Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Provinsi Harus Waspada Longsor

image-gnews
Presiden Joko Widodo, tiba di lokasi terjadinya longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, 14 Desember 2014. SESKAB/Andi Widjajanto
Presiden Joko Widodo, tiba di lokasi terjadinya longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, 14 Desember 2014. SESKAB/Andi Widjajanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tanah longsor di Dusun Jembung, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi peringatan bagi daerah lain yang selama ini diidentifikasi sebagai daerah rawan terhadap bencana ini. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, memperingatkan tiga provinsi--Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Barat--agar ekstra hati-hati karena masuk dalam zona merah. ”Dari ketiganya, Jawa Barat berada di urutan pertama,” kata Surono, Ahad 14 Desember 2014.

Dalam peta geospasial Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di ketiga provinsi itu memang ditandai dengan sejumlah tanda merah, menandakan daerah itu sangat berpotensi terjadi tanah longsor. Surono bahkan menyebut tanah Bumi Priyangan--sebutan untuk Jawa Barat--paling mudah longsor di dunia. Ketiga provinsi itu rawan longsor karena tipikal tanahnya yang mudah bergerak, apalagi jika dihajar hujan lebat yang lama.

Secara terpisah, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putrohari, menyebut Jawa Tengah dan Jawa Barat merupakan kawasan yang paling banyak menyimpan potensi longsor karena banyak memiliki lereng dan bercurah hujan tinggi. Pada kedua provinsi itu, titik paling rawan ada di bagian tengah yang didominasi perbukitan dibanding bagian utara dan selatan yang merupakan pesisir. Selain itu, curah hujan di wilayah tengah lebih tinggi.

Banjarnegara memang masuk zona merah pemerintah. Menurut Surono, pemerintah seharusnya sudah bisa mengantisipasinya. "Sebab, pada 2006, tidak jauh dari lokasi sekarang, juga longsor," kata pria yang akrab disapa Mbah Rono itu. Lokasi longsor Banjarnegara merupakan tanah subur, tapi rawan longsor.

Penanaman pohon dalam jumlah banyak memang tidak akan mengubah status daerah yang dicap rawan longsor. "Hanya memperlambat longsor," kata Surono lagi. Ia mewanti-wanti pemerintah agar benar-benar memperhitungkan peta sebaran lokasi rawan longsor yang disusun oleh tim lintas bidang ketika menyusun rencana tata ruang wilayah. Minimal, permukiman warga dijauhkan dari kawasan rawan longsor. "Saya sampai bosan mengemis agar penataan ruang hendaknya memperhatikan perlindungan masyarakat terhadap ancaman bencana."

Rovicky menambahkan, lereng yang banyak ditumbuhi pohon bukan jaminan bebas longsor. Sebab, fungsi pepohonan adalah mengikat air. Longsor terjadi karena air yang diikat pepohonan tak mampu ditampung tanah. Tanda-tanda tanah yang mulai jenuh bisa dikenali. "Saat musim hujan, biasanya muncul retakan garis lurus di lereng," ujarnya. Jika muncul tanda semacam itu, kata Rovicky, warga disarankan melapor ke badan penanggulangan bencana setempat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Presiden Joko Widodo, yang kemarin mengunjungi lokasi tanah longsor, mengakui bahwa titik-titik rawan longsor di Jawa Tengah sangat banyak. Ia mengimbau penduduk di sana agar waspada, terutama yang berada di kawasan rawan longsor.

SYAILENDRA | SOHIRIN | ANANDA TERESIA

Topik terhangat:
Longsor Banjarnegara
| Kapal Selam Jerman | Rekening Gendut Kepala Daerah

Berita terpopuler lainnya:
Rupiah Masuk Lima Besar Mata Uang Tak Dihargai 
Ahok: Kelemahan Saya Sudah Cina, Kafir Pula 
Longsor Banjarnegara, 5 Menit yang Menenggelamkan 

Putri CEO Korean Air Paksa Pramugara Berlutut

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Foto : UNNES
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.


Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 30 Maret 2016.  Berdasarkan pantauan BPBD, longsoran diperkirakan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah dan dikhawatirkan akan semakin meluas. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.


Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.


Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.


Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

TEMPO/Budi Purwanto
Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.


3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.


Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

ANTARA/Agus Bebeng
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.


Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya  terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.


Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.


Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.