TEMPO.CO, Banda Aceh - Sepuluh tahun setelah bencana tsunami, ekonomi Aceh belum sepenuhnya pulih. Angka produk domestik bruto (PDB) provinsi ini pada 2013 masih Rp 38,01 triliun, lebih kecil daripada PDB di tahun sebelum tsunami, 2003, yang mencapai Rp 44,68 triliun. Pemerintah mencanangkan tiga sektor strategis untuk menggenjot ekonomi Serambi Mekah, yaitu agroindustri, infrastruktur dan energi, serta pariwisata.
Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengakui lambatnya pertumbuhan ekonomi tersebut. Zaini berharap pemerintah pusat turut mengambil bagian. Caranya, dengan menerbitkan peraturan pemerintah terkait migas. “Dengan regulasi itu, kebijakan dan pembangunan Aceh tentu lebih terarah,” ujar Zaini saat upacara peringatan 10 tahun tsunami di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh, Jumat 26 Desember 2014.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan ekonomi Aceh pada Triwulan III 2014 sekitar 2,7 persen (year on year), saat pertumbuhan nasional 5,2 persen. Pada 2013, perekonomian Aceh tumbuh mencapai 4,18 persen. Angka ini masih di bawah pertumbuhan nasional, yang 5,78 persen.
Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh Iskandar menjelaskan, tiga sektor yang hendak digenjot adalah agroindustri yang berbasis pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan; infrastruktur dan energi, terutama energi terbarukan; serta pariwisata.
Soal energi, menurut Iskandar, pemerintah sedang membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air Peusangan di Aceh Tengah. “Banyak sungai di Aceh berpotensi menjadi sumber energi. Lebih dari 4.500 megawatt,” katanya.
Agroindustri, ucap Iskandar, merupakan favorit kedua yang diminati investor. Investasi yang masuk pada tahun lalu sekitar Rp 3,5 triliun, meningkat Rp 1,034 triliun dibanding 2012. Adapun sektor pariwisata terus mengeliat. Hal ini terlihat dari kunjungan wisatawan asing pada 2013 lebih dari 40 ribu turis, naik daripada tahun sebelumnya, yang hanya 28.900 orang.
Pengamat ekonomi dari Universitas Syah Kuala Banda Aceh, Nazamuddin, mengatakan Aceh punya keuntungan sumber daya alam berlimpah di bidang pertanian perkebunan, perikanan, serta pariwisata. “Kelebihan itu seharusnya bisa memacu pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Adapun peringatan 10 tahun tsunami ini dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla dan perwakilan dari 34 negara. Kalla berpesan, rakyat Aceh harus bangkit dan memajukan ekonomi daerah.
Tsunami, kata Kalla, hendaknya jangan terus diratapi. “Tsunami memberikan pembelajaran yang baik. Mari tinggalkan perbedaan untuk bersama-sama membangun Aceh lebih maju.”
ADI WARSIDI | ABDUL MANAN
Topik terhangat:
KSAL Baru | Lumpur Lapindo | Perayaan Natal | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Memperkosa Turis Cina, Petugas Bandara Dilepas
Jokowi: Minta Apa pun Saya Beri, Asal Swasembada
Reaksi Jokowi Soal Namanya yang Dicatut Gajah
Kisah Cinta Kaesang Jokowi, 3 Kali Ditolak Gadis