Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Cara Kerja Kelompok Rusia yang Dituding Intervensi Pilpres AS

Editor

Budi Riza

image-gnews
Robert Mueller  dan Donald Trump
Robert Mueller dan Donald Trump
Iklan

TEMPO.CO, Texas - Sekitar dua pekan lalu, pemerintah Amerika Serikat lewat Kementerian Hukum, mengenakan dakwaan terhadap 13 orang asal Rusia dan sebuah perusahaan Internet Research Agency, yang juga berasal dari negara sama, terlibat melakukan intervensi atas pemilu Presiden AS 2016.

Dakwaan ini disusun oleh Robert Mueller, yang menjadi penasehat khusus Kementerian Hukum AS, untuk mengusut dugaan kolusi antara tim kampanye Trump dengan Rusia. Mueller adalah bekas kepala Biro Investigasi Federal (FBI), yang mengepalai lembaga itu saat terjadi serangan 11 September.

Baca: Rusia Kirim Jet Tempur Modern ke Suriah, Amerika Serikat Prihatin

Menurut laporan CNN, yang mendapat penjelasan dari dokumen dakwaan Kementerian Hukum, kelompok asal Rusia ini bekerja layaknya sebuah perusahaan iklan canggih.

Tim ini memiliki unit grafis, yang bertugas membuat berbagai macam jenis gambar. Lalu Ada team search engine optimization, yang bertugas memaksimalkan konten buatan mereka muncul di jajaran atas hasil pencarian. Lalu ada tim informasi dan telekomunikasi serta tim bujet, yang mengatur pengeluaran pendanaan.

Baca: Rombongan Drone Mini Serang Pangkalan Rusia di Suriah, oleh AS?

 

"Anggota tim juga melacak pergerakan unggahan konten yang mereka buat di sosial media untuk melihat dampaknya seperti: berapa banyak yang suka, komentar, dan penyebarannya," begitu dilansir CNN, Jumat, 16 Februari 2018. Mereka mengkaji ulang kerja mereka setiap saat sesuai target yang ditetapkan.

Menurut CNN, Internet Research Agency, yang berbasis di Rusia, merupakan entitas yang membuat berbagai macam akun palsu di Amerika dengan menyamar sebagai aktivis. Mereka mencuri identitas asli orang AS untuk mencoba mengacau sistem politiknya.

Berdasarkan dokumen dakwaan, CNN melaporkan upaya kelompok ini bisa menjangkau sekitar 126 juta orang AS dengan konten-konten yang mereka buat. Mereka memulainya sejak 2014 lalu mulai membuat berbagai macam akun palsu menyamar sebagai aktivis untuk menggiring opini publik.

Bujet kelompok ini mencapai sekitar US$1,25 juta atau sekitar Rp17 miliar. Mereka bergerak di sejumlah jejaring sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan Tumblr. Mereka membuat akun Facebook seperti Secured Borders, Blacktivist, dan Army of Jesus.

Kelompok ini juga mengirim tim investigasi ke AS pada 2014 untuk mengumpulkan berbagai informasi dengan menyamarkan tujuan perjalanannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pada Februari 2016, para pegawai IRA diperintahkan untuk mengkritik Hillary Clinton dan semua kandidat kecuali Bernie Sanders dan Donald Trump," begitu bunyi dakwaan itu.

Dalam salah satu aksinya, kelompok IRA ini mengorganisasi dan mempromosikan dua acara berbeda di hari yang sama yaitu Houston, Texas, untuk menimbulkan percekcokan.

Pegawai IRA membuat laman "Heart of Texas", yang mendorong pemisahan Texas dengan slogan "Hentikan Islamisasi di Texas". Isinya memprotes pembangunan sebuah Islamic Center pada 21 Mei 2016.

Lalu IRA juga membuat laman berbeda yang berlawanan yaitu 'United Muslims of America", yang mempromosikan agenda "Selamatkan Ilmu Pengetahuan Islam". Kedua acara digelar bersamaan.

IRA juga membuat laman Instagram "Woke Blacks", yang bertujuan menekan munculnya pemilih Amerika Afrika dan Musim agar tidak memilih pada Pilpres karena diduga mendukung Hillary.

Setelah pemilihan Pilpres 2016 kelar, masih menurut dokumen Kementerian Hukum, IRA menggunakan laman IG itu untuk mempromosikan terpilihnya Donald Trump. Mereka melakukan berbagai operasi lainnya hingga memasuki 2017.

IRA asal Rusia juga diduga membuat kelompok "Black Fist", yang melatih bela diri bagi warga Afrika Amerika. CNN menemukan kelompok ini menyewa dua pelatih yang dibayar menggunakan PayPal dan Google Wallet senilai US$320 atau sekitar Rp4,5 juta per bulan dari Januari hingga Mei. Dua orang pelatih ini mengaku tidak tahu jika mereka sebenarnya dibayar kelompok asal Rusia itu.

Proses investigasi oleh Mueller ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Setelah mengumumkan dakwaan terhadap 13 orang Rusia san satu entitas, Mueller dikabarkan akan memeriksa Presiden AS, Donald Trump, untuk dimintai keterangan soal adanya dugaan intervensi Rusia untuk memenangkan dirinya.

Trump, yang awalnya enggan untuk diperiksa Mueller, belakangan mengaku bersedia untuk bertemu dan dimintai keterangan. Sebagian kalangan mengatakan kecil kemungkinannya Trump bakal terkena delik pidana dalam kasus  ini apalagi sampai dilengserkan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

5 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

6 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

7 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

15 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

17 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

20 jam lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

21 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

1 hari lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

3 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

3 hari lalu

Penampakan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang diterbangkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Pesawat raksasa yang diberi nama
Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer