TEMPO.CO, Jakarta - Sudah dua pekan ini rumah-rumah kontrakan di Bojong Indah, Jakarta Barat, ditinggalkan penghuninya. Mereka mengeluh kesulitan mendapatkan air. Tak hanya pengontrak, penduduk di sana juga mengeluh air dari pipa-pipa PAM seret dan mampet. “Ini setelah ada meteran air di rumah penduduk dibongkar,” kata Sarifudin, warga Telaga Bojong, Rabu 29 April 2015.
Pembongkar meteran air di rumah penduduk adalah petugas dari PT PAM Lyonnaise Jaya. Mereka menelusuri pipa-pipa sambungan air dan menemukan banyak sambungan ilegal yang tak terhubung ke meteran. Penelusuran sambungan ilegal ke rumah penduduk itu merupakan buntut dari ditemukannya pencurian air oleh sebuah pabrik air kemasan di dekat permukiman.
Pabrik yang memproduksi air kemasan “Anita” ini rupanya telah mencuri air PAM selama tiga tahun. “Pabriknya sudah beroperasi sepuluh tahun,” kata Kepala Komunikasi Perusahaan Palyja, Meyritha Maryanie. “Tapi pemiliknya mengaku mencuri air hanya tiga tahun.”
Menurut Sarifudin, warga Bojong Indah sebenarnya tahu menyambung pipa sebelum mesin pencatat itu dilarang. Mereka melakukan hal itu, kata dia, karena melihat pabrik Anita melakukannya. Setelah memotong pipa, penduduk yang tak terdaftar di Palyja itu lalu membuat meteran sendiri. “Supaya mudah membayarnya saja,” kata dia.
Tak mudah menemukan pencurian air itu. Menurut Meyritha, para investigator perusahaannya harus memakai alat berat untuk menelusuri dan membongkar sambungan-sambungan pipa itu dari dalam tanah.
Penelusuran itu diawali dengan menggerebek pabrik “Anita”. Dari sana ditemukan ratusan ribu botol air kemasan ukuran 240 mililiter, 600 mililiter, dan 1.500 mililiter. Palyja lalu melaporkan temuan itu ke Kepolisian Resor Jakarta Barat. “Pemiliknya sudah mengakui telah mencuri air dari pipa Palyja,” kata Meyritha.
Air curian itu ditampung di delapan tangki berukuran masing-masing 7.000 liter. Dengan kapasitas sebanyak itu, menurut Meyritha, Palyja diperkirakan kehilangan 38 ribu meter kubik air setiap bulan. Volume ini bisa mencukupi kebutuhan seribu rumah tangga.
Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak heran atas temuan Palyja, yang sahamnya dimiliki pemerintah lewat Perusahaan Daerah PAM Jakarta Raya. Ketika menjabat Wakil Gubernur Jakarta, Basuki sudah memperingatkan perusahaan asal Prancis itu untuk menelusuri pencurian air. Basuki banyak dikomplain oleh warga Jakarta karena pasokan air ke rumah-rumah penduduk kerap seret dan macet.
Permintaan Basuki tak digubris. “Mereka selalu berjanji mengusut pencurian, tapi baru tiga tahun menemukan buktinya,” kata dia. Karena bertahun-tahun tak terbongkar itu, ia curiga pencurian itu mendapat beking pegawai Palyja sendiri.
Setelah digerebek, pabrik Anita berhenti beroperasi. Sewaktu didatangi untuk konfirmasi kepada pemiliknya, pabrik tutup dan tak seorang pun karyawan terlihat di sana. Sudah dua pekan polisi memeriksa para saksi pencurian air ini. “Belum ada tersangka, masih kami selidiki,” kata Komisaris Slamet, Wakil Kepala Reserse Kriminal Kepolisian Jakarta Barat.
DINI PRAMITA | LINDA HAIRANI | RAYMUNDUS RIKANG