Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Bagaimana Saracen Berdagang Ujaran Kebencian di Medsos

image-gnews
Informasi hoax yang beredar lewat pesan berantai. facebook.com
Informasi hoax yang beredar lewat pesan berantai. facebook.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bareskrim Polri menyelidiki sindikat penyebar dan pemesan ujaran kebencian di media sosial atau berita palsu (hoax) oleh kelompok Saracen. Menurut polisi, modus kerjanya pemesan adalah orang-orang yang dikirimi proposal oleh kelompok Saracen. Selanjutnya, untuk mendapatkan pesanan kelompok ini membuat proposal yang akan disebarkan kepada pihak-pihak tertentu.

“Kami masih mendalami soal itu,” kata Kepala Sub-Bagian Operasi Satuan Tugas Patroli Siber Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Ajun Komisaris Besar Susatyo Purnomo, kepada Tempo di Jakarta, Kamis, 24 Agustus 2017.

Susatyo menjelaskan, sejumlah ormas dan lembaga disebut menerima dan memesan jasa ujaran kebencian kepada Saracen. Dalam proposal umumnya telah termuat harga paket dan konten ujaran kebencian yang akan disebarkan. Jika harga disepakati, konten yang sudah disiapkan itu akan diunggah melalui akun-akun yang dimiliki Saracen.


Baca: Saracen Punya Media Online Sebagai Sumber Pemasukan

Menurut Susatyo, unggahan tersebut biasanya akan terus tayang hingga beberapa bulan sesuai dengan kesepakatan. “Biasanya hingga enam bulan,” kata Susatyo. Unggahan-unggahan berkonten negatif itu pun akan membanjiri media sosial hingga menjadi viral atau sesuai dengan keinginan pemesan.

Selain lewat proposal, menurut Susatyo, Saracen mengerjakan pesanan yang datang langsung dari pemesan tertentu. Namun lagi-lagi, polisi belum bisa mengungkapnya. Penyidik masih menelusuri para pemesan ujaran kebencian itu. “Kami butuh waktu untuk menyelidikinya,” kata Susatyo.

Berdasarkan penelusuran sementara kepolisian, sindikat ini memiliki sekitar 800 ribu akun yang aktif di media sosial. Akun-akun ini akan beroperasi begitu mendapatkan pesanan. “Dunia maya itu kan luas sekali sehingga membutuhkan waktu untuk menelusurinya,” kata Kepala Sub-Direktorat 1 Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komisaris Besar Irwan Anwar.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tiga pentolan kelompok Saracen telah ditangkap oleh polisi. Mereka adalah Muhammad Faizal Tanong, Jasriadi, dan Sri Rahayu Ningsih. Ketiganya ditangkap di lokasi berbeda sejak 21 Juli 2017 lalu. Irwan mengatakan tiga orang itu adalah orang yang berperan penting dalam kelompok Saracen.

Dalam salah satu situsnya, Saracen menuliskan sejumlah nama yang masuk ke dalam struktur kepengurusan, dari dewan penasihat, sekretaris, media informasi, hingga koordinator grup. Salah satu nama yang disebut dalam struktur itu adalah Eggi Sudjana. Dia tercantum sebagai dewan penasihat Saracen bersama purnawirawan TNI Ampi Tanujiwa.

Saat dimintai konfirmasi, Eggi mengatakan tak tahu-menahu soal Saracen. “Itu fitnah, saya tak pernah tahu tentang Saracen ini,” kata dia. Dia mengaku baru mengetahui soal Saracen dari pemberitaan di media. Atas pencatutan namanya itu, Eggi meminta kepolisian untuk menyelidikinya lebih dulu.

NINIS CHAIRUNNISA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

14 Desember 2023

Cyber crime semakin meningkat seiring perkembangan teknologi digital. Meskipun memberikan kemudahan, kemajuan teknologi juga membawa risiko besar. Foto: Canva
Waspada, Ini 6 Jenis Cyber Crime yang Paling Sering Terjadi

Cyber crime semakin meningkat seiring perkembangan teknologi digital. Meskipun memberikan kemudahan, kemajuan teknologi juga membawa risiko besar.


Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

21 Agustus 2023

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi ketika ditemui di Media Center Kominfo, Senin, 21 Agustus 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Bahas Perkembangan Teknologi, Menkominfo: Kejahatan Dulu Curanmor, Sekarang Cyber Crime

Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan semua pihak harus menyesuaikan diri seiring terjadinya perkembangan teknologi.


Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

31 Januari 2023

Kabalitbang SDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, saat memberikan pengantar dalam Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, Kamis, 19 Mei 2022. (Kominfo)
Kominfo Punya Pelatihan Khusus Cyber Security untuk Keamanan Infrastruktur Digital

Kominfo memiliki pelatihan khusus mengenai cyber security. Pelatihan itu digelar untuk meningkatkan keamanan infrastruktur digital.


1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

6 September 2022

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan. (Kominfo)
1,3 Miliar Data SIM Dibobol, Kominfo: Seolah yang Membocorkan Pahlawan

Kominfo menyayangkan beberapa pihak menganggap hacker pembocor data adalah pahlawan.


6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

27 Agustus 2022

Waspadai Modus Penipuan Online Saat Libur Mudik Lebaran
6 Cara Mencegah dan Melaporkan Penipuan Online

Pada umumnya, tujuan para pelaku penipuan online adalah membobol dan mencuri data-data pribadi. Begini cara mencegah dan melaporkannya.


Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

24 Agustus 2022

Personel kepolisian menunjukkan barang bukti judi online dan judi manual saat rilis kasus di Polres Pemalang, Jawa Tengah, Jumat, 19 Agustus 2022. Satreskrim Polres Pemalang berhasil mengungkap 24 tersangka dari 17 kasus sindikat bisnis judi online, judi manual dan judi kartu selama Agustus 2022. ANTARA/Oky Lukmansyah
Pengamat: Polri Punya Tim Cyber Crime, Mudah Saja Menggulung Judi Online

Peneliti ISeSS menyebut Polri cukup mengandalkan tim cyber crime untuk menggulung judi online. Hanya menangkap pengecer dan pemain kelas bawah.


Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

30 Desember 2021

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Muhammad Fadil Imran menunjukkan barang bukti saat rilis kasus penindakan pungutan liar dan premanisme di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 17 Juni 2021. Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus penindakan pungutan liar dan premanisme di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang melibatkan empat kelompok dengan total 24 tersangka hingga merugikan ratusan sopir truk kontainer dengan total kerugian mencapai Rp 177.349.500. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Tutup Tahun 2021, Kapolda Metro Jaya Klaim Selesaikan Semua Laporan Masyarakat

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran mengatakan crime clearance sepanjang 2021 adalah 30.870 kasus atau 102 persen.


Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

8 September 2021

Dokter kecantikan Richard Lee ditemani istinya Reni Effendi dan kuasa hukumnya Razman Arif Nasution menyampaikan keterangan setelah dibebaskan, di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis, 12 Agustus 2021. Instagram pribadi Richard Lee yang disita kepolisian sebagai barang bukti atas kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Kartika Putri. TEMPO/Nurdiansah
Kasus Ilegal Akses, Richard Lee: Saya Optimistis karena Tidak Bersalah

Dokter Richard Lee menjelaskan bahwa ia sangat optimis dalam kasus ini karena merasa tidak melakukan tindakan kriminal.


Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

28 Mei 2021

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (tengah) memberikan keterangan terkait perkembangan operasi pencarian KRI Nanggala 402 saat konferensi pers di Lanud I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Ahad, 25 April 2021. Kapal Selam tersebut ditemukan di kedalaman 839 meter dan 53 awak kapalnya dinyatakan gugur di perairan utara Bali. ANTARA/Fikri Yusuf
Begini Kesiapan TNI Hadapi Perang Siber

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan perang siber telah menjadi medan perang baru yang dapat memicu ketegangan antarnegara


Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

16 Juni 2020

Ilustrasi buronan
Polda Metro Jaya Ringkus Buron Federal Bureau of Investigation

Kepolisian Daerah Metro Jaya meringkus seorang buronan Federal Bureau of Investigation (FBI). Pelaku dikabarkan ditangkap di kawasan Jakarta Selatan.