TEMPO.CO, Jakarta - Pidato perdana Gubernur DKI Anies Baswedan yang menyebut kata pribumi tak hanya memicu perdebatan di media sosial. Pengurus Banteng Muda Indonesia (BMI), Selasa, 17 Oktober 2017, melaporkan Anies ke polisi. “Kami datang konsultasi dengan polisi untuk melaporkan saudara Anies Baswedan,” kata Wakil Ketua Bidang Hukum BMI DKI Jakarta, Ronny Talapessy, di Kepolisian Daerah Metro Jaya.
Menurut Ronny, penggunaan kata pribumi oleh Anies bertentangan dengan Instruksi Presiden Tahun 26 Tahun 1998 yang melarang penggunaan kata pribumi dalam peraturan dan kegiatan pemerintahan. Dia juga menilai pernyataan Anies mencederai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. “(Kami) enggak mau bangsa ini terkoyak,” ujar Ronny, seperti dimuat Koran Tempo, Rabu, 18 Oktober 2017.
Baca juga: Penyebab Pidato Gubernur Anies Soal Pribumi Bikin Geger
Semula, pengurus BMI melaporkan Anies ke Polda Metro Jaya. Namun penyidik Polda tak mau menerima laporan tersebut. “Ini karena masalah wilayah dan yang kami laporkan adalah seorang gubernur,” kata Ketua Bidang Hukum BMI DKI, Pahala Sirait. Penyidik Polda Metro, menurut dia, menyarankan BMI melapor ke Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI. Pahala menambahkan, meski BMI merupakan organisasi sayap PDI Perjuangan, pelaporan ke polisi tak berkaitan dengan partai tersebut.
Selepas pelantikan di Istana Negara, Senin, 16 Oktober 2017, Anies berpidato di hadapan pendukungnya di Balai Kota Jakarta. Dalam pidatonya, Anies antara lain mengutarakan bahwa Jakarta merupakan kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat. “Dulu kita semua pribumi, ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saat kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Anies.
Baca: Ini Kata Anies tentang Kata Pribumi dalam Pidatonya
Pidato Anies segera viral di media sosial dan menuai kecaman dari sebagian warganet. Kemarin, Anies pun mengklarifikasi maksud pidatonya itu. Menurut dia, pemakaian kata “pribumi” merujuk pada era penjajahan kolonial Belanda. “Coba di pelosok-pelosok itu, tahu ada Belanda? Yang lihat (Belanda) di depan mata itu yang ada di Jakarta,” ujar Anies.
Anies menuturkan dia sendiri yang membuat naskah pidato itu. Namun dia tak menjelaskan bagaimana proses penulisan serta penyuntingan naskah tersebut. “Sudahlah. Yang penting saya bikin sendiri,” kata dia.
Tak hanya pidato Anies yang menuai protes. Spanduk bertulisan “Terpilihnya Anies-Sandi adalah Simbol Kebangkitan Pribumi Muslim” yang sempat terbentang di depan Balai Kota juga mengundang kecaman.
Spanduk sepanjang 50 meter itu dibawa orang-orang berpakaian serba hitam dan berpeci. Pembawa spanduk tiba di Balai Kota sekitar dua puluh menit sebelum kedatangan Anies dan Sandiaga Uno. Namun spanduk baru dibentangkan setelah Anies-Sandi memasuki Balai Kota untuk serah-terima jabatan.
Tim komunikasi Anies Baswedan -Sandiaga, Naufal Firman, mengatakan tidak tahu-menahu ihwal spanduk tersebut bertuliskan pribumi itu. “Saya enggak tahu. Itu bukan dari kami,” kata dia.
LARISSA HUDA | FRISKI RIANA | ADAM PRIREZA
Baca juga: Inilah Penyebab Pidato Gubernur Anies Soal Pribumi Bikin Geger