TEMPO.CO, Tangerang - Kepolisian Resor Kota Tangerang membongkar praktik perjudian di tengah pelaksanaan pemilihan kepala desa serentak. Lima pelaku ditangkap lantaran menjadikan peluang keterpilihan kandidat sebagai ajang taruhan. “Tim operasi tangkap tangan menangkap mereka saat berjudi,” ujar Kepala Kepolisian Resor Kota Tangerang, Ajun Komisaris Besar Sabilul Alif, Minggu, 28 Agustus 2017.
Lima pelaku berinisial JUH, 66 tahun, ZS (41), MH (52), MR (48), dan JTM (48). Kelimanya ditangkap lewat operasi penyamaran tim kepolisian yang mendapatkan laporan dari masyarakat. Para tersangka tak berkutik ketika salah seorang anggota tim yang berpura-pura ingin memasang taruhan mengungkap identitas aslinya sebagai polisi. “Barang bukti langsung disita,” kata Sabilul.
Baca Juga:
Para pelaku ditangkap Sabtu akhir pekan lalu di toko telepon seluler milik salah seorang di antara mereka. Toko tersebut terletak di Simpang 4 Tugu Mauk, Kampung Mauk Timur, Desa Mauk Timur, Kabupaten Tangerang. Para pelaku mengaku baru kali ini berjudi. Dari tangan para tersangka, kata Sabilul, polisi menyita tiga lembar kuitansi dan uang tunai Rp 38,2 juta.
Baca:
Ada Tim Tangkap Tangan di Pilkades Serentak...
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Tangerang, Komisaris Gunarko, mengatakan para pelaku berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Mereka ada yang bekerja sebagai pedagang, karyawan, dan wiraswasta. Setiap pelaku memiliki peran dalam kelompok perjudian itu, seperti pengepul, perantara, dan pemegang uang taruhan. “Mereka juga jadi pemain,” kata dia.
Para pelaku beserta barang bukti kini ditahan di markas Polres untuk penyelidikan. Menurut Gunarko, masih ada pelaku lain praktik perjudian di seputar pelaksanaan pilkades serentak yang digelar di 16 desa itu. Peran mereka bakal ditelusuri melalui pengakuan para tersangka. “Kami masih mengembangkan kasus ini untuk mengungkap jaringan serta tersangka lain,” kata dia.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tangerang, Yusuf Herawan, menjelaskan perjudian pernah terjadi dalam pemilihan kepala desa sebelumnya. Sebagian di antara para pelaku dan pesertanya berasal dari luar Tangerang. Pemerintah Kabupaten Tangerang telah meminta bantuan kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia untuk memberantas praktik tersebut.
Baca: Pilkades Serentak Tangerang, 10 Desa Pakai Sistem...
Tercatat ada 1.678 polisi dan tentara yang diterjunkan selama pelaksanaan pilkades di Kabupaten Tangerang tahun ini. Mereka ditugasi mengamankan 47 tempat pemungutan suara di sembilan kecamatan. Semua personel pengamanan yang dilibatkan mengikuti apel pasukan di Lapangan Maulana Yudhanegara, Jumat lalu.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Tangerang, Azis Gunawan, selain judi pemilihan kepala desa, rawan terjadi bentrokan antar-pendukung pada kandidat. Desa yang rawan konflik terutama ada di wilayah Pantai Utara seperti Mauk, Sukadiri, dan Kronjo. Menurut Azis, konflik biasanya dipicu oleh kesalahpahaman antar-pendukung. “Masalah sepele, kata dia, bisa memicu keributan yang besar,” ujar dia.
JONIANSYAH HARDJONO | AYU CIPTA