TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mempublikasikan sketsa wajah satu dari dua orang yang dicurigai sebagai pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan. Seorang pria yang digambarkan berwajah bulat, berkulit hitam, dan berambut ikal tersebut diduga pengendara sepeda motor yang memboncengkan pelaku lain sebagai penyiram air keras ke wajah penyidik utama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.
“Ini statusnya (hasil sketsa) baik. Artinya mendekati wajah yang dilihat saksi,” kata Tito di Istana Kepresidenan, kemarin. Adapun sketsa penyiram air keras, kata Tito, hingga kini masih disempurnakan dan belum dapat dipublikasikan.
Baca: Kapolri: Polri Siapkan Pemeriksaan untuk Novel Baswedan
Kemarin, Tito bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk memaparkan perkembangan penyelidikan kepolisian dalam kasus ini. Menurut Tito, timnya baru dua hari lalu menyempurnakan sketsa wajah orang yang diduga sebagai pelaku dari tiga sketsa sebelumnya. “Ini kami lakukan berulang-ulang, mulai dari sketsa tangan sampai menggunakan teknologi yang mutakhir,” kata Tito. “Kemudian kami rekonstruksikan menggunakan sistem komputer, sehingga terakhir kami dapatkan yang ini."
Hingga hari ke-112 sejak teror terhadap Novel terjadi pada 11 April lalu, kepolisian belum juga mampu mengungkap kasus ini. Alih-alih dalang penyerangan, polisi bahkan belum dapat mengungkap dua orang tak dikenal yang menyiramkan air keras ke wajah Novel.
Sejauh ini, kepolisian telah meminta keterangan 56 saksi, memeriksa 50 jenis rekaman kamera pengawas, dan menelusuri lebih dari 100 toko kimia penjual air keras.
Baca: Ada Tiga Sketsa Wajah Penyerang Novel Baswedan
Polisi juga melepaskan lima orang yang semula dicurigai sebagai pelaku dengan dalih punya alibi kuat—tiga di antaranya adalah pemuda asal Tulehu, Maluku Tengah, yakni Muhammad Lestaluhu, Muhklis Ohorella, dan Muhammad Hasan Hunusalela. Ketiganya disorot lantaran terekam dalam foto hasil jepretan tetangga Novel yang mencurigai gerak-gerik mereka di sekitar rumah Novel beberapa hari sebelum penyerangan.
Menurut Tito, ciri-ciri orang dalam sketsa buatan kepolisian tak mengarah kepada ketiga orang tersebut. “Badan Lestaluhu pendek, 157 cm. Pelaku ini 167-170 cm,” kata Tito. Meski mengakui timnya terhambat dalam mengungkap kasus ini, Tito menyatakan investigasi akan dilanjutkan bekerja sama dengan KPK.
Juru bicara KPK, Febri Diansyah, mengatakan lembaganya berharap kepolisian cepat menuntaskan penyelidikan teror terhadap Novel setelah mengantongi sketsa wajah pelaku. Dia khawatir para pelaku bisa kembali menyerang pegawai KPK lainnya, atau bahkan berbagai pegiat antikorupsi. “Kalau pelaku dan aktor intelektualnya dibiarkan, risiko tidak hanya pada Novel,” ujarnya.
Istri Novel Baswedan, Rina Emilda, juga menginginkan pelaku penyiraman air keras terhadap suaminya cepat ditemukan. Menurut Rina, akan lebih baik bila pemerintah membentuk tim pencari fakta gabungan untuk menuntaskan kasus ini.
TIM TEMPO