TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus kepada kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan. Ia menyatakan segera memanggil Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian untuk menanyakan perkembangan pengusutan kasus ini. “Saya belum mendapat laporan perkembangan terbaru. Saya akan tanyakan kepada Kapolri,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 18 Mei 2017.
Seorang pejabat mengatakan, setidaknya dua kali Presiden menelepon langsung Tito menanyakan perkembangan kasus ini. “Panggilan terakhir dilakukan sebelum Jokowi menerima empat pimpinan KPK,” ujar sumber ini. Pertemuan itu berlangsung di Istana Negara pada 5 Mei lalu. Empat anggota pimpinan itu adalah Ketua KPK Agus Rahardjo dan tiga wakil, yakni Basaria Pandjaitan, Saut Situmorang, dan Alexander Marwata. Perihal perintah langsung Presiden melalui telepon ini, Tito membenarkan. “Ya betul,” kata Tito kepada Tempo, Kamis 18 Mei 2017. (Baca: Pasca-Teror Novel Baswedan, KPK Ajukan Perlengkapan Senjata Api)
Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Peduli KPK mendesak Presiden membentuk tim pencari fakta independen seperti yang mengusut kasus pembunuhan aktivis Munir Thalib. Koalisi menilai polisi kurang serius menanganinya. Hingga hari ke-36 pengusutan kasus ini, Kamis 18 Mei 2017, polisi belum menemukan titik terang tersangka pelaku.
“Presiden perlu membentuk tim independen, bekerja di bawah presiden, dan tidak di bawah komando lembaga penegak hukum,” kata anggota Koalisi, Usman Hamid.
Tito menyatakan belum perlu dibentuk tim independen seperti yang diusulkan Koalisi Masyarakat Peduli KPK. “Tim pencari fakta independen belum diperlukan,” kata Tito. Alasannya, kini polisi sedang bekerja keras mengusut kasus ini. Menurut dia, tim sudah bekerja dengan baik dan, selama pengusutan, polisi sudah memeriksa sejumlah orang. “Sedang didalami alibi mereka di lapangan dan lingkarannya,” katanya. (Baca: Polisi Sebut 3 Terduga Pelaku Penyerang Novel KPK Beralibi Kuat)
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan di dekat rumahnya, di kompleks perumahan Kelapa Gading, 11 April 2017 lalu. Polisi belum menemukan satu tersangka pun setelah memeriksa 19 saksi. Tito Karnavian menampik tudingan bahwa polisi bekerja lamban.
Baca Juga:
Menurut Tito, pengusutan kasus ini memang perlu waktu. Berdasarkan pengalaman, kata dia, pengusutan kasus bergantung pada kemampuan tim, tingkat kesulitan, dan faktor keberuntungan. Semua perkembangan kasus ini, ucap Tito, disampaikan ke pimpinan KPK dan Novel per dua pekan sekali. (Baca: Selain Kasus Novel, 4 Kasus Ini Tak Pernah Terungkap Pelakunya)
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan selalu berkomunikasi rutin ihwal perkembangan kasus ini dengan kepolisian. Menurut dia, KPK menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus ini kepada Polri dan memberikan bantuan informasi jika dibutuhkan dalam penyelidikan. “Misalnya, kasus yang ditangani Novel Baswedan. Penyidik kepolisian mungkin bisa mengembangkan kalau berpotensi melibatkan kasus yang ditangani Novel,” ujarnya. (Baca: Ini Alasan Polisi Tolak Penyelidikan Bersama Kasus Novel Baswedan)
HUSSEIN ABRI DONGORAN | FRANSISCO ROSARIANS | ARIF ZULKIFLI