Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Dahlan Salah Kamar

Reporter

Editor

image-gnews
Dahlan Iskan. REUTERS/Supri
Dahlan Iskan. REUTERS/Supri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan kembali "mengamuk" di pintu tol gara-gara antrean panjang. Kali ini ia membuka empat pintu di gerbang tol Ancol Barat, Jakarta Utara. Ia juga menggratiskan ratusan mobil yang melalui empat jalur tersebut. Namun ia lupa, tol itu ternyata milik swasta, bukan dalam wewenangnya.

Sadar langkahnya pada Senin sore, 9 April 2012, itu keliru, Dahlan segera meminta maaf kepada CMNP (Citra Marga Nusaphala Persada) karena telah menggratiskan banyak mobil. Ia mengaku tidak tahu bahwa pintu tol tersebut bukan milik BUMN Jasa Marga, tetapi milik swasta, CMNP. Hanya karena gemas melihat antrean panjang usai rapat BUMN di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, ia tak tahan turun tangan.

Baca Juga:

Jalan Tol

"Saya minta maaf kepada manajemen CMNP karena mengira tol tersebut milik Jasa Marga," kata dia. Kalau CMNP merasa permintaan maaf tersebut kurang memadai, Dahlan menyatakan bersedia mengganti rugi biaya tol dari ratusan mobil yang digratiskan tersebut.

Seiring permintaan maaf itu, Dahlan menjelaskan tindakannya itu semata-mata didorong rasa tanggung jawab setelah melihat kemacetan luar biasa akibat kurangnya loket pintu tol di jam-jam tersebut. Ia juga tetap mengimbau agar dilakukan penanganan yang lebih baik dengan cara menambah loket atau untuk sementara menambah tenaga manusia dengan menjadi "loket berdiri".

Tindakan spontan membuka pintu tol tersebut tidak sekali dilakukan Dahlan. Kejadian sebelumnya pada Selasa, 20 Maret 2012. Sekitar pukul 6 pagi di pintu tol Semanggi, Bos BUMN yang sedang mengejar rapat itu turun langsung mengatur lalu lintas karena kemacetan yang mengular, tak kurang 33 mobil mengantre. Padahal, Dahlan sudah membuat aturan bahwa antrean mobil di depan pintu tol tak boleh lebih dari lima mobil.

Meski terkesan emosional, tindakan-tindakan spontan Dahlan itu ternyata dapat diterima masyarakat.  Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Effendi Ghazali, mengatakan Dahlan adalah golongan 'emotive leader'. Artinya, sebagai pemimpin, Dahlan adalah orang yang emosional. Ia segera melakukan tindakan bahkan mengamuk apabila ada hal tidak beres terjadi. “Walau Dahlan pemimpin emosional, tapi ia diterima di masyarakat,” kata Effendi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penilaian Effendi itu berdasarkan komentar-komentar di media sosial. Menurut dia, lebih banyak masyarakat yang berkomentar hal positif terkait tindakan 'koboi' menteri kelahiran Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, itu.

Effendi menilai aksi pembukaan paksa pintu tol oleh menteri yang pernah tidur di sebuah rumah susun itu adalah hal yang baik untuk membuat terobosan. “Terobosan itu memang perlu demi mencapai kepuasan masyarakat,” ujarnya.



ARYANI KRISTANTI | SUNDARI | MITRA TARIGAN

Berita terkait
Salah Buka Pintu Tol, Dahlan Iskan Minta Maaf
Buka Pintu Tol Swasta, Dahlan Siap Beri Ganti Rugi

Dahlan Iskan Pasang Badan, Semangat PTBA Berkobar
Cara Dahlan Dorong BUMN Rebut Pasar Regional

Dahlan: Stop Impor Mesin dari Tiongkok

Detik-detik Dahlan Iskan Berdesakan di Kereta

Saran Penumpang Kereta yang Bikin Dahlan Antusias


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jalan Tol

18 November 2013

Jalan Tol

Mengatasi kemacetan di Jakarta dengan enam ruas tol? Kota yang hebat bukanlah kota yang banyak jalan tolnya


Tarif Tol Cikampek dan Bandara Soekarno-Hatta Naik  

11 Juli 2010

Spanduk sosialisasi kenaikan tarif tol terpasang di pintu tol Prof Dr Ir Sedyatmo, Jakarta (Minggu, 11 Juli 2010). Tempo/ Arie Basuki
Tarif Tol Cikampek dan Bandara Soekarno-Hatta Naik  

Penyesuaian tarif tol tidak bisa ditunda agar kepercayaan investor terhadap kepastian hukum atas investasi jalan tol tidak berkurang. Kenaikan dihitung berdasarkan laju inflasi selama dua tahjun terakhir.