Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jenderal Ditahan, Polri Melawan

image-gnews
KPK, Kepolisian dan Kejaksaan Agung (Ilustrasi: Unay Sunardi)
KPK, Kepolisian dan Kejaksaan Agung (Ilustrasi: Unay Sunardi)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Markas Besar Kepolisian RI bereaksi atas penahanan Inspektur Jenderal Djoko Susilo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Buntut penahanan mantan Kepala Korps Lalu Lintas yang menjadi tersangka kasus simulator SIM itu membuat Mabes Polri enggan memperpanjang masa tugas Komisaris Novel Baswedan dan 12 penyidik lainnya di KPK.

Surat penolakan perpanjangan tugas itu tertanggal 30 November 2012. Namun surat dikirim Mabes Polri pada Senin lalu bersamaan dengan hari penahanan Djoko. Selain itu, kepolisian juga tidak memproses permintaan alih status para penyidik itu untuk menjadi pegawai tetap KPK. (Baca: Polri Kembali Tarik 13 Penyidiknya dari KPK)

Ditanya soal ini, Kapolri Jenderal Timur Pradopo membantah adanya penarikan penyidik dari KPK. "Tidak ada," kata dia singkat. Ia enggan menjabarkan keterkaitan penarikan penyidik tersebut dengan penahanan Djoko Susilo. “Tidak ada kaitannya,” kata dia.

Timur lagi-lagi menjelaskan jika institusinya tidak keberatan atas penahanan Djoko oleh KPK. Ia juga tak mempermasalahkan jika lembaga antirasuah itu berani menahan salah satu jenderal yang masih aktif bertugas di kepolisian.

“Polri aparat penegak hukum. Kalau ada kaitan pelanggaran hukum tentu kami menghormati dan hal ini tidak akan mempengaruhi kinerja kepolisian," ujarnya.

KPK bersedia pasang badan. Wakil Ketua KPK Bambang Widjajanto memastikan akan melindungi para penyidik yang ingin beralih tugas menjadi penyidik tetap KPK. Menurut dia jika prosesnya sesuai dengan undang-undang, mereka yang sudah selesai menjalankan tugas dan bersedia melanjutkan tugasnya di KPK, tentu akan diterima dengan tangan terbuka.

“Mereka yang sudah alih tugas menjadi pegawai tetap KPK, maka kami memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk melindungi mereka," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pegiat antikorupsi menilai penarikan 13 penyidik ini sebagai aksi balas dendam yang dilakukan kepolisian atas penahanan Djoko. Ia menilai komitmen dukungan Kapolri Jenderal Timur Pradopo terhadap upaya KPK memberantas korupsi seperti yang sering mereka gembar-gemborkan hanya omong-kosong.

“Polri terus menggerogoti KPK dengan menarik pejabatnya,” ujarnya kata Koordinator Divisi Monitoring Hukum dan Peradilan Indonesia Corruption Watch, Emerson Yuntho.

Dari 13 penyidik yang tidak diperpanjang masa tugasnya itu, ada sembilan orang yang diketahui telah mengajukan permintaan alih status menjadi penyidik tetap KPK. Penarikan ini pun bukan yang pertama. Pada 14 September, kepolisian menarik 20 penyidik dengan alasan masa tugas mereka sudah berakhir. Padahal 12 penyidik baru tertugas di KPK selama satu tahun. KPK menolak penarikan itu dengan alasan masih membutuhkan mereka. Lima dari 20 penyidik tersebut kemudian memilih menetap di KPK.

Menurut sumber Tempo, masa dinas belasan penyidik kepolisian di KPK akan habis beberapa pekan mendatang. Pada Januari 2013, misalnya, 18 orang akan mengakhiri masa dinasnya. Jika masa dinas mereka tidak diperpanjang, ia menyatakan, pengusutan berbagai perkara bakal terbengkalai.

BUDI SETYARSO | ARYANI KRISTANTI | TRI SUHARMAN | FEBRIYAN | EFRI R

Berita Terkait
KPK Diserang Duet Polisi dan DPR

Surat Pengunduran Diri Penyidik Hendy Puji KPK 

Ini Curhat Bekas Penyidik KPK tentang Abraham Samad

KPK Tak Urusi Anak Emas dan Anak Tiri 

KPK Meminta Perpanjangan Tugas 7 Penyidik Polisi  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polri Akui Ada Kendala Identifikasi Teror Bom Pimpinan KPK

14 Januari 2019

Suasana kediaman Wakil Ketua KPK Laode Muhamad Syarif setelah diserang dengan bom molotov di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta, Rabu, 9 Januari 2019. Menurut keterangan saksi, kejadian penyerangan terhadap kediaman Laode terjadi pada pukul 01.00 WIB dinihari dengan ditemukannya botol berisikan spritus dan sumbu apai. TEMPO/Muhammad Hidayat
Polri Akui Ada Kendala Identifikasi Teror Bom Pimpinan KPK

Polisi mengakui menemukan kendala dalam mengidentifikasi bom molotov dan bom palsu di rumah pimpinan KPK Agus Rahardjo dan Laode M Syarif.


Idul Fitri, Novel Baswedan Salat Id di Masjid Dekat Rumah Sakit

25 Juni 2017

Penyidik KPK Novel Baswedan tiba di Rumah Sakit Mata Jakarta Eyes Center di Menteng, Jakarta Pusat, 11 April 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Idul Fitri, Novel Baswedan Salat Id di Masjid Dekat Rumah Sakit

Karena kondisi matanya belum pulih, Novel Baswedan hanya bisa merayakan Idul Fitri di rumah sakit di Singapura.


Alasan Polisi Belum Bisa Mengungkap Penyerang Novel Baswedan

19 Mei 2017

Sejumlah aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 12 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan didepan kediamannya dikawasan Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Alasan Polisi Belum Bisa Mengungkap Penyerang Novel Baswedan

Polda Metro Jaya membantah bekerja lambat dalam mengungkap kasus serangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.


Kapolda Metro: Serangan ke Novel Sangat Terencana, Digambar Dulu  

26 April 2017

Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan. TEMPO/Ijar Karim
Kapolda Metro: Serangan ke Novel Sangat Terencana, Digambar Dulu  

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengatakan serangan kepada Novel Baswedan sangat terencana dengan baik.


2 Orang yang Difoto Dekat Rumah Novel Ternyata Informan Polisi

24 April 2017

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi RP Argo Yuwono. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
2 Orang yang Difoto Dekat Rumah Novel Ternyata Informan Polisi

Dua orang yang difoto dekat rumah Novel Baswedan berprofesi sebagai debt collector sekaligus jadi informan polisi untuk kasus pencurian motor.


Polisi Periksa Terduga Pelaku Serangan ke Novel Baswedan

21 April 2017

Sejumlah aktifis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 12 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan didepan kediamannya dikawasan Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Polisi Periksa Terduga Pelaku Serangan ke Novel Baswedan

Polisi tengah memeriksa seorang yang diduga pelaku penyiram air keras pada Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.


Tiga Regu Khusus Ini Selidiki Teror Air Keras terhadap Novel Baswedan  

13 April 2017

Novel Bawesdan meninggalkan ruang perawatan di JEC, 12 April 2017. TEMPO/Budi Setyarso
Tiga Regu Khusus Ini Selidiki Teror Air Keras terhadap Novel Baswedan  

Polda Metro Jaya membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.


Teror Tak Lumpuhkan Novel dan KPK

13 April 2017

Teror Tak Lumpuhkan Novel dan KPK
Teror Tak Lumpuhkan Novel dan KPK

Air keras disiramkan ke wajah Novel Baswedan. Patut diduga, otak pelakunya berkeinginan agar Novel roboh dan KPK rapuh. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Novel Baswedan adalah ikon di KPK. Karena itu, menyerang Novel berarti pula menggempur KPK.


Kapolda: Jangan Blunder Lama Ungkap Serangan ke Novel Baswedan

12 April 2017

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil membawa topeng foto Novel Baswedan di gedung KPK, Jakarta, 11 April 2017. Mereka meminta KPK dan aparat kepolisian untuk segera mengusut kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik senior KPK Novel Baswedan. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kapolda: Jangan Blunder Lama Ungkap Serangan ke Novel Baswedan

Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan meminta seluruh jajarannya untuk bekerja maksimal mengungkap kasus serangan terhadap Novel Baswedan.


Serangan ke Novel Baswedan, Kapolda Metro: Ada yang Menyuruh

12 April 2017

Novel Bawesdan meninggalkan ruang perawatan di JEC, 12 April 2017. TEMPO/Budi Setyarso
Serangan ke Novel Baswedan, Kapolda Metro: Ada yang Menyuruh

"Tentu ada motif. Ada pelaku di lapangan yang menyiram tentu ada yang menyuruh. Tidak mungkin berdiri sendiri," ucap Iriawan.