasan ekspor dari negara yang terkena dampak perang dagang.

"Jadi siap-siap kalau Cina susah masuk ke Amerika, dia akan banting setir ekspor ke negara lain. Pasar Indonesia besar, tentu Indonesia akan terkena dampak," katanya. Bhima mengaku merasa khawatir ini bisa memicu meningkatnya neraca perdagangan karena impor Indonesia bisa naik.

Perang dagang ini mulai terdengar gaungnya pada Maret 2018 ketika Trump mengancam akan mengenakan kenaikan tarif impor untuk berbagai produk dari Cina, seperti elektronik. Cina sempat mengancam balik akan melakukan hal yang sama.

Kedua negara lalu berunding beberapa kali untuk mencari solusi. Isu ini sempat mereda pada awal Mei ketika Cina berjanji akan membeli sekitar US$ 70 miliar atau sekitar Rp 1.000 triliun produk pertanian dari Amerika. Namun ketegangan kembali muncul setelah pada pekan lalu Trump mengancam mengenakan tarif impor 10-25 persen untuk produk impor senilai US$ 50 miliar atau sekitar Rp 705 triliun dari Cina.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

18 jam lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

19 jam lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024. Dok. Humas Kementerian Pertahanan.
Temui Menlu Cina, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Kamis, 18 April 2024.


Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat konferensi pers di gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat pada Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Indonesia dan Cina akan Perkuat Investasi Pembangunan Infrastruktur hingga Ketahanan Pangan

Indonesia dan Cina akan memperkuat kerja sama ekonomi di berbagai bidang, termasuk investasi.


Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

1 hari lalu

Retno Marsudi: Akar Masalah Instabilitas Timur Tengah adalah Isu Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut isu Palestina sebagai akar masalah dari ketidakstabilan di Timur Tengah.


Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

1 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?


3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 April 2024. Wang Yi melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo usai Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, melawat ke China pada awal April lalu dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping. Keduanya berbagi pandangan mengenai kedamaian regional dan berkomitmen untuk mempererat hubungan. TEMPO/Subekti.
3 Pesan Jokowi ke Menlu Cina, dari Soal Ekonomi hingga Situasi di Timur Tengah

Presiden Jokowi menyampaikan tiga pesan saat bertemu Menlu Cina Wang Yi di Istana Kepresidenan Jakarta hari ini.


Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Jakarta usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Sampaikan 3 Pesan dalam Pertemuan dengan Menlu Cina Wang Yi

Jokowi menyoroti bidang perdagangan Indonesia-Cina terus meningkat sebesar 127 miliar USD.


Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi tiba di Istana Kepresidenan Jakarta untuk kunjungan kehormatan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis pagi, 18 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Presiden Jokowi Terima Kunjungan Kehormatan Menlu Cina Wang Yi di Istana

Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, di Istana Kepresidenan Jakarta.


Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

2 hari lalu

Legoland Malaysia, salah satu destinasi wisata favorit di Malaysia. Dok.  tiket.com
Strategi Malaysia Gaet Turis Cina, Tak Hanya Bebas Visa

Malaysia menyiapkan meja bantuan yang dikelola oleh petugas berbahasa Mandarin untuk membantu wisatawan Cina.