TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III, Elia Massa Manik, terpilih sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) setelah menyisihkan kandidat lain dalam rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo pada Selasa, 14 Maret 2017. Sejumlah pejabat menyatakan Massa Manik didukung Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.
Sumber Tempo di pemerintahan mengatakan, dua nama diajukan untuk menjadi orang nomor satu di perusahaan minyak ini. Massa Manik dan Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Sukandar. "Sukandar disokong Menteri Energi Ignasius Jonan," ujar pejabat itu, Rabu 15 Maret 2017.
Baca: Elia Massa Manik dan Sinyal Jokowi Ihwal Dirut Pertamina
Dia mengatakan, Presiden memilih Massa karena pernah memimpin sejumlah perusahaan, termasuk BUMN. "Selain itu, faktor usia menjadi penentu. Massa 53 tahun, sedangkan Sukandar mendekati 60 tahun," kata sumber itu.
Juru bicara Presiden, Johan Budi S.P., menyatakan Jokowi memilih satu di antara dua nama. "Saya tak tahu nama yang Presiden pilih," katanya. Johan mengatakan, direktur utama baru ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham yang digelar Kamis hari ini 16 Maret 2017.
Menteri Rini menolak berkomentar. "Tunggu keputusan RUPS." Menteri Jonan belum bisa dimintai konfirmasi. Staf khusus Jonan, Hadi M. Djuraid, tidak merespons permintaan konfirmasi Tempo.
Baca : Kisah Dualisme Kepemimpinan PT Pertamina
Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan Direktur Utama Pertamina terpilih memiliki kepemimpinan dan berpengalaman. Kalla tak membantah dan juga tak mengkonfirmasi Massa yang bakal memimpin BUMN migas. "Dia berpengalaman dan pernah memimpin Elnusa," ujarnya kepada Tempo, Rabu 15 Maret 2017.
Sumber Tempo yang lain mengungkapkan, pertarungan memperebutkan kursi nomor satu Pertamina tidak hanya melibatkan Rini dan Jonan. "Ada juga Wakil Menteri Energi Arcandra Tahar," ujarnya. Arcandra, kata dia, menyambangi Jokowi di Istana Bogor sekitar pukul 22.00, Senin lalu. "Arcandra menyodorkan Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam."
Arcandra belum menjawab panggilan telepon dan pesan yang dikirim Tempo ke ponselnya perihal ini. Sedangkan Syamsu Alam mengatakan, "Mengenai dirut, saya serahkan kepada pemegang saham." Adapun Massa kemarin bertemu dengan Rini di Kementerian BUMN. Staf Khusus Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin membenarkan kedatangan dia. "Ia ke ruangan menteri," ujarnya.
Baca: Kata DPR tentang Dualisme Kepemimpinan Pertamina
Pertamina adalah salah satu perusahaan negara dengan total aset sekitar Rp 600 triliun dan laba Rp 40 triliun pada 2016. Sejak era reformasi, pergantian direksi Pertamina menimbulkan gonjang-ganjing. Hal ini tak lepas dari bisnis migasnya, dari hulu hingga hilir.
ALI NY | ROBBY I | ADITYA B| KHAIRUL A