TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan dari Badan SAR Nasional, TNI, dan Polisi Air akan memperluas pencarian pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura yang menghilang dari radar pada Ahad pagi lalu. Operasi, yang hanya menyisir tujuh sektor di sekitar titik hilangnya kontak pesawat, kemarin, akan ditambah menjadi sebelas sektor pada hari ini, Selasa 30 Desember 2014. (Baca: Pesawat Pencari Air Asia Dibekali Radar Khusus)
”Akan ditambah dua sektor di sebelah barat Kalimantan Barat dan dua di sebelah selatan perairan Belitung,” ujar Marsekal Madya FHB Soelistyo, Kepala Basarnas, di kantornya, Senin 29 Desember 2014. “Pencarian juga akan ke wilayah darat.” (Baca: Cari Air Asia di Laut, Ombak 2 Meter Menghadang)
Pencarian, kata dia, akan difokuskan pada titik temuan kemarin, yakni dua titik ditemukannya sinyal darurat Personal Locator Beacon di antara Selat Karimata dekat Laut Jawa serta di antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Juga di titik genangan minyak di permukaan air di Timur Tanjung Pandan. Dua sinyal itu semula dilaporkan sebagai Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat. (Baca: Keluarga Penumpang Air Asia Hilang Minta Televisi)
Dalam operasi kemarin, tim gabungan belum menemukan tanda-tanda signifikan keberadaan pesawat AirAsia QZ8501. Tim melibatkan sedikitnya 37 kapal, pesawat, dan helikopter, termasuk bantuan dari pemerintah Singapura dan Malaysia. Hari ini ada tambahan bantuan, yakni 2 pesawat canggih P-3C Orion dari pemerintah Australia dan 1 pesawat serupa dari pemerintah Korea Selatan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi juga mengerahkan satu kapal Baruna Jaya, kapal spesialis pencari pesawat yang jatuh di laut. (Baca: Ini Penguasa Air Asia Indonesia)
Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang memimpin langsung operasi pencarian, mengatakan pemerintah tak akan memberikan batas waktu pencarian. Pemerintah, kata dia, akan mengerahkan seluruh kekuatan untuk menemukan pesawat itu. “Ini mungkin pencarian terbesar yang pernah dilakukan (di Indonesia),” kata Kalla. (Baca juga: Pencarian Air Asia, Laut Bangka Belitung Dangkal)
TIKA PRIMANDARI | MOHAMMAD SYARRAFAH | ANTON A
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi: Papua Sangat, Sangat, Sangat Kaya, namun...
Akuisisi Bloomberg TV oleh Bosowa Rampung 2 Bulan
Harga Pertamax Turun Bulan Depan