TEMPO.CO, Jakarta -Relokasi pedagang Pasar Tasik menambah kemacetan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kemacetan terjadi di Jalan Cideng Timur, tepatnya di sekitar Pasar Tomas, hingga mengarah ke Jalan Jatibaru Raya menuju Kebon Sirih sepanjang pagi hingga tengah hari Kamis, 12 April 2018.
Kemacetan mengular sepanjang 700 meter gara-gara aktivitas relokasi dan transaksi pedagang Pasar Tasik yang kini menempati lahan kosong di belakang Pasar Tomas itu. ”Siang gini sih biasanya enggak pernah macet,” kata Madin, seorang warga setempat.
Madin bekerja sebagai pengojek sepeda motor yang biasa mangkal di sekitar Pasar Tomas. Menurut dia, kemacetan hanya terjadi pada saat jam sibuk. Tapi, hari itu, setelah Pasar Tasik dipindahkan ke Cideng Timur, kemacetan bersambung hingga siang.
Baca : Polisi Bantah Beri Sinyal Positif Ihwal Pasar Tasik Tanah Abang
Ratusan pedagang Pasar Tasik menjalani relokasi dari lahan bongkaran milik PT Kereta Api Indonesia di Jalan Kebon Jati, Tanah Abang. Mereka, pengguna mobil sebagai lapaknya, terusir setelah PT KAI memutus kontrak dengan pengelola. Garis polisi menyusul terpasang di lahan tersebut.
Salah seorang pedagang Pasar Tasik, Satri Agus, mengatakan sudah masuk ke lokasi baru tersebut sejak Rabu malam lalu. ”Sekitar pukul 21.00 WIB saya sudah di sini untuk mencari tempat. Soalnya ini kan pertama di sini,” ujar Satri Agus. “Saya diberi tahu pengelola untuk pindah sekitar tiga hari lalu.”
Menurut Satri Agus, kondisi lokasi baru tak sebaik yang lama karena lahan masih beralaskan tanah telanjang. “Kalau hujan, kan pasti becek,” ujar Satri.
Luasannya juga tak sebanding dengan lokasi lama. Akibatnya, trotoar di tepi jalan pun diserobot untuk ruang parkir. Dari lebar lima meter, hanya tersisa lebar satu meter untuk pejalan kaki.
Wali Kota Jakarta Pusat, Mangara Pardede, mengakui lahan baru yang dipakai belum dipersiapkan matang. ”Itu kan dadakan. Baru dipersiapkan dua hari lalu,” ujar Pardede.
Pardede menyebutkan lahan relokasi seluas 1,5 hektare sebenarnya sama dengan luas lahan yang dipakai di lokasi sebelumnya. Pasar menjadi terlihat sesak dan berantakan karena belum dikelola dengan baik. ”Sama luasnya. Pedagang di sana ada 600-an. Saya lihat mobil yang masuk sudah 600-an,” ujar dia.
Pardede berjanji akan menata lahan relokasi. Termasuk untuk area parkir yang “menjajah” trotoar itu. “Ke depan, parkir ada di dalam seluruhnya,” ujar dia lagi.
Pardede menjelaskan lahan itu milik swasta yang kemudian disewakan oleh pengusaha koperasi. Kesepakatan harga dipaksakan cepat agar para pedagang yang biasa berjualan setiap Senin dan Kamis itu bisa ditampung.
Pada pekan lalu, para pedagang Pasar Tasik tumpah ke jalan di sekitar lokasi lahan bongkaran milik PT KAI. Hal itu menyebabkan kemacetan lalu lintas parah. “Jadi, ketika kemarin mereka sudah deal, saya paksa segera masuk. Kalau tidak, mereka bakal tumpah lagi ke jalan,” ujar dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sandiaga Uno meminta Polda Metro Jaya agar membuka segel dan membiarkan pedagang kembali ke lokasi lama untuk sementara waktu. Sandiaga berjanji hal itu hanya sementara, sembari menunggu pemerintah mencarikan lahan baru untuk mereka.
Namun juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, menegaskan lahan tersebut tidak bisa digunakan. ”Status quo bagaimana? Boleh? Ya, enggak boleh,” kata Argo, Kamis 12 April 2018.
Simak juga : Polisi Bungkam Ditanya Soal Kisruh Pasal Tasik Tanah Abang, Ada apa?
Belakangan Sandiaga Uno menjanjikan relokasi pedagang Pasar Tasik, Tanah Abang ke wilayah Cideng Timur tak bakal mengganggu arus lalu lintas di sekitar. Sandiaga Uno mengatakan telah berkoordinasi dengan koordinator pedagang di Pasar Tasik untuk mencegah pedagang berjualan di bahu jalan.
"Kami sudah arahkan untuk tidak berjualan di bahu jalan. Kalau ada yang melanggar akan diangkut," kata Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, Kamis, 12 April 2018.
"Di Cideng Timur total luas lahan 3 hektare, tapi yang dipakai baru sekitar 1 hektare. Jadi pengelola sedang berusaha untuk maningkatkan menjadi 2 hektar," demikian Sandiaga.
Pasar Tasik merupakan pasar yang digelar setiap Senin dan Kamis dari pagi hingga menjelang tengah hari sekitar pukul 12.00 WIB. Mayoritas pedagang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat yang menjual barang-barang hasil garmen dengan harga miring.
ANDITA RAHMA | DIAS PRASONGKO