Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Polisi Belum Sebar Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan?  

image-gnews
Sketsa terduga penyerang Novel Baswedan. Tempo
Sketsa terduga penyerang Novel Baswedan. Tempo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian belum mengumumkan tiga sketsa wajah pelaku penyerangan Novel Baswedan yang mereka buat. Alasannya, menurut juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya, Komisaris Besar Raden Argo Yuwono, penyidik perlu tambahan keterangan dari “seorang saksi yang berada di luar negeri”.  “Setelah konfirmasi dari saksi itu akan segera diselesaikan tim teknologi,” kata dia. Baca: Video Penyerangan Novel, Eksklusif di Tempo.co Senin Pukul 08.00

Polisi baru membuat sketsa pelaku dengan mewawancarai saksi-saksi, dua bulan setelah penyerangan Novel pada 11 April lalu selepas subuh. Sebagai perbandingan, polisi membuat sketsa pelaku pembacok pakar teknologi informasi Hermansyah hanya sehari setelah kejadian. Argo menyatakan hal itu disebabkan oleh “keterbatasan informasi detail dari para saksi”.

Argo tidak mengiyakan apakah “saksi di luar negeri” itu Novel, yang kini masih menjalani perawatan di Singapura. Sejak awal, Novel mengatakan tak melihat wajah penyerangnya. Serangan brutal dengan air keras itu berlangsung cepat dan dari arah belakang. “Saya mendengar ada suara sepeda motor mendekat, tapi tak sempat melihat apa-apa,” kata penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi itu.

Menurut Argo, tim penyidik telah memeriksa tiga saksi yang melihat pelaku di lokasi yang berbeda. Saksi pertama melihat seorang pria mencurigakan mengenakan jaket duduk di atas sepeda motor dekat rumah Novel. Saksi kedua melihat pria tak dikenal yang masuk ke tempat pengambilan wudu di masjid tempat biasa Novel menjalankan salat berjemaah. Kedua peristiwa itu terjadi beberapa hari sebelum penyerangan terhadap Novel Baswedan. Sedangkan saksi ketiga melihat seorang pria mencurigakan tengah berada di jembatan dekat masjid, beberapa menit sebelum penyerangan.

Sejumlah sumber informasi mengatakan polisi menggunakan dua metode untuk membuat sketsa. Pertama, memakai jasa penggambar berkemampuan supranatural. Penggambar itu menyalami saksi, lalu menorehkan pensilnya di atas kertas. Cara kedua adalah menggunakan teknologi informasi. Para saksi diminta memilih ciri-ciri setiap anatomi wajah yang tersimpan dalam data kepolisian. “Sketsa pertama cukup mirip. Yang kedua justru jauh,” ujar seorang saksi. Baca juga: 105 Hari Pelaku Tak Terungkap, Novel Baswedan: Kami Tidak Gentar

Untuk membuat gambar pembanding dari sketsa polisi yang belum dipublikasikan itu, pekan lalu Tempo mewawancarai sejumlah saksi mata. Ilustrator Tempo mengikuti proses wawancara, lalu memvisualkan ciri-ciri yang mereka sebutkan. Seorang saksi mengingat ciri-ciri pria yang menunggu di luar masjid beberapa saat sebelum penyerangan. “Hidungnya mirip Akbar Tandjung,” kata dia menyebut mantan Ketua Umum Partai Golkar itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sketsa wajah yang selesai digambar dimintakan konfirmasi kepada saksi. Mereka lalu mengamati, mengoreksi beberapa bagian, dan menambahkan beberapa hal yang dia ingat. Wajah yang ada di halaman muka koran ini sudah mendapat konfirmasi dari mereka.

Para saksi juga menyebutkan ciri-ciri lain, seperti tinggi badan dan bentuk tubuh serta pakaian yang dikenakan. “Saya melihat badannya gempal,” kata seorang saksi, yang untuk alasan keamanan tidak disebutkan identitasnya. “Waktu itu ia duduk, seperti mengamati telepon selulernya,” ia menambahkan.

Sketsa wajah pelaku itu diperlukan karena kamera keamanan di depan rumah Novel tidak jelas merekam mereka. Dalam video yang mulai pagi ini bisa diakses di Tempo.co, hanya terlihat dua orang berboncengan terlihat mendekati Novel, sepeda motornya sedikit oleng, lalu melarikan diri. Mereka seperti sengaja memilih tempat yang tidak diterangi lampu jalan ketika menyiramkan air keras ke wajah Novel.

Presiden Joko Widodo menyatakan Senin ini akan bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan menanyakan langsung perkembangan kasus penyerangan Novel Baswedan. “Besok Kapolri mau menghadap,” kata Jokowi. Artikel terkait: 9 Catatan Kasus Novel Baswedan, Penyidikan Polisi Jalan di Tempat

TIM TEMPO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

1 jam lalu

Mantan penyidik KPK Novel Baswedan hadir untuk menyaksikan sidang perdana dengan terdakwa Haris Azhar dan Fatia dalam kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jakarta, Senin, 3 April 2023. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Novel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis

Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.


Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

3 jam lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.


7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

12 hari lalu

Penyidik KPK, Novel Baswedan, saat tiba di Jakarta Eye Center  Menteng, Jakarta Pusat, 11 April 2017. Novel Baswedan dirujuk di Jakarta Eye Center untuk mendapatkan perawatan secara intensif guna menyembuhkan mata kirinya yang terluka parah, setelah dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. TEMPO/Imam Sukamto
7 Tahun Lalu Penyidik Senior KPK Novel Baswedan Disiram Air Keras, Ini Kronologi Teror yang Dihadapinya

Selasa subuh, 11 April 2017, tujuh tahun lalu eks penyidik senior KPK Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang tak dikenal. Begini kronologinya.


Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

42 hari lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sikap Tokoh yang Surati Parpol untuk Dukung Hak Angket, dari Novel Baswedan hingga Suciwati

Novel Baswedan mendukung hak angket karena tak ingin kecurangan dan praktik koruptif dalam pemilu dianggap lumrah atau dimaklumi.


Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

42 hari lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kasus Korupsi di Internal KPK Terkuak, Novel Baswedan Khawatir KPK Hanya Jadi Bagian Masalah

Eks penyidik KPK Novel Baswedan perlu kepemimpinan KPK yang berintegritas dan komitmen tinggi serta berkompeten untuk memberantas korupsi.


Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

43 hari lalu

Mantan pimpinan KPK Abraham Samad dan Saut Sitomurang serta mantan Wamenkumham Denny Indrayana melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung KPKi, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Koalisi yang terdiri dari sejumlah tokoh pegiat antikorupsi itu mendesak dan menuntut Ketua KPK Firli Bahuri untuk dicopot dari jabatannya karena dinilai telah melakukan pelanggaran kode etik dan pelanggaran perilaku. TEMPO/Imam Sukamto
Abraham Samad Turut Dukung Hak Angket DPR: Hukum Orang-orang yang Terlibat dalam Kecurangan Pemilu

Abraham Samad Ketua KPK 2011-2015 termasuk dari 50 tokoh yang menandatangani surat untuk ketua umum parpol agar gulirkan hak angket. Ini alasannya.


50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

43 hari lalu

Massa membawa poster saat menggelar aksi unjuk rasa menuntut pengusutan dugaan kecurangan pemilu serta digulirkannya hak angket di Depan Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat, 8 Maret 2024. Aksi tersebut menuntut DPR RI mendukung hak angket serta pengusutan dugaan kecurangan Pilpres dan Pileg dalam Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
50 Tokoh Surati Parpol Dukung Hak Angket Pemilu 2024, Begini Syarat Pengajuannya di DPR

Partai politik memiliki peran penting untuk merealisasikan hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024.


Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

44 hari lalu

Penyidik nonaktif KPK Novel Baswedan mengikuti aksi anti korupsi di Jakarta, Selasa, 21 September 2021. Peserta aksi meminta Presiden Joko Widodo untuk membatalkan pemecatan 57 pegawai KPK yang selama ini dinilai memiliki integritas tinggi dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. ANTARA/M Risyal Hidayat
Alasan Novel Baswedan Ikut Dukung Surat Desak Parpol Gulirkan Hak Angket Pemilu 2024: Harus Diperiksa Tuntas

Eks penyidik KPK Novel Baswedan, satu dari 50 tokoh yang mengirimkan surat kepada partai politik untuk mendesak digulirkannya hak angket Pemilu 2024.


Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

45 hari lalu

Mantan penyidik KPK, Novel Baswedan menyaksikan sidang putusan praperadilan Firli Bahuri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 19 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korupsi di Internal KPK, Novel Baswedan ke Presiden: Jangan Hanya Diam Apalagi Justru Ikut Melemahkan

Eks Penyidik KPK Novel Baswedan, mengatakan banyaknya korupsi di KPK menggambarkan adanya upaya pelemahan terhadap lembaga antirasuah.


Terpopuler: Novel Baswedan Tak Habis Pikir Penyidik KPK Geledah Rutan KPK, Syafiq Basalamah Janji Tak Singgung Amaliyah NU

51 hari lalu

Aktivis antikorupsi antara lain Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, Sujanarko, Harun Al Rasyid di Gedung KPK setelah Ketua KPK Firli Bahuri ditetapkan Polda Metro Jaya sebagai tersangka dalam kasus pemerasan SYL, pada 23 November 2023. TEMPO/S. Dian Andryanto
Terpopuler: Novel Baswedan Tak Habis Pikir Penyidik KPK Geledah Rutan KPK, Syafiq Basalamah Janji Tak Singgung Amaliyah NU

Berita terpopuler di Top 3 Metro memuat laporan tentang tanggapan Novel Baswedan soal penyidik KPK yang menggeledah rutan KPK.