TEMPO.CO, Jakarta -Terjawab sudah simpang-siur rencana penahanan mantan Kepala Korps Lalu Lintas Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, Inspektur Jenderal Djoko Susilo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Djoko ditahan KPK usai diperiksa selama sembilan jam terkait kasus alat ujian simulator surat izin mengemudi, sekitar pukul 18.15, Senin, 3 Desember 2012.
Semalam, ia terpaksa harus langsung bermalam di rumah tahanan milik Polisi Militer Komando Daerah Militer Jaya di Jalan Guntur, Jakarta Selatan. (Baca: Alasan KPK Menahan Jendral Djoko Susilo di Guntur)
Pemeriksaan terhadap Djoko kemarin adalah yang kedua kalinya. Usai pemeriksaan pertama KPK pada 5 Oktober lalu, sejumlah pihak mempertanyakan keberanian lembaga antirasuah dalam mengusut tuntas kasus yang melibatkan jenderal aktif di Polri. Namun KPK tak perlu pemeriksaan lanjutan. KPK telah menemukan alasan kuat untuk menahan mantan gubernur Akedemi Kepolisian ini.
“Dia diduga telah menyalahgunakan wewenang memperkaya diri sendiri atau orang lain terkait dengan pengadaan simulator,” kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., kemarin.
Johan mengatakan KPK tak henti mendalami kasus proyek senilai Rp 196 miliar yang diduga merugikan negara hingga Rp 100 miliar itu. Djoko dijerat dengan pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 Undang-Undang Anti Korupsi. Kemungkinan ia juga akan dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang. (Baca: Mungkinkah Jenderal Djoko Dijerat Pencucian Uang?)
Salah satu alat bukti yang sedang dipelajari adalah laporan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. PPATK menemukan transaksi tak wajar pada sejumlah rekening milik Djoko dengan nilai lebih dari Rp 10 miliar. “Kami sedang dalami terus laporan itu,” ujarnya.
Djoko tak berkomentar banyak saat hendak dibawa ke rumah tahanan Polisi Militer Komando Daerah Militer Jaya, usai menjalani pemeriksaan. Didampingi sejumlah provost dan pengacaranya, ia mengatakan jika KPK resmi menahan dirinya. “Hari ini saya selesai melaksanakan pemeriksaan. Dan berdasarkan surat perintah penahanan hari ini saya melakukan proses hukum yaitu dilakukan penahanan," kata dia. (baca: Ditahan di Guntur, Apa Kata Jenderal Djoko Susilo?)
Markas Besar Kepolisian RI tak membiarkan Djoko sendirian. Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Suhardi Alius, mengatakan pihaknya menghormati proses hukum dan siap memberikan bantuan. “Polri akan terus memberikan bantuan hukum dan advokasi melalui Divisi Hukum Polri bersama para penasehat hukumnya," kata dia. (Baca: Meski Ditahan, Mabes Polri Tetap Dukung Djoko)
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Timur Pradopo telah menegaskan Polri tak akan menghalangi proses yang dilakukan KPK. "Siapapun yang melakukan pelanggaran hukum korupsi ya diproses Polri akan terus mendukung pengentasan korupsi," ujar nya.
Ada pun pengacara Djoko Susilo, Juniver Girsang menilai pertanyaan penyidik KPK belum menyentuh substansi kasus. Menurut dia, dari 25 pertanyaan yang diajukan penyidik, sebagian besar hanya menyangkut kewenangan Djoko sebagai Kepala Korlantas. "Belum masuk ke substansi yang dituduhkan," kata Juniver.
Juniver mengingatkan KPK yang juga berencana menjerat Djoko dengan pasal pencucian uang, Menurut dia, sebaiknya KPK fokus pada kasus yang sedang ditangani sekarang. “Tadi tidak ada pertanyaan mengenai itu (pencucian uang). Predikatnya juga belum diputuskan," kata dia.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan simulator sejak 27 Juli lalu,
akhirnya Djoko Susilo resmi ditahan KPK. Djoko akan menginap di Rumah Tahanan Kompleks Polisi Militer Daerah Militer Jakarta Raya selama 20 hari ke depan. (Baca: Sel Djoko Susilo Cuma Pakai Kipas Angin)
FEBRIYAN | RUSMAN PARAQBUEQ | WAYAN AGUS PURNOMO | MUHAMAD RIZKI | PRAM
Berita Terkait
Di Guntur, Jenderal Djoko Susilo Sendirian
Jenderal Djoko Minta KPK Cepat Kelarkan Berkasnya
Ditawari Kopi, Jenderal Djoko Susilo Pilih Air Putih
Tetangga Sel Djoko Susilo Tersangka Korupsi Quran
Kapolri Izinkan Djoko Susilo Ditahan KPK
Bantah Berita Tempo, Djoko Susilo Takut Ditahan
Djoko Susilo Akan Ditahan? Coba Saja Kalau Berani
Simulator SIM, KPK Tak Takut Dikepung Polisi Lagi