Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sempat Ditahan, Alwaleed: Saya Dukung Raja dan Putra Mahkkota

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Gelimang Harta Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal
Gelimang Harta Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal
Iklan

TEMPO.CO, Riyadh -- Pangeran Alwaleed Bin Talal, yang merupakan konglomerat terkaya di Arab Saudi, menyatakan dukungannya kepada pemerintah kerajaan terkait program anti-korupsi dan reformasi yang sedang berjalan.

"Saya hanya dapat mengatakan saya mendukung Raja (Salman) dan Putra Mahkota (Mohammed Bin Salman) dalam semua usaha yang mereka lakukan untuk membangun Arab Saudi baru," kata Alwaleed kepada Reuters dalam wawancara pertamanya pada Sabtu, 27 Januari 2018, di Hotel Ritz Carlton, Riyadh, yang menjadi lokasi penahanan dirinya.

Miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di kamar suite di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018.Pangeran Alwaleed memiliki kekayaan hingga 17 miliar dollar Amerika Serikat atau Rp 226,13 triliun. REUTERS/Katie Paul

Baca: Soal Pembayaran Denda Rp 80 Triliun, Pangeran Alwaleed Bilang Ini

Alwaleed, 62, bersama sekitar 200 elit Saudi lainnya terjaring operasi anti-korupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi pimpinan putra mahkota pada 4 November 2017. Mereka yang tertangkap seperti pejabat, bekas pejabat, pangeran dan konglomerat Saudi.

Baca: Pangeran Alwaleed bin Talal Bebas, Dipaksa Bayar Rp 80 Triliun

KPK Saudi menahan mereka di Hotel Ritz Carlton, yang sengaja dikosongkan untuk menjadi tempat penahanan sementara. Pemerintah Saudi mengatakan banyak uang negara hilang akibat praktek korupsi, yang telah berlangsung puluhan tahun, dan nilainya dikabarkan mencapai sekitar US$100 miliar atau sekitar Rp1300 triliun.

Bangunan mewah hotel Ritz Carlton di Riyadh, Arab Saudi. Salah seorang yang ditahan di hotel tersebut sejak Minggu (05/11) adalah pebisnis Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal. ritzcarlton.com

Pemerintah Saudi meminta para tersangka untuk membuktikan dirinya bersih dari praktek korupsi. Jika tidak bisa, mereka diminta menyerahkan aset berupa uang tunai hingga kepemilikan saham minimal 30 persen dari total aset mereka.

Beberapa tokoh lainnya yang juga ditahan seperti Pangeran Miteb Bin Abdullah, yang dikabarkan membayar sekitar US$1 miliar atau sekitar Rp13 triliun agar bebas dari tuduhan terlibat praktek korupsi. Lainnya adalah Pangeran Turki Bin Nasser, yang pernah menjabat posisi strategis di bidang olahraga hingga militer.

Dalam pejagaannya, pemerintah Saudi dikabarkan melibatkan tentara bayaran dari Amerika Serikat dan pasukan khusus Saudi. Pasukan khusus ini ditaruh di bagian luar hotel. Sedangkan pasukan tentara bayaran menjaga interior hotel termasuk ikut menginterogasi para tahanan.

Ada kabar yang dilansir media Daily Mail bahwa pasukan tentara bayaran ini melakukan penyiksaan terhadap para tahanan agar mau mengakui perbuatan korupsinya. Ini misalnya berbentuk pemukulan hingga menggantu terbalik para tahanan agar mau bicara.

Salah ruangan kamar suite miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal ditahan di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018. Pangeran Alwaleed ditahan bersama dengan puluhan anggota elite politik dan bisnis. Mereka di tahan di hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh. REUTERS/Katie Paul

Alwaleed sendiri ditangkap di istana pribadinya di Riyadh pada malam menjelang pertemuannya dengan Putra Mahkota Mohammed keesokan harinya. Pasukan khusus Saudi menyerbu kompleks istana Alwaleed dan melucuti para penjaga bersenjata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka lalu masuk ke kamar Alwaleed dan menangkapnya saat masih mengenakan piyama. Alwaleed lalu dibawa ke Hotel Ritz Carlton menggunakan mobil Mercedez Benz milik pemerintah.

Soal operasi anti-korupsi ini, Alwaleed mengatakan bisa memahaminya. Ini karena banyak praktek korupsi terjadi selama bertahun-tahun. "Dalam sepuluh tahun terakhir, ada banyak uang hilang percuma.. Sejumlah pejabat pemerintah terlibat praktek korupsi. Saya kira ini upaya yang sehat untuk mencabut mereka dan membuat Arab Saudi menjadi bersih dan murni," kata dia. 

Dalam wawancara ini, Alwaleed ditanya apakah dia merasa penahanan dirinya karena sikap ayahnya yaitu Pangeran Talal yang dikabarkan tidak mendukung Putra Mahkota Mohammed Bin Salman. Menurut Alwaleed, penahanan dirinya,"Tidak terkait dengan isu politik, atau ekonomi atau korupsi." Menurut dia, penahanan dirinya karena ada sejumlah keraguan dari pemerintah Saudi terkait kegiatan bisnisnya, yang terdiri dari bisnis nasional, regional dan internasional.

"Maka saya harus menjelaskannya bahwa semuanya murni dan bersih," kata dia. "Saya ada di sini untuk membersihkan diri saya hingga 100 persen," kata Alwaleed, yang dibebaskan pada Sabtu pekan lalu.

Sumber di pemerintahan Saudi mengatakan Alwaleed dibebaskan karena telah mencapai penyelesaian finansial dengan Jaksa Agung Saudi. Saat ditanya soal ini, Alwaleed mengatakan,"Tidak harus seperti itu. Saya tidak bisa membuka kesepakatannya seperti apa karena ada dua pihak yang terlibat (dengan pemerintah Saudi)."

Menurut Alwaleed, tidak semua orang yang ditahan di hotel ini terbukti melakukan korupsi, termasuk dirinya. Ada sejumlah orang yang akhirnya dibebaskan. "Sebagian memang membayar skema penyelesaian secara finansial tapi itu urusan mereka dengan pemerintah," kata Alwaleed.

Menurut Alwaleed, dia merupakan orang yang anti-korupsi. "Sehingga disayangkan saya ada di sini untuk membersihkan diri saya," kata dia, yang mengaku sebenarnya telah diperbolehkan meninggalkan hotel tempat penahanan sejak beberapa hari sebelumnya. Namun dia memilih untuk tinggal dan menyelesaikan semua isu hingga kelar.

Alwaleed membantah jika dia diwajibkan membayar uang denda sekitar US$6 miliar atau sekitar Rp80 triliun agar bisa dilepaskan dari kasus dugaan korupsi ini. "Itu keliru," kata dia.

Menurut media Forbes, Alwaleed merupakan pengusaha terkaya di Saudi, yang juga pemilik Kingdom Holding. Dia memiliki sekitar 95 persen saham di induk perusahaan itu. Perusahaan induk ini memiliki sejumlah saham di perusahaan besar dunia seperti Citigroup, Lyft, Twitter dan Hotel George V di Perancis. Forbes menaksir nilai kekayaannya pada 2017 lalu mencapai sekitar Rp231,5 triliun.

Menurut Alwaleed, dia merasa sangat terganggu dengan berbagai berita keliru yang dilansir media. Ini misalnya soal dia dikabarkan menjalani penyiksaan selama ditahan di Hotel Ritz Carlton itu.

"Semua baik-baik saja seperti di rumah. Saya berolahraga di sini, melakukan perenggangan, berenang, dan menyantap makanan diet," kata dia. Namun, Reuters melaporkan Alwaleed terlihat lebih kurus dari biasanya. Selain itu, dia juga terlihat kurang bercukur.

Menurut Alwaleed, dia masih menjalankan bisnis selama ditahan sekitar dua bulan misalnya dengan memanggil eksekutif perusahaan ke hotel. Dia juga bisa menelpon keluarganya setiap hari. "Saya baru saja berbicara dengan anak lelaki dan perempuan saya dan juga cucu perempuan saya," kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Adik Dibebaskan, Pangeran Alwaleed Bela Putra Mahkota Saudi

5 November 2018

Gerbang utama hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh, Arab Saudi, 5 November 2017. Hotel bintang lima menjadi rumah tahanan sementara bagi 11 pangeran, 4 orang menteri, dan beberapa orang lainnya, yang dituduh melakukan korupsi. AFP Photo
Adik Dibebaskan, Pangeran Alwaleed Bela Putra Mahkota Saudi

Adik Pangeran Alwaleed, Pangeran Khaled, dibebaskan seletah sempat ditahan selama setahun di Hotel Ritz Carlton di Arab Saudi.


Pangeran Alwaleed Muncul di Ruang Publik Bersama Cucu dan Teman

4 Februari 2018

Pangeran Alwaleed Bin Talal terlihat sedang berkuda di sebuah dataran gurun pada Jumat, 2 Februari 2018, setelah keluar dari tahanan di Hotel Ritz Carlton pada 27 Januari 2018. Twitter
Pangeran Alwaleed Muncul di Ruang Publik Bersama Cucu dan Teman

Pangeran Alwaleed mencuit aktivitasnya di sebuah gurun pasir sambil berkuda.


Pangeran Saudi Alwaleed: Saya Seorang Vegetarian

30 Januari 2018

Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di High Court, London, Inggris, 2 Juli 2013. Alwaleed juga pernah membeli sebuah kapal layar mewah yang amat mahal dari Presiden AS Donald Trump. Pada 2015, Alwaleed pernah berjanji akan mendonasikan kekayaannya sebanyak 32 miliar dolar saat dia meninggal dunia kelak. REUTERS/Neil Hall
Pangeran Saudi Alwaleed: Saya Seorang Vegetarian

Pangeran Saudi Alwaleed mengatakan sejumlah pejabat Arab Saudi melakukan korupsi dan menghilangkan uang negara dalam jumlah besar.


Ditahan di Ritz Carlton, Alwaleed: Saya sering Olahraga dan Diet

29 Januari 2018

Bangunan mewah hotel Ritz Carlton di Riyadh, Arab Saudi. Salah seorang yang ditahan di hotel tersebut sejak Minggu (05/11) adalah pebisnis Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal. ritzcarlton.com
Ditahan di Ritz Carlton, Alwaleed: Saya sering Olahraga dan Diet

Alwaleed mengatakan dia masih kerap bertemu keluarga dan pegawainya di Hotel Ritz Carlton.


Alwaleed: Pejabat Saudi Korupsi, Dukung Anti-Korupsi

29 Januari 2018

Salah ruangan suite miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal ditahan di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018. Pangeran Alwaleed bin Talal, sudah mendekam di penjara dua bulan, yang ditangkap dalam operasi pemberantasan korupsi . REUTERS/Katie Paul
Alwaleed: Pejabat Saudi Korupsi, Dukung Anti-Korupsi

Alwaleed mengatakan sejumlah pejabat Saudi menghamburkan uang negara selama satu dekade terakhir.


Istana Alwaleed Dipenuhi Mobil Pasca Dilepas dari Ritz Carlton

29 Januari 2018

Pangeran Alwaleed mengaku tidak bersalah atas tuduhan korupsi. [www.rte.ie]
Istana Alwaleed Dipenuhi Mobil Pasca Dilepas dari Ritz Carlton

Alwaleed dibebaskan setelah mencapai kesepakatan finansial dengan Jaksa Agung Arab Saudi terkait dugaan terlibat praktek korupsi.


Ditahan terkait Korupsi, Pangeran Alwaleed: Santai, Periksa Semua

29 Januari 2018

Gelimang Harta Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal
Ditahan terkait Korupsi, Pangeran Alwaleed: Santai, Periksa Semua

Pangeran Alwaleed mengatakan dia sebenarnya bisa meninggalkan Hotel Ritz Carlton,yang menjadi lokasi penahanan, lebih cepat.


Soal Pembayaran Denda Rp 80 Triliun, Pangeran Alwaleed Bilang Ini

29 Januari 2018

Miliarder Arab Saudi Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di kamar suite di Ritz-Carlton, Riyadh, Arab Saudi, 27 Januari 2018.Pangeran Alwaleed memiliki kekayaan hingga 17 miliar dollar Amerika Serikat atau Rp 226,13 triliun. REUTERS/Katie Paul
Soal Pembayaran Denda Rp 80 Triliun, Pangeran Alwaleed Bilang Ini

Alwaleed mengatakan dia tidak bisa mengungkapkan kesepakatan yang dibuat dengan pemerintah Saudi karena ini menyangkut dua pihak.


Kesempatan Pangeran Saudi Alwaleed untuk Bebas Menipis karena ...

14 Januari 2018

Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di High Court, London, Inggris, 2 Juli 2013. Alwaleed juga pernah membeli sebuah kapal layar mewah yang amat mahal dari Presiden AS Donald Trump. Pada 2015, Alwaleed pernah berjanji akan mendonasikan kekayaannya sebanyak 32 miliar dolar saat dia meninggal dunia kelak. REUTERS/Neil Hall
Kesempatan Pangeran Saudi Alwaleed untuk Bebas Menipis karena ...

Pemerintah Saudi dikabarkan bersikap tegas dengan memindahkan Alwaleed dan 60 tahanan lainnya ke penjara maksimum Al Ha'ir.


Konglomerat Alwaleed dan Al-Amoudi Ditangkap, Apa Bisnisnya?

24 November 2017

Pangeran Alwaleed bin Talal saat berada di High Court, London, Inggris, 2 Juli 2013. Alwaleed juga pernah membeli sebuah kapal layar mewah yang amat mahal dari Presiden AS Donald Trump. Pada 2015, Alwaleed pernah berjanji akan mendonasikan kekayaannya sebanyak 32 miliar dolar saat dia meninggal dunia kelak. REUTERS/Neil Hall
Konglomerat Alwaleed dan Al-Amoudi Ditangkap, Apa Bisnisnya?

Alwaleed dan Al-Amoudi memiliki banyak investasi di Afrika.