TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional menyodorkan sejumlah nama calon manteri kepada Presiden Joko Widodo untuk dipertimbangkan dalam kocok ulang menteri kabinet. Langkah ini dilakukan seiring dengan sikap politik kedua partai tersebut yang sebelumnya berseberangan tapi kini mendukung pemerintah.
Salah satu Ketua Partai Golkar yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan partainya telah menyodorkan tiga nama sebagai calon menteri. Tiga nama yang diajukan ini adalah Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, Ketua Koordinator Bidang Perekonomian Golkar Airlangga Hartarto, dan politikus senior Siswono Yudo Husodo.
Adapun Ketua PAN Yandri Susanto, Senin lalu, secara terang-terangan mengatakan telah mengajukan dua kadernya. Ia tidak mau menyebut nama yang disorongkan. Namun, di kalangan internal PAN, Didik Rachbini dan Mulfachri Harahap disebut-sebut sebagai calon menteri.
Didik adalah ahli dalam bidang ekonomi dan aktif sebagai dosen. Adapun Mulfachri saat ini menjabat Wakil Ketua Komisi Hukum DPR. Sumber di PAN yakin partainya bakal mendapat jatah posisi menteri. “Kemungkinan Golkar dan PAN masing-masing dapat satu kursi,” ujar sumber itu, Selasa, 26 Juli 2016.
Idrus Marham membantah kabar bahwa Golkar sudah membicarakan jatah menteri dengan Presiden. “Tidak ada tawar-menawar posisi dan jatah dua,tiga, atau empat menteri,” ujar dia, kemarin. “Sinyalnya, saya masih tetap Sekretaris Jenderal Golkar.”
Ketua Harian Golkar Nurdin Halid juga membantah kabar bahwa Siswono akan mendapat kursi Menteri Pertanian menggantikan Amran Sulaiman. “Tidak benar info tersebut, karena sampai sekarang belum ada kabar soal itu.”
Sanggahan Nurdin Halid itu bertolak belakang dengan pernyataan pengurus Golkar lainnya. Akhir Mei lalu, Ketua Koordinator Kesejahteraan Masyarakat Golkar, Roem Kono, mengatakan pihaknya telah menyiapkan nama calon menteri. Di antaranya, Idrus Marham, ahli pedesaan; Airlangga, pakar dalam bidang ekonomi; dan Siswono, ahli pertanian.
Pada 17 Mei lalu, Ketua Dewan Pakar Golkar Agung Laksono membenarkan tiga nama itu telah diserahkan oleh Ketua Umum Golkar Setya Novanto. “Saya dengar seperti itu,” ujar dia, ketika dihubungi.
Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno juga membantah partainya bakal mendapat jatah kursi menteri. “Saya belum dengar info tersebut,” ujarnya.
Ketua NasDem Irma Suryani Chaniago mengingatkan Presiden bahwa reshuffle bukan untuk mengakomodasi masuknya dukungan PAN dan Golkar. “Reshuffle harus berbasis kinerja,” tutur dia. Ia pun meminta dua partai itu membuktikan dukungannya. “Jangan ujuk-ujuk dukung Jokowi untuk 2019.”
Adapun Wakil Ketua Umum Hanura Nurdin Tampubolon mengatakan masalah reshuffle merupakan wewenang presiden, termasuk nasib kader partainya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi. “Itu urusan Presiden.”
HUSSEIN ABRI | AHMAD FAIZ
Berita lainnya:
Tolak Ikut Pelajaran Agama, Siswi SMK Ini Tak Naik Kelas
Cuitan Sudirman Said Usai dari Istana: Tugas Besar Selesai
Ahok Maju Lewat Partai, Teman Ahok: Kami Tak Mengekang