TEMPO.CO, Jakarta - Banjir pekan lalu membuat banyak pengambil kebijakan di negeri ini terhenyak. Berbagai proyek infrastruktur untuk menanggulangi banjir Jakarta pun dibuka lagi. Salahsatunya adalah rencana pembangunan sebuah dam seperti yang ada di Rotterdam, Belanda.
Dam di Teluk Jakarta diperhitungkan bakal memakan biaya Rp 50-100 triliun. Dam itu diharapkan mampu membendung pasang air laut yang mengakibatkan banjir rob di Jakarta Utara.
“Sejak tahun lalu studi kelayakannya sudah dimulai Kementerian Pekerjaan Umum,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo, Senin, 21 Januari 2013.
Tanggul itu, kata Ery, membutuhkan kelengkapan pompa-pompa yang akan menyedot air di Teluk Jakarta dan dibuang ke Laut Jawa. Ery yakin cara itu bakal membuat kawasan Jakarta Utara bebas dari banjir rob.
Bekas Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pernah menjelaskan bahwa tanggul raksasa bukan cuma untuk membendung ancaman rob. Tanggul juga terkait dengan muka tanah Jakarta yang terus turun akibat tingginya eksploitasi air tanah.
Selain itu, tanggul akan membendung air tawar dari 13 sungai dan mengolahnya menjadi bahan baku air bersih. Diperkirakan, bendungan seluas 50 kilometer persegi itu bisa melindungi kebutuhan air warga Jakarta hingga 100 tahun ke depan.
Tanggul dan reklamasi pesisir ini sudah tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta hingga 2030. Bahkan kata Fauzi pada Mei 2012, ia telah menyelesaikan masterplan masa depan Jakarta, yang nantinya berjulukan Water Front City.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan belum ingin membahas megaproyek tanggul raksasa di Teluk Jakarta. “Masih panjanglah prosesnya,” kata dia.
Untuk jangka pendek, pemerintah berencana menangani masalah banjir dengan membuat sodetan di Sungai Ciliwung dari Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur, ke Kanal Banjir Timur di Jalan D.I. Panjaitan.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, pemerintah sedang mencari desain dan teknologi terbaik pembangunan sodetan itu. “Kami mencari solusi agar pembangunannya tidak mengganggu masyarakat,” kata dia.
Di Jawa Barat, pemerintah bakal membangun waduk pada kawasan Ciawi, 2014 nanti. Pembangunan waduk itu sejatinya untuk konservasi dan penyediaan air baku. “Namun waduk itu juga bisa menjadi salah satu solusi mengatasi banjir di Ibu Kota,” ujar Direktur Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Muhammad Hasan.
Hasan mengatakan anggaran pembangunan waduk itu sekitar Rp 3,5 triliun. Angka itu hanya konstruksi, belum termasuk anggaran pembebasan lahan. Dia menuturkan, desain dan uji kelayakan terhadap Waduk Ciawi seluas 170 hektare sudah dilakukan lama. Tapi pembangunan urung dilakukan gara-gara anggarannya kelewat mahal.
Pasalnya waduk itu hanya mampu menampung air sekitar 33 juta meter kubik, atau cuma bisa mengurangi 10-15 persen potensi banjir. Karenanya Kementerian menganggap proyek waduk Ciawi tidak difokuskan untuk penanganan banjir Jakarta. Namun, kata Hasan, pemerintah DKI sudah meminta pembangunan waduk segera dilakukan. Presiden pun sudah menyinggungnya pada saat rapat koordinasi. “Maka Kementerian Pekerjaan Umum mulai mengerjakan proyek waduk itu tahun depan,” tuturnya.
RAFIKA AULIA | SUKMA | DIMAS SIREGAR | SUTJI DECILYA | WURAGIL | CORNILA DESYANA