Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Debat Hatta Vs Kalla Bakal Ketat

image-gnews
Wapres Jusuf Kalla menyerahkan nota kesepahaman Helsinki perdamaian antara Pemerintah Indonesia-GAM kepada Mensesneg Hatta Rajasa di kantor wapres, Jakarta,(4/8).Foto: ANTARA/Saptono
Wapres Jusuf Kalla menyerahkan nota kesepahaman Helsinki perdamaian antara Pemerintah Indonesia-GAM kepada Mensesneg Hatta Rajasa di kantor wapres, Jakarta,(4/8).Foto: ANTARA/Saptono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Pakar politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti, mengatakan debat antara calon wakil presiden Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla nanti malam bakal efektif mempengaruhi massa mengambang, yaitu para pemilih yang belum memutuskan bakal memilih siapa sebagai presiden dan wakilnya. Sedangkan bagi pemilih yang sudah punya pilihan kandidat, debat ini sulit memberi pengaruh.

"Kalau sudah punya pilihan, hasil debat calon wakil presiden justru akan membuatnya semakin mantap memilih calon presidennya," kata dia kepada Tempo kemarin, mengomentari sesi debat para calon wakil presiden yang bakal berlangsung malam ini. Meski Hatta pernah menjabat Menteri Riset dan Teknologi, menurut Ikrar, belum tentu dia bisa mengungguli Jusuf Kalla. "Selama dia Menristek, belum ada kebijakan nyata," katanya.

Sedangkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyarankan agar kedua calon tidak hanya memaparkan visi dan misi. “Mereka harus menjabarkan apa yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan teknologi di Indonesia," katanya.

Adapun Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Kuskridho Ambardi, menilai Hatta akan lebih unggul pada penguasaan materi karena pernah menjabat Menristek. Namun Kalla akan lebih luwes menjelaskan program dibanding Hatta yang cenderung normatif. Dia mengusulkan agar kedua calon berbicara soal, misalnya, pengembangan teknologi otomotif listrik dan digital.

Menurut survei Lembaga Survei Nasional, ada sekitar 14,9 persen massa mengambang hingga awal bulan ini. Sedangkan Lingkaran Survei Indonesia, memperkirakan jumlahnya lebih banyak, yaitu sekitar 16,3 persen. Jumlah ini signifikan untuk mengunci kemenangan karena selisih suara di antara kedua pasangan diperkirakan di bawah 10 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk persiapan debat, Jusuf Kalla membaca kembali visi dan misi, selain membawa buku mengenai cara mengelola sumber daya manusia dan kebijakan teknologi. Ini dilakukan dalam penerbangan di sela-sela kampanye dari Aceh ke Jakarta kemarin. “Bapak membawa dua-tiga buku, lalu membuat catatan sehabis membaca,” kata Husein Abdullah, juru bicara Kalla.

Menurut Anies Baswedan, anggota tim sukses, Kalla memiliki keunikan dalam cara bicara dan bahasa tubuh untuk memikat para calon pemilih.”Ini kekuatan yang otentik,” kata dia.

Sedangkan Hatta Rajasa dibantu ekonom Didik J. Rachbini dan politikus Partai Amanat Nasional, Drajad Wibowo, menyiapkan materi. “Dia berlatih di rumah di daerah Fatmawati,” kata Bima Arya Sugiarto, politikus PAN.

Politikus PAN, Tjatur Sapto Edy, mengatakan Hatta tidak akan agresif terhadap Kalla pada debat malam nanti. "Jadi, bagi kami, Pak Hatta tak akan menyerang jika Pak JK tak menyerang lebih dulu," kata dia.


SUNDARI | SINGGIH SOARES | PRIO HARI KRISTANTO | REZA ADITYA | INDRA WIJAYA


Berita Terpopuler:
Kalah Taruhan Piala Dunia, Astronot NASA Dibotaki

6 Fakta Menarik dari Simpanse 

PM Belgia Ajak Obama Taruhan Piala Dunia 

Usai Piala Dunia, Xavi Bingung Masa Depan  

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

27 Desember 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Survei Capres Muhaimin Iskandar Rendah, PKB: Masih Ada Peluang

Dalam survei tersebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar hanya dipilih 0,1 persen responden.


DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

22 Desember 2021

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustofa
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024

Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.


Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

27 Maret 2017

Ketua DPR Setya Novanto melambaikan tangan sembari tertawa usai mengikuti Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 15 Maret 2017. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Setya Novanto: Golkar Siap Menangkan Jokowi di Pilpres 2019  

Setya Novanto mengungkap hitung-hitungan apabila Jokowi kembali berhadapan dengan Prabowo dalam pilpres 2019.


Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

22 Maret 2017

Putera sulung mantan Presiden SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) menyerahkan piala kepada Ketua Pelaksana Kejuaraan Asia Karate SBY Cup XIV Jackson AW Kumaat (keempat kiri) di Jakarta, 25 Februari 2017. ANTARA FOTO
Gagal Pilkada DKI, AHY Punya Modal Besar Ikut Pilpres 2019

Qodari mengatakan masyarakat cukup mengenal figur Agus Yudhoyono atau AHY ini


Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

16 Januari 2017

Presiden Joko Widodo memberi pernyataan usai Rapim TNI, didampingi Menkopolhukam Wiranto, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Cilangkap, 16 Januari 2017. TEMPO/Yohanes Paskalis
Tiap Parpol Bisa Ajukan Calon Presiden, Jokowi: Masih Proses

RUU Permilu Diperkirakan selesai sekitar bulan empat ke depan.


Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

10 September 2015

Susilo Bambang Yudhoyono membacakan pidato politiknya usai ditetapkan menjadi ketum periode 2015-2020 dalam penutupan Kongres Demokrat di Surabaya, 13 Mei 2015. Dalam pidato politiknya SBY membacakan 10 rekomendasi hasil kongres untuk landasan kerja selama lima tahun kedepan. TEMPO/Nurdiansah
Sindrom I Want SBY Back, Sinyal Ani Yudhoyono Maju Capres?

Ada spekulasi bahwa Demokrat memunculkan sindrom I Want SBY Back untuk mempersiapkan Ani Yudhoyono.


Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

28 Oktober 2014

Relawan membentangkan Bendera Merah Putih raksasa saat mengikuti kirab budaya menyambut Presiden ketujuh Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kawasan MH Thamrin, Jakarta, 20 Oktober 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Jokowi Tak Butuh, Relawan Bakal Membubarkan Diri

Sampai saat ini mereka masih menunggu kepastian dari Jokowi.


Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

13 Oktober 2014

Pendukung Jokowi-JK menggunduli rambutnya saat Pemilu Presiden 2014 di posko Relawan Keluarga Nusantara di Kuta, Bali, 9 Juli 2014. TEMPO/Johannes P. Christo
Jokowi Dilantik, Relawan Jokowi-JK Berevolusi

Relawan Jokowi-JK turut mengontrol realisasi program pemerintah di pedesaan.


Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

9 Oktober 2014

Pimpinan MPR terpilih, Ketua Zulkifli Hasan bersama Wakil Ketua (kiri-kanan) Hidayat Nur Wahid, H. Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan dan Oesman Sapta Odang berfoto bersama pada Sidang Paripurna pemilihan pimpinan MPR di Gedung Nusantara, Jakarta, 8 Oktober 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Fahri: Koalisi Pro-Prabowo Tidak Berencana Pilpres MPR  

"Enggak ada agenda itu. Makanya, tidak perlu ditanyakan,"
kata


Fahri Hamzah soal agenda mengubah pemilihan presiden dari



langsung menjadi lewat MPR.


Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

30 September 2014

Jokowi. ANTARA/Rosa Panggabean
Giman Membawa Ratusan Pesan untuk Jokowi

Dalam perjalanannya, pria yang kesehariannya berjualan kue putu keliling itu membawa buku catatan yang berisi ratusan pesan ditulis tangan.