TEMPO Interaktif, Jakarta: Politikus dari Fraksi Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia, Panda Nababan, menyangkal pengakuan rekan satu partainya, Agus Condro Prayitno, saat melakukan konsultasi dengan Komisi Pemberatasan Korupsi. Menurut Agus, dalam pertemuan Fraksi PDI Perjuangan dengan Miranda Swaray Goeltom dipimpin oleh Panda Nababan.
Pertemuan itu berlangsung beberapa hari sebelum pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia digelar DPR pada 2004 lalu. Saat itu, beber Agus, pertemuan di Hotel Dharmawangsa dan dihadiri 10 sampai 11 orang anggota Fraksi PDI Perjuangan. "Rapat dipimpin Bang Panda," ujar Agus.
Baca Juga:
"Itu tidak benar, semuanya rekayasa," kata Panda. Pada 2004, menurut mantan Pemimpin Redaksi Majalah Forum itu, dirinya belum bergabung dalam Komisi Keuangan DPR. Ia juga tidak punya berkepentingan terhadap pemilihan Miranda. Panda membantah dikatakan menerima uang dari Miranda.
"Dia (Agus Condro) sutradaranya, dia yang menentukan siapa menerima siapa tidak. Sudahlah suka-suka dia, capek kalau diladenin," ujarnya lagi sambil tertawa.
Panda mengisahkan, Agus Condro bukan teman yang setia. Teman dekatnya, Bambang Bintoro yang menjadi Bupati Batang, Jawa Tengah juga pernah dikhianati oleh Agus. "Bambang bercerita kepada saya kalau dia tidak mau dieksploitasi oleh Agus lagi," katanya.
Agus terpilih menjadi anggota legislatif di daerah pemilihan yang dipimpin oleh Bambang saat ini. Karena Bambang yang juga Ketua Dewan Pimpinan Cabang Batang PDI Perjuangan ini menghindar, Agus berinisiatif melaporkan Bambang ke kepolisian dengan tuduhan korupsi. "Ketika diperiksa tidak terbukti," kata Panda.
Panda tidak merinci kasus apa saja yang membelit Bambang. "Teman dekat saja dibegitukan, apalagi hanya teman satu fraksi," ujarnya. Menurut Agus Condro, yang menerima duit Rp 500 juta dari Miranda setelah terpilih jadi pejabat tinggi di Bank Indonesia bukan cuma dirinya. Beberapa teman sefraksinya juga kebagian.
Reh Atemalem Susanti