TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka suap impor daging sapi, Ahmad Fathanah, diduga kerap mencari dana buat Partai Keadilan Sejahtera. Duit yang berhasil dihimpun di antaranya untuk kampanye pemilihan kepala daerah, yang calonnya disokong PKS.
Dalam dokumen yang salinannya diperoleh Tempo disebutkan bahwa Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq—bekas Presiden PKS yang juga menjadi tersangka kasus suap itu—beberapa kali membicarakan ihwal dana tersebut. Pada 16 Januari 2013, misalnya, Fathanah mengatakan ada pengusaha tambang bernama Hendrik dari Jawa Timur yang akan membantu dana kampanye untuk pemilihan Gubernur Jawa Timur.
“Hendrik akan membantu Rp 4 miliar,” kata Fathanah, menerangkan percakapannya dengan Luthfi. “Luthfi menanyakan realisasinya karena akan ada kebutuhan besar untuk pilkada Jawa Timur.”
Dalam dokumen lain, Fathanah dan Luthfi juga pernah membicarakan soal dana kampanye untuk pemilihan Gubernur Sumatera Utara. “Komunikasi itu membahas tentang donatur-donatur yang akan memberikan bantuan dalam rangka pilkada Sumatera Utara, yang mana Ahmad Fathanah membantu mencarikan donatur itu,” kata Luthfi.
Bahkan antara Fathanah dan Luthfi juga pernah membicarakan biaya pengacara untuk gugatan di Mahkamah Konstitusi. Ada pula dana untuk pilkada di Takalar, Sulawesi Selatan, sebesar US$ 10 ribu.
Fathanah ditangkap KPK pada 29 Januari lalu karena diduga menerima suap Rp 1 miliar dari PT Indoguna Utama—perusahaan pengimpor daging sapi. Sehari kemudian, KPK menciduk Luthfi. KPK pun menetapkan pemilik Indoguna, Maria Elizabeth Liman, sebagai tersangka.
Fathanah sendiri mengaku pernah meminta duit kepada Elizabeth untuk membiayai safari dakwah PKS di wilayah Sumatera. Fathanah lantas mendapat Rp 300 juta dari Elizabeth.
Pengacara Elizabeth, Denny Kailimang, membenarkan bantuan kliennya untuk safari dakwah. Tapi dia membantah tudingan bahwa sumbangan itu untuk memuluskan izin impor.
Juru bicara PKS, Mardani Ali Sera, tak tahu aliran dana dari Fathanah yang dimanfaatkan partainya sebagai modal kampanye pilkada. Bendahara Umum PKS, Mahfudz Abdurrahman, membantah partainya menerima duit dari luar partai. “Kami menerima dana dari kader,” katanya.
NUR ALFIYAH | MUHAMAD RIZKI | FEBRIANA FIRDAUS | PRAM