TEMPO.CO, Jakarta- Komisi Pemberantasan Korupsi berjanji tidak akan berhenti mengusut dugaan keterlibatan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso dalam kasus dugaan korupsi sejumlah proyek di Kementerian Agama, termasuk pengadaan Al-Quran. “Kalau korupsinya sistemik, maka KPK akan mengusut kasus ini secara sistemik pula,” kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas ketika dihubungi Tempo kemarin.
Nama Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya ini mulai disebut setelah KPK mengantongi catatan Fahd El Fouz ihwal fee pengurusan proyek-proyek di Kementerian Agama. Tertulis, misalnya, Priyo mendapat jatah 3,5 persen dari proyek alat telekomunikasi senilai Rp 66 miliar.
Catatan Fahd disebut juga dalam putusan terdakwa kasus Al-Quran, Zulkarnaen Djabar dan Dendy Prasetia, Kamis pekan lalu. Zulkarnaen adalah anggota DPR dari Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum MKGR. “Kami juga menunggu putusan ini berkekuatan hukum tetap untuk mengusut nama yang disebut-sebut,” kata Busyro.
Ketika diperiksa KPK pada 9 Agustus 2012, Fahd mengatakan dokumen itu ia buat bersama Dendy, Rizky, dan sejumlah pengurus MKGR. Versi jaksa, catatan fee dan pemberiannya diatur Dendy dan Fahd atas perintah Zulkarnaen. Belakangan, dalam persidangan, Fahd mengaku membuat catatan itu sendiri dan sengaja mencatut nama Priyo.
Nama Priyo juga tersadap KPK ketika Zulkarnaen menelepon Fahd, akhir September 2011. Zulkarnaen meminta Fahd menghubungi Priyo agar bisa berbicara dengan Nasaruddin Umar--ketika itu Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Wakil Menteri Agama. Tujuannya untuk memuluskan proyek mereka. Caranya, kata Zulkarnaen kepada Fahd, Priyo mengundang Nasaruddin memberikan tausiah Lebaran di rumah Priyo.
Pengacara Zulkarnaen, Erman Umar, tidak membantah percakapan kliennya dengan Fahd yang menyebut nama Priyo. Adapun Wakil Menteri Agama Nasaruddin kemarin membantah pernah bicara soal proyek maupun undangan tausiah dengan Priyo. “Tapi, kalau di kompleks perumahan DPR, saya sering,” katanya.
Kemarin Priyo belum bisa dimintai konfirmasi. Disambangi di rumah dinasnya di Jalan Denpasar, Kuningan; dan rumah pribadinya di Perumahan Tanjung Mas Raya, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, petugas keamanan di rumah itu mengatakan Priyo tengah ke luar kota. Dihubungi melalui teleponnya, Priyo juga tak merespons. Tapi, sebelumnya, Priyo pernah menolak tudingan menerima fee proyek di Kementerian Agama. Adapun soal melobi Nasaruddin, “Itu tak benar sama sekali,” ujarnya.
Anton Aprianto | Nur Alfiyah | Febriana Firdaus | Ramadhani