TEMPO.CO, Jakarta - Sepak bola Indonesia akan absen dalam berbagai laga kompetisi skala internasional, menyusul sanksi yang dijatuhkan FIFA pada Sabtu, 30 Mei 2015.
Dalam Sidang Komite Eksekutif FIFA di Zurich, Swiss, federasi sepak bola internasional itu memutuskan mengganjar sanksi kepada Indonesia karena dinilai melakukan intervensi terhadap Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Tak ada batas waktu yang ditetapkan.
Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim mengatakan sanksi dari FIFA akan berdampak pada beberapa kegiatan sepak bola nasional yang sudah diagendakan. “Seperti Piala AFF U-19, Indonesia terancam batal menjadi tuan rumah,” kata Azwan, yang tengah berada di Swiss, saat dihubungi via telepon.
Namun FIFA masih memberi kesempatan kepada tim sepak bola Indonesia untuk ikut dalam SEA Games 2015 di Singapura, Juni mendatang. “Kami yang melobi agar Indonesia tetap bisa ikut SEA Games,” kata Azwan.
Menurut dia, selama di Swiss, PSSI terus berusaha melobi FIFA agar tak menjatuhkan sanksi. Namun FIFA tetap berkukuh karena Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi tak kunjung mencabut surat pembekuan PSSI. “Tenggat dari FIFA sampai 29 Mei 2015, tapi sampai sekarang tidak ada pencabutan,” ujar dia.
Azwan mengatakan, PSSI akan menemui pemerintah untuk melaporkan keputusan FIFA itu. “Setelah sampai di Indonesia, kami akan langsung berusaha berkomunikasi dengan pemerintah,” katanya.
Masalah sanksi tersebut sepertinya tak membuat pemerintah mundur. Presiden Joko Widodo mengaku tak jadi masalah jika Indonesia harus absen dalam laga internasional. Masalah yang penting, kata Jokowi, adalah pembenahan sepak bola nasional untuk menggapai prestasi internasional.
Menurut dia, prestasi sepak bola Indonesia di kancah internasional selama sepuluh tahun terakhir tak cukup menggembirakan. Dia mencontohkan peringkat sepak bola Indonesia di FIFA sejak 2012 hanya bertengger di posisi ke-156, dan malah turun menjadi ke-159 tahun ini.
“Hanya ingin ikut ajang internasional atau berprestasi di ajang internasional? Jika hanya ingin ikut ajang internasional namun selalu kalah, kebanggaan kita ada di mana?” kata dia di Halim Perdanakusuma sehabis mengadakan perjalanan dinas, kemarin.
Menurut Jokowi, saat ini sepak bola Indonesia harus direformasi secara total di bidang organisasi, sistem, dan manajemen. “Kalau pada akhirnya terjadi pembekuan, berarti memang harus ada pembenahan total, reformasi total,” katanya.
ANGGA SUKMAWIJAYA | IRFAN | ANTARA