TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden Prabowo Subianto mengklaim Pemilu Presiden 2014 berjalan tak jujur dan tak adil. Prabowo mencontohkan dirinya yang mendapatkan suara nol di sejumlah TPS. Menurut Prabowo, mustahil dirinya tak mendapat satu suarapun, apalagi, menurut Prabowo, Indonesia adalah negara normal. (Baca: Polisi Tolak Laporan Fadli Zon Soal Ketua KPU)
"Itu (perolehan suara nol) hanya terjadi di negara totaliter, fasis atau komunis," ujar Prabowo di ruang sidang Mahkamah Konstitusi, Rabu 6 Agustus 2014. Prabowo kemudian mencontohkan kejadian serupa di Korea Utara. "Bahkan di Korea Utara pun tidak 100 persen, hanya 99 persen," ujar Prabowo merujuk pada kemenangan Jokowi-JK di TPS yang ia maksud. (Baca: 400 Advokat Prabowo Versus 200 Pengacara Jokowi)
Prabowo menganggap aneh kejadian serupa terjadi di Indonesia karena ada saksi yang bertugas untuk mengawasi perhitungan suara. Prabowo merasa tersakiti dengan praktik penyimpangan seperti itu. (Baca: Jelang Sidang di MK, KPU Dapat Penghargaan)
Prabowo mengklaim dapat menghadirkan puluhan ribu saksi. Bahkan, ia mengklaim sudah mendapatkan pengakuan saksi dari rekaman video. "Kita harus memberi pelajaran kepada bangsa," ujar Prabowo. (Baca: Tim Jokowi Siapkan 80 Halaman Pembelaan)
Tak hanya itu, Prabowo mengungkit tudingan dirinya melakukan kudeta. Ia mengatakan sebagai mantan pemimpin 33 batalyon tak pernah melakukan kudeta. "Saya buktikan setia pada konstitusi," ujar Prabowo. (Baca: Soal Data Gugatan Tim Prabowo, Ini Tanggapan KPU)
DINI PRAMITA
Topik terhangat:
Arus Mudik 2014 | MH17 | Pemilu 2014 | Ancaman ISIS
Berita terpopuler lainnya:
Ainun Najib: Next Project, Kawalpilkada.org
Google Tarik Game 'Bomb Gaza,' Dianggap Provokatif
Juru Parkir Liar di Kota Tua Raup Rp 2 Juta Sehari