TEMPO.CO, Jakarta- Susilo Bambang Yudhoyono terusik tudingan bahwa ada mafia minyak dan gas di sekelilingnya selama sepuluh tahun menjabat presiden, sehingga upaya penutupan Petral, anak perusahaan Pertamina, selalu gagal. Melalui akun @SBYudhoyono, ia mengaku telah diserang dan didiskreditkan oleh pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.
“Sudirman Said mengatakan bahwa pemberantasan mafia migas selalu berhenti di meja SBY,” begitu dia menuliskan dalam cuitannya, Senin 18 Mei 2015. Yudhoyono mengutip pernyataan itu dari salah satu media online.
Yudhoyono menganggap kabar itu sebagai fitnah dan mencemarkan namanya. Dia mengaku menanyakan tudingan itu kepada bekas mantan Wakil Presiden Boediono dan lima bekas menteri. Menurut dia, tak pernah ada usulan pembubaran Petral, yang akhirnya ditutup Presiden Joko Widodo karena dinilai menjadi sarang mafia migas.
“Kalaupun ada, pasti sudah saya tanggapi secara serius.” Yudhoyono menegaskan, selama memerintah, dia selalu berupaya memberantas mafia, sehingga ia membentuk Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.
Dalam sebuah diskusi pada Ahad 17 Mei 2015, Sudirman mengisahkan pengalamannya bertemu Jokowi, sehari menjelang pelantikan kabinet. Presiden, kata dia, melontarkan pertanyaan soal mafia migas. "Saya jawab, dulu banyak kegiatan inisiatif, termasuk dari Pertamina, tapi selesai di sini (Istana Negara) karena kantor presiden tidak mendukung," kata dia. Kemarin ia menegaskan hal itu sebagai, "Kewajiban saya mengkomunikasikan kepada masyarakat."
Bekas Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri, yang juga pembicara diskusi, mengatakan Menteri BUMN kala itu, Dahlan Iskan, pernah mengusulkan pembubaran Petral pada Februari 2012. Namun usulan tadi batal setelah Yudhoyono tiga kali memanggil Dahlan.
"Betapa besarnya kekuatan kepentingan ini," kata Faisal. Dorongan Dahlan atas pembubaran Petral ini diakui juru bicara PT Pertamina, Wianda Pusponegoro. "Obyektifnya, kami lebih menyoroti fungsi efisiensi dan titik beratnya ke efektivitas fungsi," kata dia.
Adapun mantan Ketua Umum Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan, mengatakan Yudhoyono sama sekali tak menerima berkas permohonan tadi. "SBY mengaku tidak happy atas tudingan ini,” kata dia. “Bagi beliau, tudingan itu berasal dari informasi yang keliru."
Anggota Tim Anti-Mafia Migas, Agung Wicaksono, mengatakan biasanya anggota mafia migas memanfaatkan mekanisme pengadaan minyak mentah, sehingga tender jatuh pada perusahaan yang tidak selalu paling efisien. “Modus lain adalah dengan memanfaatkan peluang atas suatu kebijakan yang akan dikeluarkan, misalnya saat akan ada perpanjangan wilayah kerja migas,” kata dia.
RIKY FERDIANTO | ROBBY IRFANY | NINIS CHAIRUNNISA | ALI HIDAYAT | SINGGIH SOAERES | PURWANTO