TEMPO.CO, Jakarta-Kecelakaan maut terjadi di perlintasan kereta api Jalan Bintaro Permai, Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, kemarin. Kereta api commuterline bernomor 1131 jurusan Serpong-Tanah Abang menabrak truk tangki berisi 24 kiloliter bensin premium milik Pertamina, yang menerobos palang pintu kereta.
Akibat peristiwa ini, lima orang tewas dan 67 luka-luka. Masinis kereta api Darman Prasetyo , 25 tahun, jadi salah satu korban dalam peristiwa ini. (Baca: Daftar Korban Tabrakan Kereta di Bintaro)
Juru bicara Kementerian Perhubungan Bambang S. Ervan mengatakan perlintasan kereta api di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan itu rawan kecelakaan. "Di sana banyak yang suka nyerobot,"kata Bambang kepada Tempo kemarin.
PT Kereta Commuter Jakarta menuding truk, yang menerobos pintu perlintasan kereta, menjadi penyebab kecelakaan antara commuterline dan tangki milik Pertamina di Jalan Bintaro Permai, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, kemarin. "Nah dari jauh sebelum kereta sampai, palang sudah mulai bergerak menutup dan sinyal kereta datang juga berbunyi," kata Eva. (Baca: Pertamina Klaim Sopir Truk Penubruk Kereta Berizin)
Eva menyebut pola kecelakaan di perlintasan kereta api kebanyakan karena pengemudi yang melanggar aturan. Namun seorang saksi menyebut sirene perlintasan tidak berbunyi. “Bukan cuma itu, palang juga tidak bekerja,” ujar pria yang tak mau disebut namanya itu. (Baca:44 Lintasan Kereta Api Rawan Kecelakaan)
Saksi ini mengaku sedang mengendari sepeda motor di belakang truk itu saat melewati palang perlintasan. Dia menyebut truk tangki mogok di atas rel. Dari arah selatan dia melihat kereta sudah melaju. Saksi ini kemudian menyalip truk itu. Dua sepeda motor menurut dia ikut terbakar karena tak sempat menjauh dari truk tangki.
PT Pertamina menyatakan truk itu tengah membawa bahan bakar minyak untuk mengisi pom bensin di daerah Petukangan, Jakarta Selatan. “Rutenya dari Plumpang, mau menuju ke SPBU di Petukangan,” kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Ali Mundakir.
Menurut dia, Pertamina masih akan menunggu hasil penyelidikan yang juga melibatkan PT Kereta Api Indonesia, Kementerian Perhubungan, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
Media Manajer PT Pertamina Wiyanda Pusponegoro mengklaim pengemudi truk dan kernetnya sudah memiliki izin standard operating procedure dalam mengendarai truk perusahaan minyak plat merah ini."Apalagi tangki yang dikemudikan ini kan berkapasitas 24ribu liter yang tentunya ada SOP tersendiri."
Wiyanda mengatakan, saat berkunjung untuk menjenguk Chosimin, sopir tangki dan Mujiono, kernetnya, mereka sempat berbincang. "Mereka juga menceritakan bagaimana saat sebelum menjelang kejadian," ujar Wiyanda. Namun dia enggan mengungkapkan apa penyebab kecelakaan versi kedua orang itu.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi menerjunkan 9 penyelidik dalam kecelakaan maut ini. Tim ini langsung mengumpulkan data dan mengambil gambar untuk menginvetigasi kecelakaan yang merenggut lima nyawa tersebut. “Kemungkinan besok pagi baru ada perkembangan,” kata Ketua Sub Komite Kereta Api KNKT Eddy Sasongko. (Baca: Penyelidikan Tragedi Kereta Bintaro Butuh 3 Bulan)
APRILIANI GITA FITRIA | SYAILENDRA | REZA ADITYA | ANANDA TERESIA | DEWI RINA | JULI HANTORO