TEMPO.CO, Jakarta -Rencana pemerintah untuk melepas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) tampaknya masih jauh panggang dari api. Baru membuat ide sehari tanpa BBM saja, antrean di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di daerah sudah mengular. Satu di antaranya sebuah pom bensin di Sidoarjo, Jawa Timur.
Lantaran BBM yang banyak dikonsumsi masyarakat habis, para pegawai SPBU yang didominasi kaum Hawa itu menggelar rujakan untuk mengisi waktu. "Jarang-jarang, Mas, rujakan," kata Sriwati, seorang pegawai SPBU, kepada Tempo, Senin, 26 November 2012 (baca: Pasokan Premium Habis, Pegawai SPBU Gelar Rujakan)
Pertamina dikabarkan telah mencabut surat Badan Pengatur Hilir (BPH Migas) tertanggal 7 November 2012 tentang Pengendalian Distribusi Sisa Kuota BBM Subsidi sejak Ahad, 25 November 2012. "Dijanjikan sore nanti dikirim. Kalau solar masih aman," kata Tanggal Simarmata, Supervisor SPBU.
Ia melanjutkan, Pertamina berjanji mengirim Premium sebanyak 24 kiloliter. Jumlah ini melonjak ketimbang pengiriman sebelumnya sebesar 16 kiloliter. Untuk jenis solar tetap seperti biasa, yakni 8 kiloliter. Disinggung mengenai persediaan Pertamax, Tanggal memastikan stok Pertamax masih melimpah."Pertamax setiap tiga bulan sekali dikirim, enggak ada yang beli, Mas. Sekarang harga Pertamax Rp 9.200," kata dia.
Padahal Menteri Keuangan Agus Martowardojo berniat untuk mengendalikan BBM subsidi, atau tak akan menambah pasokan. "Secara umum, sampai akhir 2012, kami harus upayakan kuota tetap 43,5 juta kiloliter. Nanti, kalau ada pembahasan, pasti ada pertemuan koordinasi, dan nanti kami akan diundang," kata Agus di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 27 November 2012. (baca :Menteri Agus Ingin Kuota BBM Tak Ditambah)
Agus merasa yakin Kementerian ESDM, BPH Migas, dan Pertamina bisa mengendalikan pasokan BBM bersubsidi. Ia mengakui adanya penataan yang kurang maksimal di beberapa daerah sehingga BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. "Itu harus ditata agar kuota tetap sesuai," Agus mengatakan.
Saat ini, Agus melihat sudah cukup banyak penyelundupan BBM subsidi yang bisa ditanggulangi. "Dengan ditanggulangi, bisa dijaga sesuai dengan kuota," ujarnya. (baca: Pemerintah Belum Berniat Tambah Subsidi BBM )
Seperti diketahui, PT Pertamina (Persero) menghentikan pengendalian pasokan BBM bersubsidi mulai pekan lalu. Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan hal ini sebagai upaya menghindari kerawanan sosial akibat pengendalian pasokan BBM.
Solusinya menurut Kementerian Keuangan adalah "Paling ideal memang menaikkan harga BBM," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dalam seminar di Ritz Carlton Mega Kuningan, Selasa, 20 November 2012.Tetapi, untuk menaikkan harga bahan bakar subsidi ini memang tidak mudah. Sebab, ada faktor-faktor, seperti faktor politis, yang bisa mengganjal usulan kebijakan ini. (baca: Kemenkeu: Paling Tepat Naikkan Harga BBM)
Padahal, apabila BBM subsidi dinaikkan harganya hanya sebesar Rp 500 per liter, baik untuk solar maupun bensin premium, akan terdapat penghematan sebanyak Rp 21,2 triliun. "Angka tersebut sangat lumayan untuk alokasi infrastruktur," kata dia. Langkah selanjutnya adalah konversi bahan bakar minyak ke gas.
DIANING SARI | GUSTIDHA BUDHIARTI | DIANANTA P. SUMEDI | ARYANI KRISTANTI
Berita Terkait
Rusuh, Program Sehari Tanpa BBM Subsidi Batal
Pengusaha Pompa Bensin Gugat Petronas
Meski Berwenang, Menkeu Belum Akan Naikkan BBM
Di Sini, Premium Dijual Rp 40 Ribu per Liter