TEMPO.CO, Jakarta- Calon presiden dari poros Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, akan menjadikan mantan presiden Soeharto sebagai pahlawan nasional. Ia menjanjikan status pahlawan untuk penguasa Orde Baru itu ketika berpidato dalam acara Rapat Pimpinan Nasional Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI Polri (FKPPI), Selasa malam lalu.
Rapat itu dihadiri putri Soeharto, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, mantan istri Prabowo. Ketua FKPPI Bahriun Sucipto mengatakan FKPPI memberikan dukungan kepada Prabowo sebagai calon presiden. Setelah memberikan dukungan, FKPPI memberi kesempatan kepada Prabowo untuk berpidato. "Jika terpilih sebagai presiden, saya akan perjuangkan Soeharto menjadi pahlawan nasional," kata Bahriun, mengutip pidato Prabowo kemarin.
Direktur Strategi Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta, Rully Chaeri Azwar, mengatakan pidato Prabowo tentang memperjuangkan Soeharto menjadi pahlawan nasional tak direncanakan tim kampanye. Rully hadir dalam acara yang digelar di Jakarta Convention Center, Jakarta, itu. Ia duduk di sebelah Titiek Soeharto. Politikus Partai Golkar ini mengatakan pidato Prabowo bertujuan meraup dukungan, terutama di kalangan keluarga TNI Polri.
Menurut Rully, Prabowo memiliki latar belakang tentara seperti Soeharto. Rully mengatakan Prabowo ingin menegaskan bahwa dia dari golongan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian. "Ia spontan menyampaikan pemikiran itu untuk memberikan penghargaan kepada Soeharto," katanya kemarin.
Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hatta, Mahfud Md., mengatakan tak ada pembicaraan di lingkup internal tim ihwal wacana Prabowo akan memperjuangkan Soeharto menjadi pahlawan nasional jika terpilih. "Itu haknya Pak Prabowo kalau menyebut begitu," kata Mahfud ketika dihubungi Tempo kemarin.
Pidato Prabowo yang mengusung Soeharto ini mendapat sorotan. Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, mengatakan Soeharto bertanggung jawab atas terjadinya pelanggaran berat hak asasi manusia, seperti penembakan misterius, penculikan, dan penghilangan manusia. Soeharto, kata dia, tak layak menerima gelar pahlawan. Bila ada calon presiden memperjuangkan gelar pahlawan untuk Soeharto, Poengky mengatakan calon tersebut tak layak dipilih karena bukan orang yang reformis, demokratis, dan menghormati HAM.
Direktur Riset Saiful Mujani Research & Consulting, Djayadi Hanan, mengatakan, dengan membawa Soeharto dalam retorika, Prabowo bisa dianggap tidak menyetujui reformasi dan bermaksud menjadikan Indonesia kembali seperti zaman Orde Baru. Keuntungannya, Djayadi mengatakan, Prabowo dapat mengambil suara dari pihak yang berpendapat masa Soeharto lebih baik, meskipun tidak banyak. "Pertarungan saat ini ketat. Sekecil apa pun dukungan yang bisa digalang, akan sangat berpengaruh," kata Djayadi.
SAID HELABY | WAYAN AGUS PURNOMO | NURUL MAHMUDAH | TIKA PRIMANDARI
Berita Terpopuler:
Gelar 'Revolusi Wangi' Trio Lestari tanpa Jokowi
Scout Willis Unggah Foto Topless Gadis Bali Kuno
Sistem Cerdas ITB Urai Kemacetan Panjang
Ponsel Android Nokia XL Harga Promo di ICS 2014
Tertangkap Kamera, Harimau Jawa Belum Punah?