TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian menemukan catatan pengakuan baiat terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kamar Agus Wiguna, 22 tahun, terduga perakit bom panci yang meledak di kawasan Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat. Tulisan tersebut menempel di dinding kamar Agus yang sudah retak akibat ledakan.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Brigadir Jenderal Bambang Purwanto, mengatakan polisi sedang menyelidiki kebenaran catatan yang ditulis tangan itu. “Tulisan itu masih kami cek apakah hasil tulisan dia atau orang lain,” kata dia saat meninjau lokasi ledakan, Minggu 9 Juli 2017.
Catatan tersebut setidaknya berisi empat poin bernada sumpah. Satu di antara sumpahnya berbunyi: “Saya berbaiat kepada kekhalifahan Daulah Islamiyah Abu Bakar Al Baghdadi untuk patuh dan taat kepada perintahnya baik dalam keadaan sedih, senang, susah, lapang, ataupun sempit…” Selain itu, di bagian awal catatan tersebut juga terdapat gambar bendera ISIS dan tulisan JAD (Jamaah Ansarud Daulah).
Kepada polisi, pemuda 21 tahun ini menyatakan berniat bergabung dengan ISIS di Marawi, Filipina. “Dia berencana gabung bersama kombatan ISIS di Filipina setelah meledakkan bom di Bandung,” kata Bambang. Rencananya, ada tiga lokasi yang menjadi target Agus. Tiga lokasi tersebut adalah Cafe Bali di Jalan Braga, rumah makan di Astana Anyar, dan rumah ibadah di kawasan Buah Batu.
Berdasarkan pengakuan Agus, bom panci itu mulai ia rakit sejak 1 Juni lalu. Agus sebenarnya tak memiliki kemampuan merakit bom sehingga diduga ada kesalahan teknis yang membuat bom meledak di luar rencana. “Sebetulnya ini kesalahan teknis mereka,” kata Bambang. Agus belajar merakit bom panci melalui Internet.
Ledakan di kamar Agus terjadi pada Sabtu sore lalu sekitar pukul 15.30. Saat terjadi ledakan, Agus sedang berjualan bakso di tempat lain di Bandung. Sejumlah tetangga Agus mendobrak kamar kontrakan itu yang penuh dengan asap putih dan bahan bom seperti paku dan panci yang berserakan.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kaitan antara Agus dan jaringan teroris. “Kami sedang menyelidiki,” kata dia.
Teror bom juga terjadi di Poso, Sulawesi Tengah. Seorang warga Poso yang menjadi saksi, Budiman Maliki, mengatakan ada benda mencurigakan dibungkus plastik putih ditemukan di depan Sekolah Menengah Kejuruan Gereja Kristen Sulawesi Tengah di Kasintuwu, Poso. “Kepolisian dan tim Gegana langsung datang ke lokasi,” kata dia. Martinus Sitompul mengatakan tim gegana kepolisian tak menemukan unsur berbahaya dalam benda itu. Menurut dia, bungkusan itu berisi kertas, slip bank, pisau lipat, dan korek.
Masih di Poso, kemarin polisi juga menemukan bungkusan plastik di depan Markas Kepolisian Resor Poso yang berisi batu, kabel kecil, jaring tempat sandal jepit, dan serpihan kertas. “Kami juga menemukan tulisan bernada akan mengganggu ketertiban umum,” kata Martinus.
IQBAL TAWAKAL | NINIS CHAIRUNNISA