Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Kue Pahit untuk Jokowi dalam Kasus LBH Jakarta

image-gnews
Kursi ditumpuk di dekat pintu dan jendela Gedung LBH Jakarta, untuk mengantisipasi serangan peserta aksi demo di depan gedung saat acara seni AsikAsikAksi digelar, Minggu malam (17-9-2017). Demonstran menilai acara itu kelanjutan Seminar Sejarah 1965, Sabtu. (Tempo/Maria Fransisca)
Kursi ditumpuk di dekat pintu dan jendela Gedung LBH Jakarta, untuk mengantisipasi serangan peserta aksi demo di depan gedung saat acara seni AsikAsikAksi digelar, Minggu malam (17-9-2017). Demonstran menilai acara itu kelanjutan Seminar Sejarah 1965, Sabtu. (Tempo/Maria Fransisca)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sidarto Danusubroto menggunakan istilah “Presiden Joko Widodo seperti disodori kue pahit” atas peristiwa penyerangan diskusi pelurusan sejarah 1965-1966 di kantor Lembaga Bantuan Hukum atau LBH Jakarta. "Dimakan salah, dilepeh makin salah,” kata Sidarto, Kamis, 21 September 2017.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu lantas menuturkan, Jokowi berada dalam posisi serba salah menyikapi isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut Sidarto, jika mengeluarkan larangan unjuk rasa anti-PKI, Jokowi bakal makin dicap pembela komunis. “Begitu juga sebaliknya. Ini posisi sulit,” ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.

Baca: Daftar Perusak Kantor LBH Jakarta

Dua pekan lalu, Forum 65 berencana membuat seminar akademis mengenai pelurusan sejarah Indonesia 1965-1966. Acara yang dibuat terbatas untuk 50 orang ini diselenggarakan di kantor Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Acara ini direspons sekelompok orang dengan unjuk rasa pada Sabtu pagi dua pekan lalu.

Massa menuding kantor LBH dijadikan tempat untuk memfasilitasi kegiatan yang berbau komunis. Polisi kemudian membubarkan acara diskusi itu. Pembubaran direspons dengan kegiatan lain di LBH keesokan harinya dengan tema Darurat Demokrasi. Direktur LBH Jakarta Asfinawati menyebutkan ada yang menyebarkan hoaks di media sosial bahwa kegiatan di tempatnya itu untuk menyebarkan ideologi komunis.

Kegiatan tersebut mendatangkan massa yang lebih besar. Para pengunjuk rasa meminta kegiatan dibubarkan. Tak cuma itu, para pengunjuk rasa juga minta diizinkan masuk ke gedung LBH Jakarta. Unjuk rasa ini berujung kericuhan karena polisi memukul mundur pengunjuk rasa yang bertahan hingga Senin dinihari.

Aparat kepolisian telah menangkap 22 orang yang diduga merusak fasilitas dan kendaraan ketika unjuk rasa berlangsung. Dari semua yang ditangkap, polisi menetapkan tujuh tersangka. Juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, mengatakan para tersangka dikenai Pasal 216 dan 218 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. “Mereka tidak mengindahkan perintah polisi untuk membubarkan diri,” ujar Argo.

Baca; Pola Terulang dalam Penyerangan Kantor LBH Jakarta

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Jokowi tidak banyak bicara mengenai penyerangan terhadap LBH Jakarta. Dia hanya meminta masyarakat tidak bertindak main hakim sendiri. “Hal seperti itu serahkanlah kepada aparat,” kata Jokowi di Magelang.

Jauh sebelum peristiwa di LBH Jakarta, isu kebangkitan PKI telah menjadi perbincangan di berbagai platform media sosial. Presiden Jokowi pun tak luput dari isu ini. Isu Jokowi memiliki hubungan dengan komunis atau PKI sudah dimulai saat pemilihan Gubernur DKI 2012. Diserang dari berbagai sisi, berkali-kali pula Jokowi membantah.

Pernyataan lebih keras mengenai isu ini kembali muncul saat Jokowi bertemu dengan para pemimpin media massa di Istana Negara pada Mei lalu. Ketika itu, Jokowi menyinggung isu yang menyebutkan dia berasal dari keluarga PKI. Di hadapan pemimpin redaksi media, Jokowi membantah berasal dari keluarga komunis dan mengatakan silsilah orang tuanya bisa ditelusuri.

Jokowi juga meminta tidak ada ketakutan terhadap kebangkitan PKI. Sebab, kata dia, sudah ada Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia. “Kalau PKI muncul lagi, akan kami gebuk, kami tindak. Aturannya jelas,” ujar Jokowi kala itu. Dua hari kemudian, di Kepulauan Natuna, selain memakai kata “gebuk”, Jokowi menggunakan kata “tendang” untuk PKI.

Ketua Tim Advokasi LBH Jakarta Muhammad Isnur menuding pengepungan lembaganya merupakan imbas perintah Jokowi. Menurut Isnur, massa yang menyerang LBH menyerukan kata-kata yang sama persis dengan yang Presiden ucapkan. “Kata ‘menggebuk’ keluar. ‘Ganyang’. Ini seolah-olah mereka mengikuti ucapan Presiden,” ujar Isnur.

Selengkapnya baca Majalah Tempo edisi pekan ini, 25-30 September 2017.

WAYAN AGUS PURNOMO 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

Logo Kostrad. kostrad.mil.id
4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.


Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Beberapa waktu lalu, kabar duka datang dari keluarga Ratna Sari Dewi. Menantu Dewi Soekarno dan Bung Karno atau suami Kartika, meninggal dunia di Bali pada 3 Februari 2021. Instagram/@dewisukarnoofficial
Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.


Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Film Pengkhianatan G 30S PKI dan Rumah Kades
Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?


Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Menkopolhukam Mahfud MD berbincang dengan seorang eksil seusai pertemuan rombongan pemerintah dengan para eksil Indonesia di Diemen, Belanda, pada hari Minggu, 27 Agustus, 2023. Foto: Linawati Sidarto
Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.


Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Pemberitaan mengenai Dokumen Gilchrist dan hubungannya dengan Subandrio di Canberra Times edisi 3 Oktober 1966. Foto: trove.nla.gov.au
Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?


Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Kostrad atau Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, merupakan divis elit di TNI AD. Pasukan ini terdiri atas 2 divisi yang memiliki kemampuan terjun payung, didirikan pada tahun 1961 dengan motto Dharma Putera. Kostrad menggunakan baret hijau sebagai identitas diri, dipimpin oleh perwira tinggi bintang 3. Pasukan ini tergolong sebagai pasukan elit di Indonesia, dengan segudang pengalaman tempur. TEMPO/Hariandi Hafid
Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.


Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo (tengah), di depan mahasiswa yang tergabung dalam KAMI di halaman kampus UI, Jakarta, 10 Januari 1966. Foto: DOk. Perpusnas RI
Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.


Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Suasana sumur maut lubang buaya di Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Tempat tersebut nantinya akan dijadikan lokasi upacara untuk peringatan Hari Kesaktian Pancasila sekaligus mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.


Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Logo CIA. [www.the-parallax.com]
Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.


Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Sjam Kamaruzaman. store.tempo.co
Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.