TEMPO.CO, Jakarta-Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diminta berpikir dua kali sebelum benar-benar memutuskan untuk melanjutkan kembali proyek transportasi monorel. Gubernur dan Wakil Gubernur direncanakan mendapat pemaparan ihwal prospek proyek itu dari satu investornya, PT Adhi Karya, besok.
"Perlu penelaahan yang mendalam tentang tindak lanjut monorel," kata Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin kemarin. Selamat memimpin komisi yang mengurusi masalah ekonomi, termasuk perhubungan.
Menurut Selamat, Jokowi mesti melihat kembali alasan mengapa proyek transportasi itu mangkrak selama tujuh tahun. Proyek yang berjalan sejak Juni 2004 itu benar-benar terhenti pada 2006, hingga akhirnya pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo memutuskan melupakannya pada September tahun lalu.
Selamat juga meminta Jokowi mempertimbangkan efektivitas dan daya angkut monorel. Dia menyodorkan data terbaru dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta yang menyatakan bahwa proyek monorel memakan biaya hingga Rp 3,9 triliun dengan potensi kapasitas angkut 77.500 per hari.
Menurut dia, angka itu kalah dibanding elevated busway yang pernah ditawarkan Fauzi dengan biaya sebesar Rp 1,6 triliun, dengan daya angkut lebih besar.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPRD Jakarta, Triwisaksana, setuju agar Gubernur mengkaji lebih matang rencananya. Dia menyoroti soal tarif monorel setelah beroperasi. “Kalau pakai skema yang dulu, tarifnya Rp 12 ribu, jauh lebih mahal dari busway yang hanya Rp 3.500,” katanya.
Permintaan kaji ulang secara serius juga disampaikan pengamat transportasi Yayat Supriatna. Bedanya, Yayat memperhitungkan persinggungan monorel nanti dengan sejumlah koridor busway yang sudah ada. “Kalau hanya bersinggungan di beberapa titik dan tidak saling mengganggu, maka ya tidak ada salahnya dijalankan,” kata dia.
Yayat lebih berpihak pada busway karena jalurnya yang lurus-lurus sehingga menjangkau hampir semua tempat. Monorel disebutnya melingkar hanya di beberapa sentra ekonomi Jakarta.
Secara terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan proyek monorel dipertimbangkan kembali karena negosiasi antara Pemerintah Provinsi DKI dan Adhi Karya belum menemukan titik temu. Pemerintah DKI menawarkan dana penggantian investasi awal berupa tiang-tiang pancang yang sudah berdiri itu sebesar Rp 200 miliar. Namun PT Adhi Karya meminta Rp 600 miliar.
“Nah, kan tidak ketemu tuh jumlahnya. Kalau mau dibongkar juga makan biaya lagi. Jadi, kami minta PT Adhi Karya cari investor dan presentasi dulu,” katanya. “Nanti kalau jalan, murni swasta, kami hanya permudah izin saja.”
Basuki sendiri tidak menutup kemungkinan jalur monorel nantinya bersinggungan dengan beberapa koridor busway. Tapi itu, kata dia, bisa disiasati dengan rekayasa jalur.
Guna menghidupkan kembali proyek monorel yang terhenti sejak 2003, Gubernur Joko Widodo telah meminta PT Adhi Karya (Persero), penggagas proyek itu, segera mempresentasikan pembangunannya pada hari ini atau awal pekan depan. “Kalau bisa, ya, langsung jalan,” ujarnya, Rabu, 17 Oktober 2012.
Langkah Joko Widodo ini didukung Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Proyek ini, kata Dahlan, akan ekonomis jika bisa menggantikan busway. Dengan begitu, busway bisa dimanfaatkan untuk mengurangi kemacetan. "Idenya begitu," ujarnya.
SUTJI DECILYA | DIMAS SIREGAR | TRIARTINING | SYAILENDRA | WURAGIL | WANTO
Berita Terkait
Pengusaha Minta Jokowi Berantas Pungutan Liar
Begini Proyek Monorel Joko Widodo
Didukung Dahlan, Jokowi Urus Monorel Hingga Kopaja
Jokowi Minta Konsorsium Monorel Presentasi
Begini Proyek Monorel Joko Widodo
Jokowi Minta Konsorsium Monorel Presentasi
Jokowi-Ahok Awasi Bawahan dengan CCTV
Adhi Karya: Monorel Tergantung Pemda DKI Jakarta
DPRD Jakarta Dukung Pembangunan Monorel