TEMPO.CO, Jakarta- Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai preman Kalijodo bukan faktor penting yang ia pertimbangkan dalam rencana penggusuran tempat judi dan prostitusi di Jakarta itu. "Kita lihat nanti, kalau bentrok berarti preman masih banyak," kata dia, Minggu 14 Desember 2016.
Pemerintah berencana menggusur wisma-wisma prostitusi di Kelurahan Pejagalan. Wali Kota Jakarta Barat dan Jakarta Utara akan menerbitkan surat peringatan pengosongan hari ini. Sudah sejak tahun lalu Basuki berniat menggusur lokasi itu. Kecelakaan di Daan Mogot akibat sopir mabuk di Kalijodo membuat Basuki punya cantolan dalam mewujudkan rencana itu kembali.
Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti mengatakan situasi Kalijodo sudah berbeda dengan 2003. Saat itu ia menjabat Kepala Polsek Penjaringan yang terlibat dalam penggusuran. "Sekarang jumlah preman menyusut," kata dia, kemarin.
Baca juga: Ahok: Sulit Hapus Prostitusi di Jakarta
Pengalamannya menggusur itu ia tuangkan dalam buku Geger Kalijodo yang menjadi tesisnya di Universitas Indonesia. Menurut Krishna, dalam tesisnya, penggusuran itu memang berhasil, tapi menimbulkan masalah baru, yakni kriminalitas baru. Preman Kalijodo menyebar ke banyak tempat dan melakukan kejahatan di sekujur Ibu Kota. Krishna menghitung kejahatan naik 10 persen selepas penggusuran.
Bahkan Kalijodo kembali semarak dengan prostitusi dan judi setelah digusur. Pada masa jayanya, ada yang menghitung di kawasan ini berputar uang Rp 80 miliar sebulan dari judi dan prostitusi. Kalijodo menjadi pusat pelacuran kumuh setelah Kramat Tunggak menjadi Islamic Center lima tahun sebelumnya.
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, menilai ancaman preman masih ada. "Kalau premannya tak diurus, tingkat kriminalitas bisa melonjak," ujar dia, kemarin.
Yayat menjelaskan kawasan prostitusi di Kalijodo tak bisa dipisahkan dengan keberadaan preman. Selama ini, kawasan itu ikut dihidupi sokongan para preman. Mereka bertugas menjaga keamanan kawasan, lahan parkir, bahkan distribusi barang dagangan. "Kalau Kalijodo digusur, baiknya mereka diberdayakan dengan profesi lain sebagai tukang parkir atau petugas keamanan," kata dia.
Setelah instruksi Basuki menggusur Kalijodo terbit, Wali Kota Jakarta Utara Rahmat Effendi mensosialisasi rencana penggusuran kepada warga Kalijodo hari ini. Jajaran pimpinan musyawarah daerah seperti camat, lurah, serta pihak TNI dan polisi yang hadir dalam kegiatan itu memaparkan tiga opsi penyelesaian selepas pengusuran bagi warga yang tinggal di kawasan tersebut, khususnya bagi para pekerja seks.
Bagi mereka yang berkeras bermukim di Jakarta, kata Rustam, pemerintah akan memfasilitasi program pelatihan di sejumlah balai kerja. Jika mereka memilih kembali ke kampung halaman, pemerintah akan membiayai kepulangan mereka. Sementara itu, bagi para pemilik tempat hiburan, pemerintah akan memfasilitasi rumah susun sebagai pengganti tempat tinggal. "Kami menginginkan penertiban ini berjalan dengan lancar," kata dia.
YOHANES PASKALIS | ABDUL AZIZ