TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah partai mulai berebut kursi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, yang ditinggalkan Arcandra Tahar karena dicopot oleh Presiden Joko Widodo pada Senin lalu. Walau belum 20 hari menjadi menteri, Arcandra terpaksa menanggalkan jabatan itu karena masalah kewarganegaraan. Ia terdeteksi melanggar undang-undang lantaran memiliki dua paspor: Indonesia dan Amerika Serikat.
Ketua Partai NasDem Akbar Faisal mengatakan telah menyiapkan kandidat untuk posisi tersebut. Anggota Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat, Kurtubi, akan disorongkan menjadi Menteri ESDM, yang kini dirangkap oleh Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. "Dia (Kurtubi) kompeten dan berpengalaman 32 tahun di bidang energi," kata Akbar kepada Tempo, Rabu 17 Agustus 2016.
Apalagi, menurut Akbar, Kurtubi juga memahami arah kebijakan pemerintah, terutama yang terkait dengan bidang energi, di masa mendatang. Partai Golkar juga berharap mendapat tambahan kursi menteri setelah politikus partai ini, Airlangga Hartarto, pernah kebagian kursi Menteri Perindustrian. Politikus Partai Golkar, Nurul Arifin, berujar partainya memang telah menyiapkan kandidat. "Namanya akan kami berikan jika Presiden meminta," kata Nurul.
Menurut informasi yang diperoleh Tempo, Golkar bakal mengajukan Satya Widya Yudha. Wakil Ketua Fraksi Golkar ini pernah santer disebut menjelang reshuffle kabinet jilid II pada 27 Juli lalu. Selama dua periode di DPR, Satya duduk di Komisi Energi. Ia pernah berkarier di perusahaan minyak dan gas Atlantic Richfield Company (ARCO) dan British Petroleum (BP). Satya mengelak ketika dirinya disebut disorongkan oleh partai. “Semua keputusan tergantung Presiden,” ujarnya, Selasa lalu.
Politikus PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, mengatakan partainya tak punya agenda membahas calon Menteri ESDM. “Kami banyak urusan lain yang lebih urgent untuk dirampungkan," kata dia.
Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies, J. Kristiadi, berpendapat Menteri Energi sebaiknya seorang profesional. Alasannya, pos energi menjadi incaran banyak pihak. Bila politikus menduduki pos itu, dikhawatirkan hal ini akan mempengaruhi efektivitas kebijakannya. "Loyalitas partai (kepada Presiden) tidak setinggi kalangan profesional," ujarnya.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyatakan Presiden Jokowi masih mengkaji pengganti Arcandra Tahar. Soal kapan waktunya, Pramono mengatakan, "Ini masih 17 Agustus. Pada waktunya, Presiden mengkaji.”
Namun Menteri Luhut mengatakan tak mau berlama-lama merangkap Menteri ESDM. Menurut dia, kandidat menteri akan diputuskan segera. "Presiden masih memproses. Saya kira tidak akan lama," ucap Luhut, yang menilai kaum profesional lebih pas menduduki kursi tersebut.
DEWI SUCI RAHAYU | ROBBY IRFANI | ADITYA BUDIMAN | EKO ARI
Berita lainnya:
Menteri Susi Kembali Tenggelamkan 60 Kapal Ikan Ilegal
Ahok Klaim Sudah Dapat Restu Megawati di Pilkada Jakarta
Ini Sosok 'Luhut Panjaitan' yang Ditangkap Paspampres