Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Koalisi Dukung Fauzi Tandingi Alex-Nono

Reporter

Editor

image-gnews
Fauzi Bowo. TEMPO/Subekti
Fauzi Bowo. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pencalonan kembali Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk periode 2012-2017 semakin pasti. Pertemuan telah dilakukan antara Fauzi dan Ketua DPD Demokrat DKI Nachrowi Ramli, yang difasilitasi Djoko Suyanto di kantor Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan kemarin.

Nachrowi, yang dihubungi kemarin malam, membenarkan adanya pertemuan tersebut. Namun dia tak bersedia menjelaskan hasilnya. "Ha-ha-ha tahu dari mana?" kata dia sebelum memutus sambungan telepon kemarin.

Namun sumber Tempo menyebutkan, pertemuan itu mengakhiri persaingan antara Fauzi dan Nachrowi dalam kubu Demokrat. Fauzi bahkan, berbekal dukungan dari Demokrat, diagendakan siap merapat ke PDI Perjuangan, yang telah menyiapkan kandidat wakil gubernur, salah satunya adalah Adang Ruchiyatna.

"Saya sampaikan, Partai Demokrat akan berkoalisi dengan partai lain, partai sahabat," ujar Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum setelah memimpin rapat Fraksi Demokrat di gedung DPR kemarin.

Anggota Dewan Pembina Demokrat, Achmad Mubarok, menambahkan bahwa Demokrat condong ke Fauzi bukan karena prestasinya yang mencorong, melainkan lantaran tak ada kader lain yang menandingi popularitas Fauzi. "Kami sudah berikan kesempatan kepada Nachrowi," kata Mubarok.

Adapun PDI Perjuangan, partai yang hendak digandeng Fauzi dan Demokrat, menyatakan baru akan mengumumkan nama calon gubernur besok. Di kubu PDIP, nama Fauzi ada dalam bursa bersama Wali Kota Solo Joko Widodo alias Jokowi. Jokowi disiapkan sebagai calon gubernur dengan pasangan dari partai koalisi. Adapun Fauzi bakal diusung dengan syarat wakilnya berasal dari PDIP. "Kami sedang sosialisasikan mana yang lebih memungkinkan menang," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo kemarin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fauzi diperkirakan bakal menghadapi rival berat, yakni Alex Noerdin-Nono Sampono, yang diusung koalisi Partai Golkar, PPP, dan Partai Damai Sejahtera. Alex beberapa hari lalu telah “berpamitan” kepada pegawai kantor Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan, yang saat ini dipimpinnya. "Saya yakin kami (bersama Nono) menjadi lawan sepadan untuk calon incumbent (Gubernur Fauzi)," kata dia.

MARIA YUNIAR | FRANSISCO ROSARIANS | IRA SUFA | AMANDRA | PARLIZA | WURAGIL

Berita terkait:

PKS Simpan Calon DKI-1 Hingga Detik Terakhir
Calon Independen Optimistis Bersaing di DKI
PDIP Masih Timbang Jokowi dan Adang di Pilkada DKI  

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perilaku Pemilih Pilkada DKI

21 Maret 2017

Perilaku Pemilih Pilkada DKI

Perdebatan perilaku pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 kali ini sangat menarik. Tulisan Eep Saefulloh Fatah di kolom majalah Tempo edisi 12 Maret 2017 menggelitik karena menafikan dua teori utama dalam melihat pemilih DKI. Pemilih rasional sering terlalu disederhanakan sebagai pemilih yang menggunakan akal sehat dan diterjemahkan dalam pilkada ketika pemilih melihat kinerja sebagai basis pilihan. Politik aliran lebih melihat sekat-sekat kelompok, khususnya agama, sebagai salah satu penentu bagi pemilih di Indonesia.


Perilaku Pemilih Pilkada DKI

21 Maret 2017

Perilaku Pemilih Pilkada DKI

Perdebatan perilaku pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI 2017 kali ini sangat menarik. Tulisan Eep Saefulloh Fatah di kolom majalah Tempo edisi 12 Maret 2017 menggelitik karena menafikan dua teori utama dalam melihat pemilih DKI. Pemilih rasional sering terlalu disederhanakan sebagai pemilih yang menggunakan akal sehat dan diterjemahkan dalam pilkada ketika pemilih melihat kinerja sebagai basis pilihan. Politik aliran lebih melihat sekat-sekat kelompok, khususnya agama, sebagai salah satu penentu bagi pemilih di Indonesia.


Hitung Cepat Pilih Jokowi-Ahok Pimpin Jakarta

20 September 2012

Joko Widodo dan Basuki T. Purnama (Ahok). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Hitung Cepat Pilih Jokowi-Ahok Pimpin Jakarta

Rata-rata selisih perolehan suara Foke dan Jokowi hanya 9,4 persen.


Jokowi - Ahok Disenggol Isu SARA

17 Juli 2012

Jakarta Baru, Jokowi dan Basuki. citizenjurnalism.com
Jokowi - Ahok Disenggol Isu SARA

Meski aksi jegal kandidat pada pasangan pemenang putaran pertama pemilihan Pilkada DKI Jakarta versi hitung cepat Jokowi-Ahok terus bergulir


Jokowi Klaim Didukung Tiga Kandidat

13 Juli 2012

Jokowi menanda tangani berkas-berkas yang menumpuk selama ditinggal cuti kampanye dan pencoblosan pilkada jakarta di rumah dinas wali kota, 12-7, 2012. Begitu tiba dari Jakarta, Jokowi menyempatkan melihat dan mengecek berkas yang harus segera ditanda tangani. Tempo/Ukky Primartantyo
Jokowi Klaim Didukung Tiga Kandidat

"Saya bebaskan mereka pilih siapa pun."


Sentimen Negatif Foke-Nara *)

8 Juni 2012

Sentimen Negatif Foke-Nara *)

Namun pengalaman pada beberapa pemilihan di tempat lain membuktikan upaya untuk mengatasi stigma negatif terhadap petahana ini tidak mudah dilakukan. Sejumlah kasus menunjukkan bahwa petahana yang elektabilitasnya melorot sulit mengalami recovery untuk tetap berada di atas para pesaingnya.


Jokowi Siap Genggam DKI-1

19 Maret 2012

Wali Kota Joko Widodo menyaksikan pentas Opera Van Java di Stadion R Maladi Sriwedari Solo, Sabtu malam (17/3). TEMPO/Ahmad Rafiq
Jokowi Siap Genggam DKI-1

Wali Kota Solo ini menyatakan siap menaklukkan Jakarta. "Sudah dari dulu saya sampaikan, saya siap," kata Jokowi.


Mundurnya Wakil Gubernur Prijanto

27 Desember 2011

Prijanto, Wakil Gubernur DKI Jakarta saat akan meresmikan Pos Terpadu di Perum Permata, Cengkareng, Jakarta (29/06). TEMPO/Arif Fadillah
Mundurnya Wakil Gubernur Prijanto

Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Saldi Isra, menilai mundurnya Prijanto sebagai sinyal bahwa posisi wakil kepala daerah sebaiknya dihapuskan.