TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan Donald John Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat menimbulkan berbagai reaksi. Di dalam negeri, pendukung Hillary Rodham Clinton mengaku sedih dan kecewa atas hasil pemungutan suara.
“Jujur saya merasa sangat kecewa dengan pemilu ini. Trump itu lelucon bagi negara ini. Dia tidak mampu membuat kebijakan yang baik,” ujar Anthony, remaja 19 tahun pendukung Hillary Clinton. “Saya kesal, tapi saya hanya akan melihat ke arah mana pemerintahan yang baru ini."
Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen menyebutkan, terpilihnya Trump menimbulkan pertanyaan apakah ini akhir dari ”Pax Americana”. Pax Americana merupakan tatanan dunia baru selepas perang dunia antara Amerika dan Rusia. “Sungguh mengejutkan ketika saya melihat hasil yang keluar,” kata Leyen mengomentari posisi kemenangan Trump.
Bekas Menteri Luar Negeri Swedia, Carl Bildt, lewat cuitannya di Twitter mengatakan tampilnya Trump merupakan bencana ganda bagi dunia Barat. Dia mengacu pada hasil referendum Inggris, Juni lalu, yang menyatakan keluar dari keanggotaan Uni Eropa.
Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat kepada Donald Trump sekaligus menyatakan siap melanjutkan kerja sama yang saling menguntungkan. “Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, saya mengucapkan selamat kepada rakyat Amerika Serikat atas terselenggaranya pemilihan presiden,” kata Presiden Jokowi tadi malam.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault berjanji bakal bekerja sama dengan Trump. Namun dia tidak yakin atas kebijakan Trump soal perubahan iklim dan perjanjian nuklir dengan Iran serta masalah perang di Suriah.
Ihwal perjanjian nuklir dengan Iran, Trump selama kampanye mengkritik kesepakatan pembatasan program nuklir Iran. Alasannya, kebijakan itu menjadi pintu kematian Israel dan mengancam nyawa jutaan orang Amerika Serikat. ”Jika saya memenangi pemilihan, empat orang yang ditahan Iran kembali ke negeri kita,” ujar Trump saat itu.
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kesepakatan nuklir antara Teheran dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat, tidak mungkin bisa dicabut oleh Trump. Sebab, perjanjian itu telah disetujui melalui resolusi Dewan Keamanan PBB. ”Dan tidak bisa diubah oleh pemerintahan tunggal,” kata Rouhani.
Kelompok populis sayap kanan Eropa menyambut gembira kemenangan Trump. Beatrix von Storch, Wakil Ketua Partai Anti-Imigran Alternatif untuk Jerman (AfD), mengatakan, ”Kemenangan Trump adalah tanda bahwa warga dunia Barat menginginkan perubahan yang jelas.”
Akademikus muslim Indonesia, Azyumardi Azra, mengatakan kemenangan Trump bakal mengganggu upaya perdamaian di Timur Tengah. Sebab, presiden dari Partai Republik ini akan bersikap lebih keras kepada Islam. “Upaya perdamaian di Timur Tengah semakin jauh dari harapan,” ujar dia.
Terhadap Indonesia, Azyumardi menilai dampaknya tidak terlalu berpengaruh. “Bantuan dari Amerika hanya US$ 100 juta sampai US$ 150 juta. Jadi tak terlalu berpengaruh.”
VOA | SCROLL | ANTARA | SUKMA | DESTRIANITA | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita lainnya:
Donald Trump akan Memicu Perang Dunia III?
Antasari Bebas, Para Tahanan Minta Sering Dikunjungi
Trump Menang, Fahri Hamzah: Jokowi Harus Berhati-hati, Sebab...